Soobin berjalan masuk kedalam rumah dengan langkah gontai, hari ini terasa melelahkan bagi Soobin sebab ia belum istirahat sama sekali sejak pulang dari restoran.
Belum lagi ia harus menyaksikan perdebatan Yeonjun dan Mingyu beberapa jam lalu, jujur saja perasaannya campur aduk.
Ia kembali teringat perjanjiannya dengan Yeonjun tempo hari, Soobin kembali meragukan keinginannya untuk menyingkirkan Mingyu dalam hidupnya.
Bagaimanapun ini menyangkut nyawa seseorang, terlebih lagi seseorang itu adalah teman baiknya dulu sebelum ia berubah menjadi penguntit.
Sepertinya ia akan menarik kata katanya dan meminta Yeonjun untuk memberi pelajaran saja kepada Mingyu agar ia berhenti melakukan hal gila terhadap dirinya, ya begitu lebih baik pikirnya
Tak mau berlama-lama Soobin segera mempercepat langkahnya berjalan menaiki tangga dan memasuk kedalam kamarnya, mengunci pintu lalu menaiki kasur dan segera menutup matanya.
Ia terlalu lelah untuk sekedar bersih bersih, biarkan ia beristirahat sebelum menghadapi hari hari berat seperti biasanya.
.
.
.
Suara televisi terdengar dan menampil kan kartun kesukaan seorang Soobin, ia duduk di sofa dengan semangkuk sereal dipangkuannya.
Sebenarnya Soobin sedang menunggu panggilan telfon dari Yeonjun, tapi sejak pukul 8 tadi tidak ada kabar dari Yeonjun sama sekali,bahkan setelah 30 menit berlalu.
Karna jenuh menunggu maka Soobin memutuskan untuk segera pergi ke apartemen Yeonjun setelah menyelesaikan sarapannya.
Berbekalkan nekat Soobin pergi dengan pakaiannya yg sangat casual, ia berjalan menuju halte bus terdekat yang ada di rumahnya.
Sungguh melelahkan bagi Soobin
menggunakan transportasi umum, tapi apa boleh buat, Soobin tidak bisa mengendarai mobil milik orangtua nya yang ditinggalkan untuk Soobin.Bahkan tidak ada waktu untuk belajar, lebih tepatnya Soobin malas mencari orang untuk belajar mengendarai mobil.
Setelah menunggu sekitar 5 menit,bus tujuan yang Soobin tunggu akhirnya terlihat semakin dekat. Soobin masuk kedalam bus dan mendudukan dirinya tepat disamping jendela.
Menatap jalanan yang sedikit ramai dengan cuaca yang sangat cerah,
Soobin berharap hari ini bukan salah satu hari yang melelahkan untuknya.Bus berhenti di halte tujuan Soobin,ia bergegas turun dan berjalan sedikit sebelum akhirnya sampai ketempat yang ia tuju.
Ia masuk kedalam lift dan menekan tombol lantai dimana tempat Yeonjun tinggal, setelah lift terbuka ia melangkahkan kakinya kedepan pintu apartemen Yeonjun dan mulai memasukan pinnya.
Pintu terbuka dengan kondisi ruang tamu yang kosong, sama sekali tak ada jejak kehadiran Yeonjun di sana.
Soobin masuk dan menutup kembali pintu apartemen lalu berjalan memeriksa setiap ruangan yang ada.
Namun ia tidak menemukan Yeonjun sama sekali, bahkan semua masih tersusun rapih seperti kemarin saat Soobin membersihkan apartemen Yeonjun.
Ia berusaha menghubungi Yeonjun beberapa kali tetapi tidak ada hasil, Yeonjun sama sekali tidak menjawab panggilan maupun chat yg ia kirim.
Yang bisa Soobin lakukan saat ini hanyalah menunggu, sambil menunggu Yeonjun kembali, Soobin memasakan beberapa hidangan untuk makan siang nanti.
Menghabiskan waktu sekitar satu jam untuk memasak beberapa hidangan lumayan menguras energi Soobin, setelah hidangan matang Soobin menaruhnya dimeja makan dan mengambil makan untuk dirinya sendiri.
Masakan yang dimasak sendiri memang lebih nikmat rasanya, ia memakannya dengan lahap dan bersih.
Merasa kenyang Soobin sejujurnya sedikit mengantuk, ia berjalan menuju tempat yang ia selalu sebut sebut sebagai privasi bagi seseorang.
Katakan saja Soobin gila sekarang, karna kakinya melangkah kedalam kamar Yeonjun yang bahkan belum pernah Soobin lihat sedikitpun.
Hal pertama yang terlintas saat melihat isi kamar Yeonjun adalah aura kamar yang mengerikan, terasa seram bagi Soobin saat menginjakan kaki di dalam kamar Yeonjun.
Menepis rasa takutnya perlahan lahan Soobin mulai menaiki kasur dan menidurkan dirinya di atas masterbed yang terasa sangat nyaman bagi Soobin.
Soobin akan beristirahat di sini sampai alarm yang ia pasang berbunyi, ia memasang alarm dalam waktu satu jam kedepan.
semoga saja saat ia terbangun Yeonjun belum kembali keapartemen dan menemukan dirinya yang tertidur pulas di dalam kamar milik Yeonjun.
.
.
.
Soobin mengerjapkan matanya ketika ia merasakan ada sesuatu yang membuat badannya terasa berat untuk bergerak, ia mulai mengalihkan pandangan kearah pinggangnya sekarang.
Betapa terkejutnya Soobin ketika melihat sebuah tangan yang lebih besar darinya memeluk pinggangnya erat.
Jantungnya berdebar kencang,ia memegang tangan tersebut dan berusaha melepaskannya, tapi sayang tangan tersebut malah semakin kuat memeluknya.
"Tidur lagi Soobin, masih ada waktu."
Soobin hafal sekali suara laki-laki dibelakangnya, tak lain dan tak bukan adalah suara pemilik kamar yang ia singgahi sekarang.
"Yeonjun?," tanya Soobin dengan nada serak khas bangun tidurnya.
"Nyenyak Soobin?," balas Yeonjun.
Soobin memilih untuk tidak membalas pertanyaan yang dilontarkan Yeonjun untuk dirinya.
Ia justru berusaha keras melepaskan pelukan Yeonjun pada pinggangnya
, Yeonjun hanya menyaksikan apa yang dilakukan Soobin, sesekali ia tersenyum melihat gerak gerik Soobin yang terlihat panik.Melihat Soobin kesusahan karnanya, Yeonjun akhirnya melepaskan pelukannya pada pinggang Soobin, ia tertawa pelan ketika Soobin langsung turun dari ranjang setelah pelukan itu terlepas.
Soobin menatap Yeonjun dengan tatapan kesal, sekaligus malu, terlebih lagi Yeonjun sedari tadi hanya menertawainya tanpa tau bahwa jantung Soobin berdebar sangat kencang sekarang.
Sedangkan yang ditatap hanya tersenyum memandang dirinya, dengan posisi tangan menumpu kepala dan sangat sangat terlihat santai, seperti tidak berdosa.
Ia tak bisa berpikir untuk sesaat, masih terlalu kaget dengan apa yang dilakukan Yeonjun kepadanya.
Tak ingin berdua lebih lama lagi di kamar ini, Soobin melangkahkan kakinya keluar dan memilih mendudukan dirinya di sofa ruang tamu.
Ia menetralkan nafasnya yang memburu sebab perasaan yang campur aduk ketika ia terbangun.
Soobin merasa seperti tikus yang tertangkap basah masuk kedalam kamar seseorang, ia takut Yeonjun akan marah karna hal lancang yang ia lakukan.
Walaupun sejak tadi Yeonjun sama sekali tidak menunjukan wajah marahnya, justru sebaliknya. Yeonjun mengeluarkan senyum yang terlihat mengesankan bagi Soobin, serta tawa yang mengundang kehangatan.
Jujur Soobin merasa seperti pasangan Yeonjun sekarang, tidak ada salahnya kan membayangkan hal seperti ini?walaupun terkesan mustahil.
Soobin menggelengkang kepala keras karna pikiran gilanya itu, bagaimana mungkin ia menjadi pasangan seorang pembunuh bayaran, ah memikirkannya membuat gila.
thank you so much buat supportnya😍
jangan lupa vote dan komen yaaaa
yang mau saling follow juga boleh,komen aja ya guys nanti difb
KAMU SEDANG MEMBACA
VIP : YEONBIN
Mystery / ThrillerTerjebak pada orang yang salah berkali kali adalah hidup Soobin, tapi bagaimana jika orang yang salah bagi Soobin ternyata membawa kebahagian tersendiri untuknya? Jika pembunuh bayaran seperti Yeonjun dapat memenangkan hatinya, lantas untuk apa menc...