CHAPTER 02

24 4 0
                                    

[CHAPTER 02]

Suara petikan pematik api menggemakan ruangan khusus untuk Jericho di markas kelompok MAFIA VANOS. Kelompok yang ia bentuk dari usia 15 tahun saat kabur dari rumah serta dikeluarkan dari sekolah.

Jericho duduk di kursinya, tepat pada belakang meja. Menikmati rokok di mulutnya, dengan asap yang terus mengepul dari batangan tembakau putih itu. Pria itu menyandarkan kepalanya pada sandaran kursi dengan mata terpejam. Kuku jari-jarinya membuat suara ketukan pada meja hitam berbahan kayu itu.

Rasa bosan menghampiri dirinya. Tapi meskipun begitu, pikirannya tidak luput dari sosok wanita yang menumpahkan kopi pada setelannya . Pria itu memang sudah menitah anak buahnya untuk membeli setelannya baru, tapi itu tak kunjung datang.

'Anrity Elowen.. siapa wanita itu?' benak Jericho. Sudah jelas kalau ia tertarik, tapi karena dinding gengsi pria itu terlalu tinggi dengan sekejap dia menghempaskan itu.

Kemudian datang suara ketukan dari pintu di ruangan itu. Tanpa menunggu lama, ia langsung menyetujui itu.

"Masuklah," titahnya dengan suara tegas dan kesal karena anak buahnya membutuhkan waktu lama untuk membeli setelan baru. Membuat dia harus bertahan dengan rasa lengket dari minuman kopi yang sudah mengering. Pria itu adalah orang yang perfeksionis, jadi wajar jika dia ingin cepat-cepat mengganti pakaian.

Anak buahnya menerima titah itu, dengan langkah hati-hati ia membuka pintu. Mereka berdua mendapati bos mereka menatapnya dengan tatapan tegas. mereka dengan susah payah menelan ludah sebelum salah satu dari mereka berkata.

"Bos, ini kami telah membeli kemeja dan jaket setelan baru. Serta dia membawakan semangkuk air serta handuk," katanya sambil menunjuk teman disampingnya saat mengatakan kata-kata diakhir.

Jericho hanya menanggapi itu dengan anggukan ringan. Para anak buahnya dengan hati-hati menaruh tas belanjaan, mangkuk air, serta handuk ke meja depan sofa karena itu meja terdekat.

"Bos, diluar ada tamu. Dia Tuan Lacroix, pemantau gudang kami," ucap salah satu dari anak buahnya yang sekarang tepat pada ambang pintu.

"Izinkan dia kemari."

Mereka langsung mengangguk sebelum membungkuk hormat dan meninggalkan ruangan Jericho.

Jericho ditinggalkan sendiri di ruangan pribadinya. Pria jangkung itu bangkit dari kursi, meluruskan kedua kaki jenjangnya. Kemudian ia berjalan kearah meja dengan barang yang sangat dia butuhkan saat ini.

Jericho mengambil tas belanjaan, membukanya untuk melihat isinya. Di dalam tas belanjaan itu terdapat kemeja putih dan jaket setelan yang masih terbungkus oleh plastik dan tersegel menandakan kalau itu masih baru serta dari merk terkenal.

Pria itu langsung membuka kancing kemejanya, membiarkan dirinya bertelanjang dada. Otot tubuhnya terbentuk sempurna, dengan dada dan perut yang kencang.

Tiba-tiba terdengar suara ketukan dari pintu, Jericho tidak panik sama sekali dan terus mengelap tubuhnya dengan handuk yang lembab karena air sebelum akhirnya menjawab karena adanya ketukan susulan.

"Masuklah." Jericho menjawab dan menoleh kearah pintu untuk melihat siapa yang akan masuk.

Jericho menyadari kedatangan sosok pria dengan tinggi yang tidak jauh berbeda dengan dirinya memakai setelan coklat tua, dia Atticus Lacroix. Atticus adalah pemantau dan juga pengelola gudang senjata milik kelompok Vanos yang sudah pasti ilegal.

Gudang yang terletak di perbukitan hutan memerlukan penjagaan ketat, di karenakan banyak musuh kelompok Vanos yang menyerang itu sebagai strategi dari musuh.

THE DEVILTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang