"Saya Terima nikah dan kawinnya Heera Heidy Nafsah binti Pranowo dengan mahar tersebut di bayar tunai" Ucap gagah seorang lelaki Heidy mimpikan untuk menjadi suaminya.
"SAHHH" ucap serentak para saksi yang melihat ijab kobul itu.
Heidy mengusap mata nya yang mengalir menandakan bahwa ia terharu, Heidy senang sekarang ia menjadi seorang istri dari laki-laki yang ia idam idamkan selama ini, meskipun senang Heidy menutupi rasa sesak di didadanya saat ia menyadari hubungan nya dengan orang terdahulu sudah selesai dengan ending yang masing masing.
"dek salim dulu nanti di lanjut nangis nagisanya" kata laki-laki yang sekarang menyandera status suaminya.
Dengan senyum yang tulus Heidy menyalami tangan suaminya itu.Setelah berbagai acara pernikahan hari ini sudah terlewati, keluarga suami Heidy pamit untuk pulang. Heidy telah menjadi istri dari Attar Yafiq Hizbullah, seorang dosen sekaligus penceramah terkenal di kota nya, siapa yang tidak kenal ustadz Attar selain tampan, akhlak nya pun tidak usah diragukan lagi. Heidy sangat tidak menyangka bahwa Ustadz Attar adalah suaminya mengingat bagaimana masa lalu seorang Heidy.
Suasana didalam kamar Heidy sangat sunyi walaupun ada dua orng di dalamnya, mereka sibuk masing-masing dengan pikiran nya.
"mas, anuu akuuu" ucap Heidy terbata bata
"kenapa dek kok gugup gitu" jawab Attar suaminya
"maaf mas aku belum siap"ucap Heidy malu malu
" kenapa dek? kamu cape, yallah mas kira kamu gamau sama mas heheeh"timpal Attar sambil mencolek pipi Heidy.
"ih mas! aku maluu cape jugaaa"
"yaudah yaudah kita bobo aja yuk sini" ucap Attar sambil merebahkan tubuh Heidy di kasur dan memeluk nya."mas ga nyangka bisa nikahin kamu tanpa adanya pacaran" kata Attar sambil membelai lembut rambut Heidy
"mas jangan berharap banyak sama aku ya, aku banyak dosa banyak salah aku ini pendosa mas" jawab Heidy menatap mata sang suami
"dek gada manusia yang luput dari dosa, mas pun bukan manusia sempurna dan banyak dosa"
"ih mas pokoknya aku nih nakal" jawab Heidy meyakinkan Attar
"duh nakal gimana siiih mas jadi penasaran nihh" ucap gemas Attar sambil mencium pipi Heidy
Lama lama ciuman itu berpindah ke dahi, hidung dan bibit, Attar mencium bibir Heidy dengan lembut, lama kelamaan ciuman itu berubah menjadi lebih dalam, dengan kesadaran penuh Heidy langsung mendoronh Attar menjauh.
"mas maaf aku belum siap" ucap Heidy hampir menanti
"yallah dek maafin mas hilaf,jangan nangis yaa sekarang kita tidur aja"
______________________________________________________
Pagi itu, sinar matahari lembut menerobos masuk melalui celah-celah tirai kamar Heidy dan Attar, pengantin baru yang tengah menikmati hari-hari pertama mereka sebagai suami istri. Kamar mereka terasa hangat dan penuh cinta, dengan sisa-sisa dekorasi pernikahan yang masih tergantung di beberapa sudut.
Heidy terbangun lebih dulu, tersenyum melihat wajah Attar yang masih tertidur pulas di sampingnya. Perlahan, ia bangkit dan menuju dapur, berusaha membuat sarapan sederhana. Pagi itu, Heidy memutuskan untuk membuatkan nasi goreng kesukaan Attar, dengan tambahan telur mata sapi dan beberapa irisan tomat segar. Aroma masakan segera memenuhi udara, membuat perutnya ikut bergemuruh.
Tak lama kemudian, Attar terbangun oleh suara gemerincing piring dan wajan dari dapur. Ia merentangkan tubuhnya, merasa sangat bersemangat untuk menyambut hari baru. Dengan langkah ringan, ia menuju dapur dan menemukan Heidy tengah sibuk memasak.
"Selamat pagi, sayang," sapa Attar dengan suara serak khas orang baru bangun tidur.
Heidy menoleh dan tersenyum lebar, "Selamat mas, aku udah buat sarapan tuh"
Attar mendekat dan mengecup kening Heidy, "waah Harumnya masakan istri mas jadi menggugah selera s"
Mereka kemudian duduk bersama di meja makan kecil yang sederhana, menikmati sarapan pertama mereka sebagai pasangan suami istri. Obrolan ringan mengalir, membahas rencana mereka untuk hari itu dan impian-impian masa depan.
Setelah sarapan, mereka memutuskan untuk berjalan-jalan di taman dekat rumah. Udara pagi yang segar dan sinar matahari yang hangat membuat suasana semakin sempurna. Mereka berjalan bergandengan tangan, menikmati kebersamaan yang penuh kehangatan dan cinta.
Di taman, mereka bertemu beberapa tetangga yang menyapa dengan ramah, mengucapkan selamat atas pernikahan mereka. Heidy dan Attar merasa begitu diterima dan bahagia dengan lingkungan baru mereka.Tapi tidak dengan hati Heidy yang selalu sesak setiap teringat fakta bahwa dia sudah selesai dengan masa lalu nya.
Ketika matahari semakin tinggi, mereka kembali ke rumah, membawa beberapa bunga yang mereka petik di taman. Attar membantu Heidy menata bunga-bunga itu di vas, menambahkan sentuhan keindahan di sudut-sudut rumah mereka.
Hari itu berlalu dengan penuh kebahagiaan sederhana. Heidy merasakan bahwa cinta Attar sangat besar untuknya, ia merasa bersalah kepada Attar bahwa ia masih memikirkan laki laki-laki itu.
Setiap melihat perlakuan Attar, Heidy selalu teringat pernah di perlakuan hal yang sama dengan masa lalu nya.Heidy dan Attar tinggal di rumah baru pemberian keluarga Attar, ia sangat di cintai dan di sayangi keluarga Attar, lagi lagi ia teringat bahwa keluarga dari laki laki itu tidak pernah bersikap ramah selama Heidy menjadi kekasih laki-laki itu.
"dek,mas dapat undangan untuk mengisi pengajian di kota sebelah," kata Attar dengan senyum di wajahnya.
Heidy merasa bangga dan bahagia mendengar kabar tersebut. "Wah, mas! Itu bagus dong ,Aku yakin mas bakal memberikan pengajian yang sangat bermanfaat. Tapi, apa mas udah nyiapin semuanya?"
Attar mengangguk. "mas sudah menyiapkan materi pengajian dari seblum kita menikah,tapi masa mas ninggalin kamu sendiri di rumah ini, mas ga tega sayang"
Heidy tersenyum dan berkata, "mas, rezeki jangan di tolak ih"
Heidy mengantar Attar hingga depan teras. Sebelum Attar berangkat, Heidy memberikan sebuah tas kecil berisi makanan dan minuman untuk perjalanan."Ini, mas. Aku buatin bekal biar mas engga kelaparan di jalan," kata Heidy dengan penuh perhatian.
Attar tersenyum dan berterima kasih. "Terima kasih, sayang. mas ga salah milih istri nih"
Setelah berpamitan, Attar pun berangkat menuju kota sebelah. Perjalanan yang cukup jauh tidak menyurutkan semangatnya. Di sepanjang jalan, Attar terus berdoa dan mempersiapkan diri untuk memberikan pengajian terbaik.
KAMU SEDANG MEMBACA
Heidy
SpiritualBerpacaran lama tidak menjamin sebuah pernikahan, apakah kamu akan menikah dengan pacar mu yang sekarang ini? atau kamu tidak melihat masa depan denganya? Stop denial you deserve better