ᗩᒪTᕼEᖇ-01

239 17 0
                                    

"Woi Ash, kemari. Sini-sini gue mau lihatin elo sesuatu." Ucap Dewa. Asther menurutinya dan duduk dibangku sebelahan dengannya. Dewa langsung membuka headphonenya yamg berbentuk persegi panjang berwarna putih dan menunjukkan sesuatu kepada Asther.

"Ow, kak Al." Asther cemberut melihat foto yang ditunjukkan oleh Dewa. Didalam foto tersebut terlihat Al yang sedang berpelukan dengan seorang perempuan yang ia sendiri tidak tau siapa. Dewa sendiri bisa merasakan ekspresi tidak senang diwajah Asther.

"Em kak Dew, makasi ya udah ngasi tau." Dewa mengangguk dan mengambil kembali headphone miliknya. Sedangkan Asther berjalan kembali menuju kelasnya.

~

"Kenapa sayang?" Ucap seseorang didepan Asther yang tak lain adalah Al.

"kakak selingkuhin aku ya?" Ucap asther dengan wajah sedihnya itu. Ia memperlihatkan foto yang diberikan Dewa.

"Astaga sayangku, kamu cuma salah paham okey? Tadi Jina mau jatuh didepan kakak. Jadi kakak tolongin dia. Kakak ga ada maksud apa-apa cuma literally nolongin doang." Ucap Al menjelaskan. Ia menggengam tangan putih milik Asther sambil menyakinkannya.

"Kamu jealous sayang?? Maafin kakak ya bikin salah paham." Wajah milik Al mengukir sebuah senyuman yang membuat wajah menjadi lebih tampan. Asther mengangguk pelan. Al mendekatkan tubuh Berotot miliknya ke Asther. Tubuh dengan proporsi yang tidak terlalu berbeda saling menempel satu sama lain untuk berbagi kehangatan. Al mendekap tubuh Asther dan mengelus pinggang ramping milik pria itu.

"Maaf." Kata itu keluar dari mulut milik Al yang membuat Asther mempererat pelukannya.

"Maaf ka, harusnya aku yang minta maaf." Ucap Asther kembali dengan ekspresi melasnya. Al tersenyum sebentar dan berkata, "Gapapa sayang, aku jadi kamu juga kayak gini." Al mengelus halus rambut Asther.

"Ngomong-ngomong yang ngasi tau kamu siapa sayang??" Tanya Al.

"Kak Dewa."

Al hanya mengangguk singkat dan kembali mendekap Asther.

~

"Ngapain lo manggil gue?"

"Maksud lo apa anjing." Tanya Al pada Dewa dengan mata yang mengintimidasi. Yang ditatap hanya santai, dan berjalan ke penatap.

"Gue cuma mau lo sama Asther putus. Lo tau kan diri elo gak pantes buat dia?!" Jawab Dewa dengan berani

"Terus elo ngerasa pantes buat dia?"

Dewa hanya diam.

"Engga kan? Mati aja lo anak anjing." Al melayangkan pukulannya ke Dewa, hampir terkena. Hanya saja temannya memintanya berhenti atau mereka akan dalam masalah.

~

"Kenapa bre, keliatan banget lo gasuka sama Dewa sampe nyumpahin mati kayak gitu."

"Ck, tu anjing cepuin foto gue sama Jina pas lagi pelukan ke Asther. Untung tuh anak percaya sama gue. " Jawab Al sambil menghisap rokok.

"Dih, elo juga salah. Lagian udah punya pacar ngentod nya sama orang lain." Ucap Jemian yang membuat satu tongkrongan itu tertawa keras termasuk Al.

"Si Cantik engga mau, masi segelan kasian ah kalau dibuka." Ucap Petra yang mendapat lirikan tajam dari Al. "Ah elah, santai napa bre matanya," lanjutnya berkata kepada Al.

"Masa elo gapernah main sama pacar lo sendiri Al?"

"Kaga anjir, mentok pelukan sambil pegang pinggang sama kiss-kiss dikit, itupun kagak kena bibir anjir." Jawab Al jujur.

"Rekor terbaru. Al engga pernah ngewe sama pacarnya padahal udah pacaran lama." Ucap Jemian, ia berkata demikian karena Al terkenal berpacaran hanya untuk berhubungan seks dengan mereka.

"Dih, bikin gue keliatan cuma ngincar lubang doang anjir lo pada." Ucap Al sedikit terkekeh.

"Kan bener?"

Al memperlihatkan ekspresi sinisnya dan setelahnya hanya tertawa. Matanya terahlikan, ia melihat di headphone miliknya terlihat notif menelpon dari 'adek kecil' yang tak lain adalah nomor milik Asther.

"Bentar lo pada diem, Asther nelepon gue."

Al memencet tombol berwarna hijau dan terdengar suara manis dari Asther.

"Kakaaak~" Suara pelan dan lembut milik Asther membuat Al tersenyum sumrigah.

"Kenapa sayangku?" Jawab Al tak kalah lembut. Satu tongkrongan yang mendengarnya langsung kompak berlagak ingin muntah.

"Kakak free ga malem iniii??"

"Ini kakak lagi nongkrong sama temen, bentar lagi mau selesai. Kenapa sayang, mau jalan??"

"Enggaaa, aku mau ajak kakak Netflix and Chill dirumahkuu, aku sendirian-"

"Tapi kalau kakak sibuk, aku ajak temenku ajaa," lanjut Asther

"kakak kesana." Ucap Al

"Em okayy! Love you kakk."

"Love you more, sayang"

Pip, suara telepon dimatikan. Al menaruh kembali gawai miliknya kesaku celana.

"Kak plis i love you more." Ejek Jemian dengan menirukan gaya bicara Al kepada Asther.

"Lo mau gua tonjok Jem?!?! Udah ah, gue cabut dulu." Al bergegas mengambil kunci motor Honda CBR150R berwarna hitam dominan miliknya dan langsung pergi meninggalkan warkop itu.

~

Al memarkirkan motornya didepan rumah berwarna putih dengan paduan biru denim yang membuat kesan aesthetic. Rumah itu memiliki dua lantai. Salah satu jendela itu terbuka, menampilkan seorang lelaki manis yang tersenyum kepadanya.

"Kak Al mau nonton apaa??" Tanya Asther sambil melihat-lihat film yang tersedia.

"Finding Nemo, setiap ada ikan kita kiss." Ucap Al berbisik tepat ditelinga Asther, Asther dapat merasakan deru napas hangat miliknya.

"Kakak ah, nonton Madagascar aja deh." Asther
sedang memencet-mencet huruf di remote untuk menulis film yang ingin ditontonnya.

"Kalau ada hewan kita ciuman." Al menjilat leher putih milik Asther lalu mengecupnya. Sang pemilik leher hanya mematung kaget dengan kejadian yang terjadi saat ini.

"Kenapa engga dipencet filmnya." Ucap Al santai sambil memakan kentang goreng yang disediakan oleh pacarnya itu.

"A-ah? Oh iya." Asther gelagapan. Sedangkan Al fokus makan makanan yang tersedia.

Beberapa menit berlalu, Asther fokus menonton film, lalu Al? Tentu aja dia juga fokus! Fokus ngelihatin Asther tentunya.

"Er, sini disebelah kakak sini. Mau peluk."

"Engga mau, nanti kakak cium aku. Kakak bau rokok."

"Ooo, jadi kakak bau rokok ya."

Al merangkak mendekati Asther dan hap! Ia memeluk Asther dari belakang.

"Gimana kakak masi bau rokok gak?"

"Masi bauu." Asther memonyongkan bibir berwarna pink itu. Al menelan ludah melihatnya. Ah, jujur saja ia ingin mencoba rasa bibir menggoda itu. Hanya saja, sang pemilik tak mengijinkannya.

"Kakak boleh cium bibir kamu?" Al masih menatap intens bibir menggoda milik Asther.

"Em, y-ya boleh."

Hati Al bersorak gembira mengetahui Asther mengizinkannya.

Al menempelkan bibirnya ke bibir Asther. Tangan Sang Sub melingkar di lehernya, sedangkan Sang Dominan mulai meraba-raba paha mulus miliknya.

Al melepas tautan mereka dan menatap mata Asther dengan ekspresi serius.

"Mau lanjutin?"

Asther menggeleng dengan cepat, "Aku takut."

Al yang mendengarnya sedikit kecewa, dia berpikir bahwa malam ini Asther akan mengijinkannya masuk. Ternyata dugaannya salah, tapi setidaknya ia sudah tak penasaran dengan rasa bibir yang sering membuatnya tergoda itu.

"Baiklah kalau begitu, kamu tidurlah. Kakak mau pulang."

TBC

ALTHER (hiatus)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang