Chapter.24 (S2)

1K 81 81
                                    


↷✦; w e l c o m e ❞

"Kalian kok lama banget?? Ibu nunggu kalian dari tadi!" Protes sang Ibu ketika melihat anak dan mantu kesayangannya yang baru saja memasuki ruangannya.

Setelah kejadian di toilet tadi, Gentar langsung beranjak pergi dari sana tanpa mengucapkan sepatah kata pun. Sopan tentu saja tidak diam, ia langsung menyusul Gentar setelah meminta maaf kepada Chendya. Ia pastikan akan menjelaskannya kepada Chendya, sudah pasti ini membuatnya begitu bingung.

Padahal udah ditenangkan oleh Sopan, tetapi Sang Dominant kembali kesal ketika pemuda yang berada diantara mereka tiba-tiba menyeletuk yang membuat hati Gentar bergejolak.

"Hmph. Beginikah yang Sopan sukai? Dihamili dulu, baru dilamar. Dan nikah deh~ kalian benar-benar pasangan yang unik."

Terkesan bercanda, memuji. tetapi mengejek juga. Disitulah mengapa Gentar ingin sekali baku hantam dengan pemuda tersebut. Tetapi kembali ditahan oleh sang kekasih membuatnya tambah kesal dan marah. Apa-apaan sampai dibela gitu?!

"Ibu kalau kau ingin bicara sama Sopan, silahkan." Sela Gentar saat melihat Sang Ibu ingin bertanya kembali. Ia berbalik. "Gentar lanjutin kerja dulu." Lanjutnya tanpa menoleh lalu melangkahkan kakinya menuju keluar pintu dan menutup pintunya dengan sedikit kencang membuat kedua orang yang masih ada didalam ruangan tersebut terkejut.

".. Oke. Kalian berantem." Celetuk Ibu Gentar seraya memijat pelipis dahinya, sedangkan Sopan hanya bisa menundukkan kepalanya.

"Maaf.."

Ibu Gentar menaikkan sebelah alisnya.

"Gara-gara Sopan.. Gentar jadi marah sama Sopan." Kata Sopan menutup wajahnya dengan telapak tangannya. Bahunya terlihat bergetar.

Spontan sang Ibu langsung menarik pergelangan tangan Sopan lalu menundukkannya disampingnya, ia mengelus punggung sang empu dengan lembut. Tidak lupakan tangan satu lagi yang ia pakai untuk mengelus puncak rambut Sopan lembut.

"Shhh... Udah, Gentar pasti butuh waktu dulu. Jangan berfikir yang aneh-aneh, inget. Inside you, there is still someone who is crying because of the two of you." Ucap Ibu Gentar pelan. Ia kembali berkata. "Jadi, jangan buat dia tambah nangis ya? Perasaan mu itu mengalir pada anak kalian."

Sopan tidak menjawab, melainkan ia menidurkan kepalanya dibahu sang Ibu. "Maaf.."

"Hnngg." Sang Ibu mengangguk pelan, ia kembali mengusap tangan Sopan dan sesekali mengecup puncak kepalanya. "Jangan sedih, bukan salahmu. Tapi salah kalian berdua—"

"Salah Sopan!" Selanya sedikit meninggikan nadanya. "Sopan.. Sopan gatau kenapa Sopan bisa berubah begini.." cicit Sopan pelan menatap kedua telapak tangannya.

".. Nak.. apa maksudnya? Coba jelasin ke Ibu pelan-pelan, ya?" Kata Ibu Gentar lembut, Sopan mengangguk pelan. "Sekalian jelasin, kalian berantemnya karena apa? Hal sepele lagi, hn?"

"Sopan.." ia menatap sang Ibu sekilas, lalu kembali menidurkan kepalanya. Ia benar-benar butuh senderan karena konflik antara dirinya dengan sang kekasih. Lagi. Ntah yang ke berapa, Kenapa juga sekarang mereka sering ada perselisihan? Ini.. ini membuat Sopan benar-benar bingung. Ia biasanya yang cermat dan cerdas untuk menyelesaikan atau jalan keluar dalam terjadinya perselisihan, tetapi sekarang? Ia begitu bingung cara menyelesaikannya. Dimana dirinya yang dulu?

Target - [Gensop] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang