"Hiks"
"Naruto ku mohon jangan begini—"
Hinata menangis lirih menatap keadaan sang suami yang kini teramat kacau di depan makam nya, lelaki itu memeluk erat nisan nya sambil meracau dan menangis lirih. "aku tidak pernah bermaksud untuk meninggal kan mu" ucap Hinata dengan terisak, sungguh dada nya begitu sakit melihat lelakinya yang kini terisak menangisi dirinya.
"Hinata.. aku berjanji akan selalu berada di rumah"
"Aku berjanji akan selalu menemani mu setiap saat"
"Sayang aku akan berhenti bekerja"
"Sayang tolong kembalilah"
"Maaf, maaf kan aku" Ucap wanita itu gemetar menangis, rasanya sangat tidak sanggup melihat Naruto yang seperti ini, namun dirinya kini tidak dapat lagi memeluk lelaki itu.
"YA TUHAN AKU HARUS APA!"
Teriak Hinata histeris dan frustasi, hati nya sangat sakit dan ia bingung untuk apa dirinya masih berada disini, apa hanya untuk melihat orang-orang menangisi kematian nya? Dan melihat rintihan pilu suami nya? Sungguh ia tidak ingin ini!
Wanita itu terus terisak dan mengikuti sang suami setiap hari, ia selalu ikut menangis tatkala lelaki itu yang tiada henti menyalahkan diri sendiri dan selalu menangisi kepergian dirinya hingga hari ini.
Arwah Hinata terus bersedih, dan dibalut rasa kebingungan untuk apa dirinya berada di dunia ini, bukankah jika sudah mati seharusnya pergi ke surga?
•••
"Jangan!"
"Apa yang kau lakukan!"
"Naruto ku mohon jangan seperti ini!"Hinata kalang kabut, di tengah derasnya hujan dan dentuman petir yang bergemuruh, Naruto telah berdiri di tepi jembatan di atas sungai dengan aliran deras yang sangat dalam.
Arwah wanita itu berlari kesana kemari mencoba mencari bantuan, ia terus menangis sebab tidak ada yang kunjung menyadari keberadaan Naruto disana karena hujan yang sangat lebat, Hinata begitu frustasi karena orang yang di mintai tolong pun tak dapat melihat dirinya.
Naruto berdiri dengan sorot mata kosong manatap aliran sungai, air mata masih setia mengalir di pipi nya, tangan kiri nya telah terpasang jam tangan pemberian Hinata serta jemari nya kini menggenggam erat surat yang dituliskan sang istri.
Ia frustasi, hilang arah, dan tujuan. Wanitanya pergi tanpa memberikan tanda apa pun, begitu tiba-tiba dan mendadak, sungguh dirinya merasa tidak tahan lagi menahan kerinduan dan rasa sesal mendalam.
"Hinata— aku ingin bersama mu" ucap Naruto lemah, lalu perlahan menutup mata dan terjun bebas.
"Tidaakk!!!!"
BYUR!
Hinata histeris dan ikut meloncat bersama lelaki itu, netra nya dapat menangkap keberadaan sosok lelaki itu yang kini telah cukup jauh tenggelam, ia terus berenang lebih dalam dan dalam, namun tenaga nya perlahan-lahan terasa menghilang.
'konyol apa hantu bisa mati tenggelam?'
Batin Hinata frustasi saat merasakan dada nya begitu sakit, kening nya mengernyit tatkala menyadari bahwa perlahan tangan nya tampak memudar dan mulai transparan.

KAMU SEDANG MEMBACA
Still In My Heart -NaruHina- ✔️
Science Fiction🖤 STILL IN MY HEART. Summary : Kadang seseorang yang sudah terlampau berharga di dalam hidup membuat kita menjadi lupa, lupa akan rasa kehilangan atau bahkan rasa takut kehilangan, karena kata perpisahan terdengar begitu asing dan bahkan terasa ti...