PROLOG

754 72 6
                                    

Mohon bijak dalam membaca setiap bait kalimat ya.

–HAPPY READING–

Target 20 vote 10 komen ✓

.
.
.

"Jangan naif Santriantar, aku juga tau jika kau menginginkan dirinya kembali."

Santriantar, sang pemilik rambut merah dengan wajah yang ditutupi topeng itu, menautkan satu alis nya bingung.

"Cih, aku tidak seperti kalian."

"Jangan memutar balikan fakta Santriantar. Kami tau, kau memang sudah tiada, tapi didalam hati kecil mu itu, pasti kau menginginkan Voltra kembali lagi bukan?"

Santriantar terdiam. "Aku hanya meminjamnya sebentar. Lagi pula aku tidak memerlukan kuasanya lagi. Dia abadi pada masalalu ku. Aku sudah mati, untuk apa aku masih menginginkan dia? Kau berpikir bahwa aku ini adalah sih serahkan Reta'ka hah?"

"Tidak. Hanya heran saja, kenapa kau malah dengan senang hati memberikan dia kebebasan diluar sana?"

Santriantar menghela nafasnya gusar. "Karna kuasa seperti dia pun, pantas hidup dengan bebasnya. Bagiku, Voltra, ralat Halilintar itu bukan alat perang. Tapi teman yang membutuhkan sosok yang mengerti dirinya."

....

"Bangun, Halilintar dan kembalilah kesana. Mereka menunggu mu."

"Maharani, ada apa ini, kenapa kau tidak mengambilku? Bukankah ini–"

"Sudah berapa kali aku bilang, aku bukan Kira'na yang berkhianat kepada mu. Aku sudah mengatakannya sejak awal kepadamu bukan? Aku hanya meminjam mu sebentar bukan mengambil mu."

"Kembali lah ke kerajaan Xaviera dan kalahkan sih serahkah Reta'ka itu."

–TBC–

Semoga kalian suka yaaa sama bab kali ini.
Bye bye 👊🏻😍

By : @AqueeneIntan.

Comeback, HalilintarTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang