Second 'Arisa'

88 5 9
                                    

Ku duduk di dekat jendela kamarku. Sambil memandang lembayung senja yang indah, aku memikirkan hal yang kulihat tadi di sekolah. Mengerikan. Sangat mengerikan. Aku sampai mau pingsan jika mengingatnya.

Flashback on.

Jam menunjukkan pukul 4 sore. Aku baru saja menyelesaikan kegiatan klub musik. Kulihat keadaan sekolah sudah cukup sepi, hanya ada anak-anak klub musik yang sedang membereskan barang-barang. Oh iya! Aku teringat sesuatu, buku Matematika ku tertinggal di kelas.

"Eh, Rin. Bisakah kau menungguku sebentar? Aku mau mengambil buku Matematika ku yang tertinggal di kelas" kataku pada temanku, Rin.

"Oh begitu? Ya sudah kutunggu disini. Jangan lama-lama ya!" katanya.

Aku pun bergegas menuju kelasku, 8D. Saat aku hendak membuka pintu kelas, tiba-tiba aku mendengar suara rintihan dari dalam kelas, walaupun aku tak terlalu yakin itu suara rintihan, karena suaranya yang agak aneh, dan, hei, aku merasa agak familiar dengan suara itu. Dengan perasaan yang bercampur aduk, segera kubuka pintu, dan A... APA?!! A... Arisa?! Aku melihat Arisa, sedang menyayat tubuhnya sendiri, menyayatnya beberapa kali, hingga membentuk banyak luka gores yang dalam dan tetes-tetes cairan berwarna merah itu mengucur dari luka-luka itu, mengotori lantai dan seragamnya. Dia pun tertawa-tawa seperti orang gila. Aku hanya bisa membatu di depan pintu. Oke, aku pastikan saat ini aku sedang tidak berhalusinasi atau semacamnya. Jadi, yang kulihat ini kemungkinan sungguhan.

"A... A-Arisa!! Ada apa denganmu??" aku berteriak padanya. Tapi dia tak menghiraukanku. Dia berjalan ke arahku sambil mengacungkan cutter. Kepalaku mendadak terasa pusing sekali. Badanku gemetar dan berkeringat dingin. Dengan tenagaku yang seadanya aku mencoba lari sekuat tenaga.

"Yukari, kenapa kau lama se... Yukari! Kau kenapa? Wajahmu pucat sekali. Kau sakit?" tanya Rin padaku. Entah mengapa, aku sulit sekali untuk menjelaskan apa yang terjadi padaku. Dengan napas yang tersengal-sengal aku mengajaknya untuk segera pulang.

Flashback off.

Tak terasa hari sudah gelap, menandakan bahwa malam telah tiba. Ibu pun memanggilku untuk makan malam. Selesai makan malam, aku mengerjakan PR, setelah itu aku langsung tidur dan melupakan apa yang terjadi hari ini.

Jam telah menunjukkan pukul 06.10 pagi. Duh, aku bangun lebih telat dari biasanya. Segera aku bangkit dari tempat tidur, lalu segera pergi mandi. Selesai mandi dan berseragam, buru-buru aku sarapan dan langsung pergi ke sekolah. Hufft... untung aku tidak telat datang ke sekolah. Segera saja aku menuju ke kelasku.

Keadaan kelas... seperti biasa saja. Seseorang menepuk pundakku dan menyapaku. Itu Arisa. Arisa?

"WAAA!!!" aku sangat kaget dan spontan berteriak kencang. Teman-temanku yang lain melihatku dengan tatapan bingung. Arisa disini, masih hidup?! Keadaannya pun terlihat baik-baik saja.

"Hey, kenapa berteriak saat melihatku? Kayak lihat setan aja" tanya Arisa padaku.

"Arisa.. Bukankah kau... Luka-luka itu..." kataku yang masih kaget.

"Hah? Kau ini bicara apa sih? Aku gak ngerti" Arisa kebingungan.

"Kau baik-baik saja? Tidak sakit?" tanya ku yang masih kaget.

"Aku tidak apa-apa. Aku sehat-sehat saja. Kau ini kenapa sih, tumben bertanya seperti itu padaku" jawabnya.

"Ahahahaha tidak apa-apa kok" kataku sambil mencoba tersenyum padanya walaupun masih diliputi oleh kebingungan. Jadi, yang kulihat kemarin itu sebenarnya siapa?

Tapi, saat aku mengobrol dengan Arisa, aku melihat, tepat di belakang Arisa, sosok kemarin yang kulihat di kelas, 'Arisa' dengan banyak sayatan di tubuhnya, tersenyum mengerikan.


Second 'Arisa'Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang