Liat Rambut Sasa (1)

1.7K 91 48
                                    

Sudah tujuh tahun Diego dan Tsanna menikah, dan dikaruniai oleh seorang putera yang begitu tampan di usia pernikahan mereka yang ke empat tahun. Tahun ini balita yang baru saja genap berusia tiga tahun itu memasuki sekolah pertamanya, di tingkat Nursery.

Minggu pertama ia bersekolah, hari itu Rigel menawarkan diri untuk menjemput putera mereka dari sekolah, untuk menjadi alat mendekati seorang gadis yang ia sukai. Dan hal tersebut membuat Tsanna yang hanya memiliki waktu 1,5 jam tanpa Hugo, kini bisa sedikit bersantai hari ini.

Setelah mengantar Hugo ke sekolah, Tsanna lalu mengunjungi salon kecantikan. Ia memotong rambutnya yang sudah memanjang hingga sebokong, hingga kini hanya sebatas bahu.

Rigel mengatakan bahwa ia akan sedikit lama membawa Hugo, hal tersebut membuat Tsanna memiliki ide untuk... menggoda suaminya.

Pukul dua siang waktu itu setelah Tsnanna menyelesaikan treatmentnya di salon, dan langsung menuju rumah sederhana yang dibeli Diego untuk ditinggali keluarga kecil mereka.

Tsanna telah harum dari ujung rambut hingga ujung kaki. Sesampainya di kamar ia memilih beberapa pakaian yang sengaja ia beli dulu untuk menggoda sang suami, tepatnya ketika mereka belum memiliki Hugo.

"Masih muat ternyata," ucap Tsanna terkekeh.

Kemudian Tsanna merebahkan diri di atas ranjang, seraya mengetikkan pesan kepada sang suami. Namun sayangnya sepertinya rencananya terancam gagal, sebab Diego masih memiliki klien. Tetapi  bukan Tsanna namanya jika kehabisan akal, sifat penggoda Tsanna masih terus ada bahkan hingga mereka memiliki anak saat ini.

Ia mengirimkan banyak pose sensual kepada Diego, dan beralasan karena ia ingin menunjukkan rambutnya yang telah memendek.

Ego💋
Sayaang ||
Sayang sayang ||
Sasa baru potong rambut, mau liat nggak? ||
Sasa cakep nggak? ||
|| istri ego selalu cantik😍
|| pap aja boleh nggak syng?
Yakin cukup pap doang?
|| sorry ☹️
|| ego masih ada klien sayang 🥹
Oh, oke ||
Wait ||
Begini? ||

Ego💋Sayaang ||Sayang sayang ||Sasa baru potong rambut, mau liat nggak? ||Sasa cakep nggak? |||| istri ego selalu cantik😍|| pap aja boleh nggak syng?Yakin cukup pap doang?|| sorry ☹️|| ego masih ada klien sayang 🥹Oh, oke ||Wait ||Begini? ||

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

|| sayang ☹️☹️☹️
Cape ah.. ||
Begini capenya ☹️||

|| papa pijetin ya sayang😍|| otw pulang💋💋💋Tapi katanya masih ada klien |||| Lebih penting liat rambut sasa🥵🥵🥵

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


|| papa pijetin ya sayang😍
|| otw pulang💋💋💋
Tapi katanya masih ada klien ||
|| Lebih penting liat rambut sasa🥵🥵🥵

💗💗💗

Bel rumah mereka berbunyi, Tsanna yang masih memakai baju yang sama kini membukakan pintu untuk sang suami. Tubuhnya terhuyung saat mendapat sergapan Diego ketika ia baru saja membuka sedikit celah untuk Diego masuk.

"Tutup dulu pintunya, pa.. ngh..."

Diego menendang pintu dengan kakinya, kemudian lanjut mendorong Tsanna hingga ke sofa ruang tengah, seraya terus mencumbu perpotongan lehernya. Diego membawa Tsanna untuk duduk di atas pangkuannya, matanya sayu menatap Tsanna dari wajah, hingga turun ke bagian dada yang menyembul indah. Ia mengusapnya lembut, kemudian memijatnya hingga Tsanna memajukan wajah untuk melumat bibir Diego dengan tergesa.

Diego terkekeh geli, "pelan-pelan sayang. Nggak ilang ego-nya ini," goda Diego, kemudian mengusap rahang sang istri dengan lembut, kemudian memagut bibir Tsanna sambil melucuti baju yang dipakai Tsanna hingga sang istri kini telah polos di atas pangkuannya.

"Masih cantik nggak sasa?" Tanya Tsanna dengan puppy eyesnya pada Diego.

Diego mengecup pipi Tsanna, lalu menyeka surai Tsanna kebelakang telinganya, "selalu cantik, sasa selalu jadi yang paling cantik dimata ego."

"Meskipun kalau anak kedua kita perempuan?"

"Sasa?"

Tsanna tertawa kecil, kemudian memeluk erat sang suami. "Calon papa dua anak, jenguknya pelan-pelan papa, kasian adek—"

"—sayang..." Diego kini meneteskan air matanya. Mereka memang tidak mudah memiliki keturunan. Tidak pernah menunda sama sekali, namun mereka memang membutuhkan waktu yang tidak sebentar untuk mendapat Hugo setelah mereka menikah.

Dan saat ini, merupakan suatu kejutan dimana Tsanna mengandung buah hati mereka yang kedua. Tsanna menghapus air mata Diego, kemudian membawa sang suami dalam pagutan yang begitu lembut. Menyesapi manisnya bibir sang suami, yang bercampur dengan asinnya air mata yang masih berjatuhan.

Begitu lembut, Diego merebahkan Tsanna di atas sofa, lalu kemudian mengungkung Tsanna dan melebarkan dua tungkainya yang sudah tidak berbalut apa-apa.

"Udah tau hamil fotonya jangan nungging-nungging kaya tadi sayang," ucap Diego mencebik yang membuat Tsanna terkekeh geli.

Tsanna merasakan usapan pada bibir kewanitaannya, yang membuat milliknya semakin berkedut, dan menahan napas ketika Diego mulai membelah masuk.

"Ego... ngh..."

"Ya, baby... moan like that..." ucap Diego, seraya memijat lembut payudara Tsanna.

Tubuh Tsanna terguncang pelan, Diego sebisa mungkin menghentak tanpa menyakiti Tsanna mengingat baby number two yang ada didalam sana.

Meskipun begitu, perkasanya Diego tidak dapat di ukur oleh cepat atau lambat lelaki bersurai ginger itu bergerak. Sebab miliknya terus saja membuat Tsanna sesak, seperti sekarang, Tsanna yang menggigit bibirnya menahan sesaknya Diego yang memenuhinya.

"Kencengin, Ego... ngh..."

Diego menggeleng pelan, "nggak— nggak mau. Segini aja sayang—"

Diego tersentak saat Tsanna mendorongnya untuk kembali duduk, dan kembali naik ke atas pangkuan Diego.

"Sayang- Akhh..." Diego hampir gila, Tsanna bergerak memompa seraya memeluk erat leher Diego. Ia mendesah tertahan tepat di telinga Diego, membuat lelaki itu tak kuasa untuk menahan gerakan Tsanna yang semakin liar di atas pangkuannya.

"Pa... nghh..."

"Mau cum sayang? Biar Ego yang mompa, geli kan? Masih kuat, hm?" Tanya Diego di telinga Tsanna.

Tsanna menggeleng gelisah, namun gemetar pada tubuhnya membuat Diego memaksa Tsanna untuk kembali telentang, lalu melebarkan kaki Tsanna dan memompanya sekencang yang Tsanna mau.

"AH..." erang Tsanna meringis.

Tsanna mendapatkan yang ia mau, Diego seperti amnesia dan bergerak semakin gila. Ia memompa kencang seraya menyesap merah muda Tsanna dengan begitu kuat. Jemari Tsanna meremas surai Diego, lalu—

"EGO JANGAN KELUAR DI DALEM!"

Terlambat, sebab hangat itu sudah terlanjur mengalir dalam rahim Tsanna, dan memancing... kontraksi.

"Sayang— Ego lupa..."

Tsanna meringis ngilu, "perut sasa... kram, Ego... nghhh..."

Continue...

Jangan lupa vote ayang😍 klik bintangnya ya💋

Crumbs of Hello! BadboyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang