Splash, percikan suara air segar terdengar.
Kolam renang yang saat ini Isaac singgahi untuk menenangkan pikirannya yang galau, sepi dan sunyi, tentu saja. Karena kolam renang ini terletak di lantai dua mansion. Lebih tepatnya, ini adalah tempat yang berada di atas garasi indoor, dan kolam renang yang berada di outdoor ini dirancang menghadap pantai yang luas, ini adalah fasilitas yang benar-benar membuat rumah ini terasa seperti sebuah resor.
Di tengah hari saat matahari bersinar, sangat cocok untuk bersantai di atas kursi berjemur, membaca buku, dan memandangi birunya cakrawala laut. Jika dipadukan dengan minuman dingin akan membuatnya terasa seperti sedang berlibur di tempat yang jauh. Isaac selalu menyukai pemandangan dan suasana damai kolam renang ini, apalagi ketika dia merasa lelah ataupun galau.
Tidak hanya di siang hari saja kolam renang terasa menakjubkan, tapi juga di malam hari yang gelap. Ketika lampu yang terpasang di kolam renang menyala dengan lembut, air kolam menjadi berwarna kuning, menciptakan suasana berbeda saat di siang hari. Sayangnya, lautan tidak terlihat akibat ditelan gelapnya malam, namun sebaliknya, bintang-bintang berhamburan di langit gelap gulita seolah bisa jatuh kapan saja. Sungguh pemandangan yang indah dan romantis.
Tapi saat ini Isaac tidak datang untuk bersantai dan melihat pemandangan langit malam. Dia ingin menggerakkan tubuhnya. Dia ingin berlatih dan berolah raga hingga kepalanya yang panas menjadi dingin, jadi saat dia melihat pintu masuk kolam renang, secara impulsif dia masuk ke dalam.
Pergerakan Isaac yang membelah air kolam begitu mulus. Mula-mula ia melakukan gaya bebas, lalu gaya dada, gaya punggung, dan terakhir gaya kupu-kupu, apapun gaya yang ia pilih, gerakan renangnya sempurna.
Pada saat itu Isaac secara konstan berenang bolak-balik dalam kolam renang yang tenang dan dihiasi sinar lampu kuning. Pergerakan Isaac yang menyusuri air kolam untuk menghilangkan pikiran penat, tiba-tiba terhenti. Itu karena ketika dia hendak mengubah postur tubuhnya untuk berbalik di depan tembok di hadapannya, jari kaki seseorang terlihat dari jangkauan pandangannya. Orang itu bertelanjang kaki dan mengenakan celana panjang yang terbuat dari linen tipis.
Isaac tidak jadi berbalik, dia malah meraih dinding dan naik ke permukaan, lalu menyisir rambutnya yang basah kuyup. Nafas berat keluar tak beraturan. Pada saat itulah dia menyadari bahwa dia sudah berenang di dalam kolam untuk waktu yang cukup lama.
"Kau mabuk laut, tapi jago berenang."
Felix, si pria tinggi yang sedang berdiri di pinggir kolam sambil menatap Isaac itu berbicara dengan ekspresinya yang terkejut.
"Mabuk laut dan berenang itu hal yang berbeda."
"By the way, aku tidak tahu kalau kau pandai berenang. Aku pasti akan langsung percaya kalau kau bilang dulunya kau adalah seorang atlet renang. Apa itu alasannya kenapa tubuhmu begitu seksi?"
"Ini pertama kalinya aku mendengar tubuhku seksi."Felix tertawa riang mendengar Isaac menerima pasrah kata-kata usilnya. Meskipun respon Isaac tenang, saat mendengar tawa lepas Felix, dia perlahan merasakan panas lalu kembali menenggelamkan kepalanya ke dalam air. Plung, bunyi terdengar dari atas kepalanya.
Sudah dua bulan Isaac tinggal di sini, tapi pernahkah dia berenang di depan Felix sebelumnya? Isaac, bertanya pada dirinya sendiri sambil menyelam di dalam air. Gelembung-gelembung kecil keluar dari mulut dan hidungnya.
Sebenarnya, setiap kali Isaac datang ke kolam renang, dia menghabiskan lebih banyak waktu hanya untuk berbaring di atas kursi berjemur dibandingkan berendam di dalam air. Setiap kali dia datang bersama Benjamin, dia tidak sempat berenang karena sibuk bermain dengan anaknya. Setelah berpikir sejauh itu, Isaac akhirnya naik ke permukaan lagi dan menarik nafas dalam-dalam. Felix, yang pastinya sudah menunggu Isaac untuk muncul, masih berdiri di tempatnya sambil memandang Isaac yang basah kuyup.
KAMU SEDANG MEMBACA
Love, Benjamin 1
RomanceLanjutan Novel Dear, Benjamin. Terjemahan Bahasa Indonesia (fan translation), tidak 100% akurat.