Prolog

43 10 4
                                    

Sudut pandang orang ketiga.

Hari ini adalah hari pertama masuk sekolah. Lelaki tinggi dengan ransel putih bercorak biru di pundaknya berjalan melewati parkiran menuju gedung sekolah. Sesekali melirik siswa lain yang berpapasan dengannya. Terus berjalan hingga ia mendapati anak tangga dan menaikinya. Ia mencari-cari kelas dengan tanda 10 Mipa 2. Sampai ia menemukan sebuah pintu dengan tanda "10 Mipa 2" yang letaknya lumayan jauh dari tangga. Lelaki tersebut langsung memasuki kelas itu.

Di dalam kelas,sudah ada beberapa siswa yang sibuk dengan kegiatan masing-masing. Kedua matanya langsung tertuju pada gadis berambut hitam panjang dengan senyuman manis yang duduk di kursi baris ketiga. Di sampingnya sudah diduk gadis lain. Rendy beralih dan memilih untuk mencari bangku dengan namanya.

Tidak lama ia mencari bangkunya, karena ia mendapatkannya di baris ketiga samping kanan gadis manis tadi. Teman bangku Rendy adalah seorang gadis berambut pirang. Wajahnya tak terlihat karena ia tidur menghadap ke tembok.

Lah? Boleh ngecat rambut toh di sekolah ini? Batin Rendy sedikit terkejut. Ia langsung duduk di bangku kosong samping gadis berambut pirang tersebut.

Rendy menatap ke sekeliling kelas. Sampai tatapannya tertuju pada salah seorang laki-laki yang sedang sibuk menulis sesuatu. Lelaki tersebut duduk di depan gadis manis tadi. Rendy rasanya ingin menyapa lelaki itu, namun ia masih merasa sedikit malu untuk berinteraksi dengan orang lain. Ia juga takut salah orang.

Itu beneran Marvel? Apa cuma mirip ya? Pengen nyapa tapi takut salah orang,kan ga lucu hari pertama dikatain sokab, Batinnya memilih untuk memainkan ponselnya.

Seorang gadis masuk ke dalam kelas. Rambutnya pendek sepundak dan berponi. Tubuhnya tinggi untuk seukuran wanita,mungkin 165cm. Kakinya jenjang, terlihat karena ia hanya mengenakan rok selutut seperti siswi lainnya. Senyumannya ramah. Gadis itu tersenyum ke semua yang menyapanya. Ia duduk di samping— eh? Duduk di samping lelaki mirip Marvel?

Rendy menghela nafas. Ia berharap memiliki teman bangku yang juga ramah kepadanya. Namun sepertinya harapannya itu menghilang begitu saja kala gadis pirang di sampingnya terbangun dan menoleh padanya.

"Siapa lu? Kok duduk disini?!" seru gadis pirang itu menunjuk wajah Rendy dengan wajah galak.

"Gue Rendy. Nih di mejanya ada nama gue" jawab Rendy sambil menunjuk sebuah kertas bertuliskan 'Atharel Rendy Byantara' yang tertempel di atas meja.

Gadis pirang itu menaikkan sebelah alisnya. "Dih,gak ah! Jangan duduk disini lu!" ketusnya memukul meja mengundang perhatian siswa di kelas.

"Hah? Gimana sih? Jelas-jelas disini udah ada nama gue" nada bicara Rendy meninggi,tak sadar ia juga memukul meja. Tak ingin kalah dari gadis pirang di hadapannya.

"Udah jangan berantem," seseorang melerai perkelahian kecil ini. Gadis manis tadi? Apa dia mengenal gadis pirang ini?

Rendy bangkit menenteng tasnya. Ia sangat malas berurusan dengan gadis pirang itu. Ia memilih untuk berdiri di samping mejanya. Lelaki yang ia kira 'Marvel' itu menatapnya.

"Rendy?" tanyanya. Suaranya pelan.

"Marvel kan?" tanya balik Rendy memastikan. Lelaki tersebut mengangguk pelan.

"Iya, Ren. Kita tukeran tempat duduk aja mau gak? Daripada lu gak duduk" tawar Marvel. Rendy mengangguk, pikiran buruk terbesit di pikirannya.

Gimana kalo cewek ini sama aja ama cewek tadi? Gimana kalo dia loncatin gue terus nyakar muka ganteng gue? Hiihh serem banget, batin Rendy.

"Kenapa Marvel?" tanya gadis berambut pendek itu kepada Marvel yang mengemasi barangnya.

"Ini Lis, lu mau gak kalau gue tukeran tempat duduk ama bang Rendy? Soalnya dia kayaknya gak cocok duduk ama cewek pirang itu" jelas Marvel.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jul 31 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Rendy[Jaehyun]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang