Bel yang menandakan jam pelajaran telah selesai dan jam istirahat dimulai sudah terdengar.
“Kita akhiri pertemuan hari ini sampai disini, kita akan melanjutkannya lusa. Jangan lupa kerjakan tugas halaman 21 sampai 23 di kumpulkan lusa.” Ucap sang guru.“Baik bu.” Jawab seluruh siswa dan siswi di kelas Abel serentak termasuk Abel.
Setelah guru yang mengajar keluar para siswa dan siswi juga bergegas untuk segera ke kantin. Termasuk Abel dan teman-temannya juga.
“Bel, bisa gak jalan ke kantin? Atau mau nitip aja?” Tanya Hana.
“Kayanya gue nitip aja deh, tadi gue udah di beliin sarapan sama Alister.” Jawab Abel.
“CIIIEEEEE.” Ucap Hana dan Jelita kompak.
“Apaan sih, udah aku nitip minuman aja sama snack.”“Ya udah kita ke kantin dulu.” Pamit Jelita pada Abel yang dijawab dengan anggukan kepala Abel.
Hana dan Jelita berjalan keluar kelas dan mereka berpapasan dengan Alister yang juga hendak masuk ke kelasnya. Hana dan Jelita kompak diam di depan pintu dan melihat ke arah Alister, dan ternyata Alister menuju ke meja tempat Abel.
Abel yang sedang mendengarkan musik menggunakan earphone tidak menyadari kehadiran Alister. Dia baru sadar ketika Alister mengetuk mejanya.
“Kenapa?” Tanya Abel pada Alister.
“Nih, gue bawain roti sama susu buat lu. Gue tau lu gak bisa ke kantin karena kaki lu masih keseleo.” Jawab Alister.
“Tapi gue gak minta.” Kata Abel lagi.
“Emang lu kagak minta, gue inisiatif aja. Kasian soalnya kalau lu gak makan, takutnya pingsan.”
“Oke kalau gitu thanks.” Jawab Abel.
“CIIIEEEE.” Itu teriakan dari teman Abel dan juga Alister, ternyata mereka dari tadi menguping pembicaraan Abel dan Alister di depan pintu. Bahkan Hana dan Jelita tidak jadi ke kantin karena rasa penasaran mereka, begitu juga dengan sahabatnya Alister yang penasaran karena Alister dengan cepat keluar dari kelas menuju kantin dan ternyata dia membelikan susu serta roti untuk Abel.
“Kayanya temen lu naksir tuh sama temen gue.” Kata Hana yang entah di tujukan pada siapa.
“Iya, gue aja naksir sama temen lu.” Jawab Dylan.
“Bukan nya lu naksir H-“ Baru saja Barra ingin menyambung tapi mulutnya keburu di bekap oleh Dylan.
“Diem anjir.” Kata Dylan.
“Ngapain lu pada di situ?” Tanya Alister pada sahabatnya.
“Kalian gak jadi ke kantin?” Tanya Abel juga pada sahabatnya.
“Gak, kita kenyang liat lu sama Alister.” Sahut Jelita.
“Lagi menikmati pemandangan yang jarang terjadi sama lu.” Jawab Cakra pada pertanyaan Alister.
“Nanti gue kesini lagi setelah beres kelas. Roti sama sususnya jangan lupa dimakan dan diminum, gue mau ke rooftop dulu.” Kata Alister pada Abel.
Alister pun kemudian meninggalkan kelas Abel diikuti oleh teman-temannya, sedangkan Jelita dan Hana masuk kembali ke kelas mereka tidak jadi pergi ke kantin.
“Kok kalian gak jadi ke kantin?” Tanya Abel yang tak di hiraukan oleh kedua orang itu.
“Fix sih ini.” Kata Hana.
“Fix apa? Kelas berikutnya kosong?” Tanya Abel.
“Fix Alister suka sama lu, jelas banget kelihatannya itu. Gak mungkin banget Alister mau repot-repot kesini Cuma buat nganterin susu sama roti buat lu.” Timpal Jelita.
“Iya banget. Kalau mau tanggung jawab itu sebatas tadi dia nganterin lu ke UKS dan nyariin lu seragam ganti, tapi apa?? Ini dia sampe beliin lu sarapan segala, terus barusan dia nganterin susu dan roti buat lu. Masa iya kurang jelas kalau dia naksir sama lu.” Jelas Hana.
“Kalian apaan sih, gue aja baru tau Alister hari ini. Terus Alister juga baru tau gue hari ini, jadi itu gak mungkin banget.” Jawab Abel menyangkal.
“Lu tau gak sih ada yang namanya love at first sight? Nah itu, Alister tuh love at first sight sama lu.” Kata Jelita.
“Gak mungkin. Kalian jangan bikin-bikin cerita ya, nanti kalau ada yang denger bahaya Alister kan banyak fansnya, kalau gue di serang gara-gara hoax ini gimana?” Tanya Abel pada kedua sahabatnya.
“Bener juga sih, kasian nanti Abel nya kita bisa-bisa dia di bully sama si Nenek Lampir.” Hana menyetujui perkataan Abel.
Akhirnya Hana dan Jelita tidak jadi ke kantin, mereka memilih untuk bercerita-cerita sambil menunggu bel masuk.
Di halaman belakang sekolah, ada dua pasang manusia berbeda jenis sedang mengobrol.
“Tadi dia nyamperin si cewek, bawain roti sama susu.” Kata sang laki-laki.
“Sabar anjing, kita lihat dulu pergerakan dia. Dia serius apa gak, soalnya kalau dia gak serius baru lu maju pelan-pelan.” Balas sang perempuan.
“Kelamaan.”
“Tunggu dulu, dia juga baru gerak buat deketin si cewek itu kan.”
“Kayanya dia beneran suka deh sama itu cewek.” Sang laki-laki memanas manasi sang perempuan.
“Slowly but sure.” Putus sang perempuan dan berlalu meninggalkan si laki-laki di halaman belakang.
Bel masuk sudah berbunyi 5 menit yang lalu, tapi guru di kelas Alister belum masuk juga sepertinya sang guru tidak hadir maka dari itu sang ketua kelas mencoba untuk mencari tau ke ruang guru.
“Kok tumben.” Kata Barra memulai pembicaraan.
“Apaan anjir, lu kalau ngomong yang jelas napa.” Emosi Cakra sudah tidak bisa ditahan jika teman-temannya berbicara sepotong-sepotong.
“Temen lu, tumben banget tanggung jawab sampai segitunya.” Jawab Barra.
“Iya ngab, tumben banget. Suka ya lu sama si Abel Abel itu?” Tanya Dylan.
“Diem deh lu semua gak usah pada bacot.” Jawab Alister.
“BTW Abel punya Abang tau.” Kata Cakra membawa informasi.
“Siapa?” dengan cepat Alister menyahut.
“Ciah, kepo.” Jawab Cakra sambil ketawa, dia sangat senang membuat temannya mati penasaran.
Kelas Alister ternyata jam kosong sampai nanti pulang, jadi mereka hanya tidur dan main game online, dan tidak terasa bel pulang sudah berbunyi. Mereka semua bersiap untuk pulang ke rumahnya masing-masing, teman-teman Alister berjalan menuju ke arah kanan sedangkan Alister menuju ke arah kiri ke kelas IPA.
Kompak teman-temannya mengikuti Alister, mereka penasaran mau apa temannya itu ke arah kelas IPA. Dan ternyata, Alister kembali menghampiri kelas Abel sesuai dengan perkataannya tadi siang bahwa dia akan kesini lagi setelah pulang bel sekolah. Dan disinilah Alister sekarang berdiri di depan kelas Abel menunggu gurunya keluar.
Setelah gurunya keluar Alister langsung masuk ke kelas Abel, anak-anak kelas Abel merasa heran takutnya ada anak kelas mereka yang mencari gara-gara dengan Alister. Tapi ternyata mereka salah, Alister kesini untuk menemui Abel.
“Pulang bareng gue.” Kata Alister yang tidak hanya membuat Abel kaget tetapi juga teman Alister, teman Abel dan juga seluruh anak kelas Abel.
“Bella, Ayo pulang.” Kata seseorang di depan pintu yang langsung di angguki oleh Abel.
SEE YOU NEXT PART ❤
THANK YOU FOR VOTING AND COMMENT
KAMU SEDANG MEMBACA
WE FAIL IN LOVE
FanficArisha Bellanca Cheryl atau yang biasa di sapa Abel gadis cantik yang memiliki senyum manis tapi terkenal dengan sikap cuek dingin dan jutek. Banyak para kaum adam yang mencoba mendekatinya tapi selalu ditolak oleh Abel. Kata Abel "Ngapain sih gak j...