01

15 2 0
                                    

Welcome.

.
.
.
.

Dingin kota, tak membuat seorang pemuda merasa kedinginan. Ia lebih memilih berdiam di jalan yang sepi ditemani dingin malam daripada harus beranjak dan pulang ke rumah.

Walau hari telah menunjukkan pukul 02.00 dini hari, ia masih terlihat segar. Entah memang tidak mengantuk atau memang tidak niat untuk tidur?

Cukup lama berdiam diri, ia melirik jam yang telah menunjukkan angka 02.45 dini hari, dengan tidak rela ia beranjak dan mengendarai motor kesayangannya.

Dengan kecepatan diatas rata-rata, ia melajukan motor sport kesayangan nya. Melalui hiruk piruk kota yang masih terasa ramai walau sudah dini hari. Dengan menempuh waktu kurang lebih setengah jam, ia akhirnya menginjakkan kaki di tempat yang biasa disebut 'rumah'.

Setelah memakirkan motor kesayangan nya, ia memasuki rumah. Tepat dua langkah setelah melewati pintu, terdengar suara teguran yang menyapa nya dari ruang tamu. Ah, lebih tepatnya sindiran.

"Baru ingat pulang lo, tumben? Biasanya gak ingat rumah lo, Higo"

Pemuda yang dipanggil 'Higo' itu membalikkan tubuhnya sembari terkekeh  "mau gue pulang atau engga nya, gak ada urusannya sama lo, Navian"

"Wow, emang gak ada urusannya sama gue. Tapi setidaknya lo hargai semua orang yang nungguin lo buat makan makan malam!"

Bukannya menunjukkan raut bersalah, Higo tertawa dan menatap pemuda yang berstatus kembaran nya itu, "apa? Seorang Joddy Gutomo Aditamara dan anak anaknya rela nunggu gue? Lo gak salah denger kan? Lagian, gue tau kalo sekarang ada Opa sama Oma"

Navian emosi, ia kembali berkata "minimal jangan maluin Ayah di depan Opa sama Oma anjing! Lo bener-bener kaya berandalan sekarang!" Higo kembali tertawa, namun setelah itu ia merubah raut wajahnya menjadi datar.

"Seharusnya lo sadar tuan Navian, siapa yang menciptakan sifat berandalan gue ini. Dan satu lagi, apapun aktivitas gue, itu semua gak ada hubungannya sama semua orang di rumah ini. Ngerti?" Perkataan yang dilontarkan Higo membuat Navian bertambah emosi, tangannya terkepal dan meninju wajah Higo, bukannya menunjukkan raut kesakitan, Higo hanya diam. Lalu meringis kencang saat melihat tetua di rumah itu sedang berjalan menuju mereka berdua.

"Awh! Maaf Navian. Aku janji gak pulang malam lagi. Tadi ada hal mendesak" ringisnya. Navian heran, namun saat sang Opa berbicara barulah ia menyadari jika ia sedang dikerjai.

"Apa yang kau lakukan Navian! Aku tidak pernah mengajarkan siapapun bermain tangan, terlebih kepada saudaranya sendiri!" Navian meneguk ludah nya kasar, menatap tajam Higo yang hanya  memberinya pandangan polos.

"Dan kamu Higo, kenapa jam segini baru pulang?" Kini Higo yang tersedak ludah nya, sementara Navian tersenyum puas.

"Maaf Opa, tadi aku jenguk Sabiru, lagian Opa  gak ngasih kabar" Elaknya. Pria tua itu mengerutkan dahi nya.

"Sudah dari jauh hari Opa sampaikan kepada ayahmu. Tidak di beritahu?" Higo menggeleng.

"Gatau Opa, tanya aja sama anak dan cucu Opa itu. Higo izin tidur ya" tanpa menunggu jawaban dari Opa nya , ia melangkahkan diri menuju kamarnya. Meninggalkan Sang Opa yang menatap Navian penuh pertanyaan.

Tbc

Hayyie! Part nya masih pendek, semoga kalian suka ya❗❗

Boleh bantu vote sama komen juga ya!

Sabtu/19/10/2024

HIGO STORY [haechan ft. dream]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang