1. Dia Kuroo Tetsuro

19 5 0
                                    

Hari ini, [Name] sudah membuat keputusan bulat dengan keyakinan yang sangat. Keputusan dengan segala resikonya dan yang akan mengubah hidupnya mulai sekarang.

"Maaf Kuroo, tapi aku harus ngomongin ini ke kamu. Aku pikir kamu juga harus tahu semua ini."

Kuroo menatap kekasihnya ini dengan wajah tegang. Entah bagaimana firasatnya mengatakan akan ada hal buruk akan terjadi.

"Oke, kenapa jadi tegang gini sih? Aku dengerin kok," ucap Kuroo dengan ekspresi yang kurang nyaman.

"Mau janji nggak kalau kamu nggak marah?" air mata [Name] mulai keluar dengan perlahannya.

"Hei aku nggak pa-pa kok asal kamu jujur. Jangan nangis ya," Kuroo tidak tahan melihatnya, dia pun memeluk [Name] sambil mengusap punggungnya lembut.

"Aku..... hamil," usapan pada punggungnya mulai berhenti dan terdiam di sana, segalanya tampak membeku saat mendengar apa yang [Name] ucapkan, memproses kata apa saja yang terucap dari bibir pacarnya ini. "Kamu.... hamil?"

"Kamu janji waktu ini nggak akan terjadi, sekarang aku harus gimana, ha?" Air mata [Name] mulai keluar dengan deras. Dia menggenggam dengan erat ujung jersey Kuroo menahan rasa sesaknya.

Tubuh Kuroo terasa ingin ambruk, tapi dia masih bisa menahannya. Dia pun mundur, dan melihat wajah [Name] dengan seksama, mencoba memastikan apa yang dia dengar benar. "Kamu.... nggak bercanda kan?"

[Name] terdiam mendengarnya. Rasanya seperti terintimidasi. Untuk pertama kalinya, dia takut kepada Kuroo. "Tapi bagaimanapun juga, aku nggak mau gugurin anak kita."

Kuroo memandangnya beberapa saat, mendengarkan kata 'anak kita' yang baru saja diucapkan [Name] entah mengapa membuat Kuroo sedikit tenang. Cowok jangkung itu diam-diam mengehela napas dalam diam sebelum mengusap wajahnya. "Kamu tahu ini kapan?"

"Dua bulan yang lalu, aku takut kamu marah terus suruh aku gugurin," raut wajahnya tidak bisa bohong, jika [Name] memang sungguh takut kepada Kuroo.

Kuroo memang frustasi dengan situasi ini, tapi disaat yang bersamaan, Kuroo tidak dapat menghentikan gelombang kegembiraan yang melanda dirinya. Kuroo menghela napas untuk kesekian kalinya sebelum menarik [Name] mendekat dan membenamkan kepalanya pada bahu sang pacar. "Aku nggak pernah berpikir akan jadi kayak gini...."

Bukannya semaki tenang, [Name] malah semakin menegang, dadanya tersentak penuh rasa sesak dan sakit. Ratusan pikiran negatif seperti langsung menusuknya secara bersamaan, "Kuroo.... aku takut."

Kuroo memeluknya lebih erat, mengusap punggung [Name] dengan lembut sambil berkata, "Nggak pa-pa, aku nggak akan ninggalin kamu dalam masalah ini."

——————
NEKOPAWPAW















Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jun 19 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Spike of Love-Kuroo TetsuroTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang