𝟎𝟏. 𝐔𝐍𝐆𝐆𝐔𝐋𝐀𝐍

34 1 2
                                    

"Kepintaran memang tujuan semua orang"


Gadis yang mengenakan tas punggung berwarna merah jambu di tubuh mungilnya itu berjalan menyusuri lorong kelas. Dua hari yang lalu ia baru saja menyelesaikan MPLS nya. Ia mendapati kelas X IPA 1, yaps kelas unggulan tentunya.

Kakinya terhenti tepat di depan kelas yang dekat dengan ruangan kepala sekolah, Aluna mendekat ke arah pintu kaca dan disana sudah ada daftar nama-nama siswa yang akan menempatinya. Jari telunjuknya bergerak mencari keberadaan namanya.

X IPA 1

1. Radja Mahatma 99,98
2. Alingga Edevane 97,50
3. Radengga Abiyyu 97,25
4. Shazana Arista 97,15
5. Audya Maharani 96,30
6. Leona Naiska 96,20
7. Tamael Adiwijaya 96,15
8. Aluna Ayudista 95,66
9. Seano Abraham 95,50
10. Liana Sasvara 95,40
11. Edgar Yunanda 95,25
12. Nathaniel Radikel 95,20
13. Rescha Qurence 95,15
14. Jevano Alaska 95,10
15. Mescha Qurence 95,5
16. Gerald Bimantara 95,3

Aluna melihat dari atas sampai bawah, nilainya memang diluar nalar. Aluna akui ia memang tak seberapa jika dikelas ini, ia hanya tertinggi ke 8. Ia menunduk lesu, kenapa harus berada dikelas seperti ini. Lihatlah? Nilai mereka luar biasa semua.

"Hai, teman baru, kita satu kelas ya? "

Aluna kaget saat suara berada tepat dibelakangnya.

"Eh hai" sahutnya

"Kenalin nama gue Liana Sasvara"

"Salam kenal, aku Aluna Ayudista" menyambut uluran tangan tersebut dengan senyuman manisnya.

Liana mengajak Aluna untuk segera masuk ke kelas mereka "Yaudah yok masuk, bentar lagi pasti walas dateng. Oh iya lo duduk sama siapa, Lun?" Liana bertanya tampaknya Aluna belum dekat dengan murid-murid di kelas ini.

"Aku gak ada yang kenal di kelas ini, Liana. Kalau kamu duduk sama siapa?"

"Gimana kalau duduk sama gue aja Lun, mumpung nih gue juga belum ada temen sebangku" tawar Liana

Aluna hanya mengangguk, lagian ia juga belum mengenal siswa di kelas ini. Tak salah juga ia menerima tawaran Liana yang sangat baik menawarkannya untuk duduk bersama.

Aluna dan Liana duduk di kursi nomor dua di tengah. Hawa dikelas ini sangat dingin, tak ada suara gaduh di kelas ini. Siswa lainnya sibuk dengan memegang buku, entah apa yang mereka baca tentunya itu pelajaran!

Aluna hanya memerhatikan sekelilingnya, kalau untuk membaca seperti mereka? Aluna sangat malas.

Sudah pukul 07.15 WIB, bel sekolah berbunyi pertanda akan memasuki jam pertama. Guru yang membawa banyak map ditangannya memasuki kelas X IPA 1. Memang dari angkatan dulunya kelas IPA 1 terkenal akan anak pendiam tetapi memiliki otak yang jenius.

Bu melda walas dari X IPA 1, ia mengajar mata pelajaran matematika. "Baik lah, perkenalkan nama saya Meldawati, saya walas kelas kalian. Senang bertemu dengan siswa siswa tercinta saya, saya harap kalian nyaman akan kondisi kelas seperti ini" Ujarnya

"Baik bu" Semua kompak menjawabnya

"Saya akan mengabsen seluruh nama, perkenalkan diri ananda masing-masing" Suruhnya

"Alingga Edevane"

"Hadir bu, perkenalkan nama saya Alingga Edevane. Saya tamatan SMP KEJORA, salam kenal semua" Lalu ia mendudukkan dirinya kembali

"Audya Maharani"

"Hadir bu. Halo semua, saya Audya Maharani. Saya dari SMP LENTERA BANGSA"

"Aluna Ayudista"

RALUNATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang