17

158 3 1
                                    

Hayden mengosok lembut belakang Amelia dengan sabun itu. Dia kemudian memeluk Amelia dari belakang. Dia mengucup bahu Amelia,

"Puan..."
air membasahi tubuhnya, Amelia berpaling, wajah Hayden diusapnya,

"Saya ingatkan puan dah tak-"

"Kenapa awak fikir macam tu?"
tanya Amelia,

"Sebab waktu saya nampak tunang puan keluar dari bilik puan waktu tu, keadaan dia macam-"

"Dan, sebab tu saya tak nak masukkan ke dalam malam tu, takut puan, sakit lagi..."

Amelia memandang Hayden,

"Hayden, awak lelaki pertama yang saya izinkan untuk pegang saya sejauh ni."
kata Amelia, bibir Hayden diusapnya,

"No one else after you..."

"Termasuk suami puan nanti?" Amelia terdiam.

Amelia memaut Hayden, dada bidang lelaki itu dikucupnya, mereka berdua kembali hanyut di alam asmara di bilik mandi itu. Pertanyaan itu dibiarkan tergantung disitu.

Amelia mengancing butang kemeja Hayden, Hayden menatap wanita di hadapannya itu, dia tersenyum namun hatinya nestapa, wanita di hadapannya itu akan menjadi milik orang esok

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Amelia mengancing butang kemeja Hayden, Hayden menatap wanita di hadapannya itu, dia tersenyum namun hatinya nestapa, wanita di hadapannya itu akan menjadi milik orang esok. Tak terasa air matanya mengalir, menitik pada tangan Amelia. Dia cepat mengesatnya, Amelia mengangkat wajahnya memandang Hayden.

"Awak okay?"
pipi itu diusap, Hayden tersenyum,

"Ya! Saya okay puan! Kenapa? Nampak macam saya tak okay ke?"
bohongnya,

"Hay... jangan menipu kalau awak tak pandai..."
tangan Hayden dibawa ke pipinya, dia mengucupnya,

"It's was... the hardest goodbye for me, puan..."
ungkapnya dengan nada tersedu-sedu, Amelia melihat wajah arjuna dihadapannya itu sudah dibasahi air mata,

"Hayden...saya minta maaf..."
Amelia menekap wajahnya di dada Hayden,

"Saya..."
bilik itu dipenuhi dengan suasana gundah dan lara di antara dua insan yang saling mencintai namun tidak bisa memiliki. Sungguh tidak adil semesta kerana tidak menemukan mereka lebih awal dan bertemu di kala yang salah.

"Puan, look at me..."
pinta Hayden,

"Walaupun kita tidak bersama, saya akan tetap ada untuk puan apabila puan perlukan saya... cari saya bila puan perlukan tempat untuk meluah dan berteduh. I'll always be here for you..."

"You are my first, after you, no one else will. "

jemari mengesat air mata wanitanya itu.

Nafasnya yang tertahan akhirnya dilepaskan dalam hembusan yang panjang dan tenang, dia mengesat air mata yang membasahi wajahnya, dia terlihat lebih rileks dan tenang. 

"Jam dah lewat, puan perlu balik. Esok hari bahagia puan, tak baik bakal pengantin balik lewat malam."
katanya,

"Awak... ikut saya dari belakang macam dulu boleh?"
tanya Amelia, dia dengan senang hati mengangguk,

Hayden Amelia Where stories live. Discover now