ᗩᒪTᕼEᖇ-03

126 15 0
                                    

Matahari mulai terbit dari timur memperlihatkan cahayanya. Seorang pria telanjang dada bangun karena suara alarm di telepon pintar miliknya. Ia melihat sekeliling, ruangannya saat kotor dengan tisu yang berserakan dilantai. Ia mulai memungutinya dan membuangnya ketempat sampah yang ada dikamarnya.Setelah selesai membersihkan tisu yang ada dikamarnya ia duduk tertegun dikasur.

"Sialan, gue pengen dia." ia memandang sebuah self potrait seorang lelaki manis dengan lesung pipi yang menjadi bahan imajinasinya untuk masturbasi.

~

Al menunggu Asther didepan rumahnya. Ia biasanya mengantar jemput pacarnya itu. Bahkan, ia sudah mendapatkan restu dari Sang Ibu.

"Al, bentar ya sayang. Asthernya lagi siap-siap."
wanita dengan rambut panjang dan dress biru langit mengelus rambut Al lembut sambil menunjukkan senyumnya. Bibir melengkung dihiasi dengan lesung pipi, wanita itu benar-benar ibunya Asther.

"Iya bunda." jawab Al.

"Bund," wanita itu terkejut saat tiba-tiba sang anak disampingnya, "Astaga kamu ini." Ujarnya sambil menjewer telinga Asther.

"Bundaaa, lepasin bun. Telingaku sakit." sang Ibu melepas tangannya dengan ekspresi malas. Al tersenyum gemas melihat Asther yang sedang mengelus kupingnya.

"Udah ya ndaa, aku berangkat dulu." Asther mencium punggung kanan bundanya. Ia memandangi ibunya sambil tersenyum. Al ikut melakukannya. Ibu Asther mengatakan keduanya untuk hati-hati dijalan.

~

Motor milik Al memasuki pekarangan parkiran sekolah. Disana ada beberapa orang berlalu lalang dan terkadang mereka berbisik sambil melihati keduanya. Acuh dengan mereka, Al melepas helm milik pacarnya. Walaupun mereka hampir melakukannya setiap hari, saat tangan Al mendekatinya dan kedua bola mata melirik. Asther ingin sekali menghancurkan sekolah dan seisinya. Al yang melihat Asther yang menunduk dengan kedua telinga yang memerah berpikir bahwa kekasihnya sedang sakit.

"Sayang, kamu sakit?" Al menjumput dagu pacarnya dan tak sadar mata mereka saling berhubung. Terbuai suasana, Al mengelus ranum dengan ibu jarinya. Ia ingat rasa manis candu bibir cantik itu.

"Enggak! Udah ya kak, aku duluan." Asther langsung berlari sambil mendekap tasnya. Al kebingungan kenapa lelaki itu berlari, semenit berpikir ia baru sadar pacarnya sedang salah tingkah. Menyadari itu, ia tersenyum sambil meremas bajunya dengan kedua tangannya.

"Pasutri lagi mesra-mesraan nih." Jemian merangkul punggung Al. Ia dibelakang bersama Petra menyaksikan apa yang dilakukan Al dan Asther.

"Pasusu goblok." Petra mentoyor kepala jemian hingga sang korban melepaskan tangannya dari bahu Al. Jemian ingin membalas pukulan itu dengan siku tangannya, tetapi Petra sudah dahulu melototinya. Al berjalan memimpin sambil menghisap rokok. Berapa kepulan rokok keluar dari mulut Al yang membuat temannya baru menyadari bahwa ia sedang merokok.

"Masih pagi udah nyebat." ucap Petra tapi tangannya mengisyaratkan bahwa ia meminta satu batang. Al mendecih dan memberinya satu rokok Marlboro Rokok filter light 20's dan meminjamkan pementik rokok. Akhirnya mereka berdua merokok. Jemian tidak ikut karena ini masih terlalu pagi, bukan berarti ia tidak merokok.

"Nanti bolos, lagi males sama Bu Muuna." ucap Al kepada kedua temannya itu.

"Kagak sekalian pelajarannya tu guru baru?"

"Bu Naya? Kagaklah anjir tuh guru cantik plus
montok banget anjir, seger ni mata liatnya." Jawab Al.

"Asther juga cakep anjir, kalau bukan pacar lo udah gue pacarin no selingkuh-selingkuh." Petra menepuk-nepuk dadanya. Ia mendapatkan tatapan tajam dari Al yang terlihat ingin membunuhnya.

"Becanda anjing," oceh Petra. Mereka akhirnya melanjutkan perjalanan ke kelas.

Saat ingin masuk kelas, Jemian melihat ada orang yang ia kenali sedang berduaan. Jemian sedikit menyipitkan matanya agar bisa melihat wajah dua orang tersebut. AH! Itu Asther dan Dewa, mereka sedang mengotong beberapa buku. Ia langsung menunjuk mereka berdua dan memberi tahukan ke Al.

"Mereka satu ekskul." jawab Petra. Al terlihat sedikit kesal dan segera mematikan rokoknya dan langsung masuk kelas.

"Dih, badmood tu anak." Petra langsung mematikan rokoknya dan masuk kekelas. Didalam terlihat beberapa siswi yang berkumpul bersama temannya, tertawa segerombolan orang itu membuat suasana menjadi lebih brisik. Ditambah ada yang saling melemparkan kertas satu sama lain, serta ada yang sedang bernyanyi sambil memegang sapu seolah-olah itu adalah gitar. Ayolah! Mereka bukan anak kecil lagi. Atensi matanya berubah pada seorang pria dipojok, orang itu adalah Al. Ia dengan cepat langsung mendudukkan dirinya kekursi tempat duduknya yang ada didepan Al. Disusul dengan Jemian yang duduk disebelah Petra.

"Ngapain lo? Cemburu?" tanya Jemian dengan alis menukiknya.

"Si Dewa bisa gausah deket-deket sama cowo gue?" ucap Al. Kedua temannya itu menghembuskan napasnya dan saling bertatapan.

"Enggak bisa lah! Wong mereka satu club, ya mesti mereka harus ketemu setiap hari." tegas Jemian. Al memandang malas keduanya.

~

Jam istirahat berbunyi, Al langsung bergegas menuju kelas pacarnya yang ada dilantai bawah. Saat sampai di pintu kelas Asther, ternyata ia sudah disambut dengan Asther yang sudah standby didepan kelas.

Tangan Al memegang tangan Asther dan berjalan menuju kantin. Di perjalanan, Asther menceritakan apa yang terjadi pagi tadi. Senyum Al mengembangkan sesekali menjawabi ocehan pacarnya, ia mengangguk-anggukkan kepalanya. Setelah sampai ke kantin, mereka langsung memesan makanan dan pergi duduk disalah satu bangku. Posisi duduk mereka disebelah satu sama lain.(PAHAM GAK?!)

"Kamu masuk eskul olimpiade?" tanya Al membuka topik. Asther menganggukkan kepalanya.

"Yah, berarti kamu sibuk dong?" belum sempat pertanyaan yang dilontarkan Al dijawab tiba-tiba datang  Dewa yang ingin membahas soal yang diberikan tadi. Asther melihat Al yang mengisyaratkan 'suruh duduk aja'.

"Kak Dewa duduk sama Kak Al aja, aku tak dibangku depan." Asther berlari kecil menuju kursi didepan Al. Dewa merasakan tatapan tidak suka dari sorot mata Al, tapi apa peduli. Toh, diijinin.

Dewa membuka beberapa buku soal dan menanyakan cara menjawab soalnya, atensi Asther berubah pada soal yang ditanyakan olehnya. Al yang melihatnya hanya menatap tak paham apa yang dibicarakan mereka berdua. Selang beberapa menit, Asther benar-benar fokus pada soal alias Dewa, dan Al tidak menyukainya.

"Setau aku gitu kak, ini diba-"

"Sayang nanti mau ngedate yuk?" ucap Al yang muak dari tadi kekasihnya berbicara dengan pria satu itu. Asther dengan mata berbinar, tempat duduknya awalnya didepan Dewa berpindah ke depan Al.

"MAUUU!! jam berapa?" tanya Asther bersemangat, padahal baru kemarin malam mereka nonton film bareng. Dua sejoli itu asik membahas rencana mereka itu sampai lupa bahwa ada satu makhluk asing disebelah mereka. Merasa panas dengan obrolan mereka, Dewa memutuskan pergi dengan alasan mau kembali kekelas. Al menatap kepergian Dewa dengan seringainya.

TBC

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Aug 10 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

ALTHER (hiatus)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang