Di bawah pohon ketapang yang rindang, angin laut yang sepoi-sepoi menerpa penghuni posko 20 yang sedang menatap indahnya pemandangan di depan mata. Lautan yang biru dan sejauh mata memandang terlihat pulau kecil yang akan mereka tinggali untuk beberapa bulan ke depan.
"Keren banget, fotoin gue dong!" seru Shakil sambil menyodorkan ponsel kepada Niko.
Niko berdecak. "Baru juga ketemu lagi lo udah main suruh-suruh aja," gerutunya.
"Elah, lebay lo!" ucap Shakil.
"Bu Rossa, Pak Juan, masuk ke dalam posko kami aja dulu, sambil nunggu perahunya datang!" ajak Suci dengan ramah.
Pak Juan mengangguk dengan cepat. "Iya, bolㅡ"
Ibu Rossa tersenyum. "Enggak, terimakasih ... kami nunggu disini aja, Dik. Kalian seposko silahkan bersihin poskonya!" tolaknya.
Pak Juan langsung mengulum bibirnya sambil menatap Ibu Rossa.
DPL dan anggota posko 20 saat ini sedang berkumpul di bibir pantai tepat di belakang posko 19. Mereka sedang menunggu datangnya perahu untuk menyebrangi pantai menuju pulau.
"Kamu nggak usah ikut ke pulau, aku nggak enak sama mahasiswa yang liat kita," ujar Bu Rossa sambil menatap ke pantai.
Pak Juan menoleh dan menatap Bu Rossa, "tapi aku khawatir, lagian satu kampus juga udah tau kalo kita udah tunangan. Lagian juga Mahasiswa posko aku udah aku arahin dan sekarang lagi istirahat di posko," balasnya.
Iya, benar apa yang Pak Juan katakan jika semua orang di kampus tempat mereka mengajar tau jika mereka memiliki hubungan spesial.
"Enak bener yang nggak kebagian di pulau, sekarang udah pada mulai beberes di posko masing-masing," celetuk Natasya sambil bersedekap menatap pantai.
Jazlyn menoleh menatap Natasya dan memanyunkan bibirnya sambil mengangguk. "Iya," ucapnya.
"Gue kalo nggak Jian mohon-mohon buat tukeran posko soalnya dia nggak mau pisah dari Suci, mungkin sekarang gue lagi beberes di posko 19," sahut Lulu.
Latif yang jaraknya tak jauh dari Lulu keningnya mengkerut ketika mendengar perkataan Lulu barusan. "Mjb nih ya, bukannya dari awal Jian emang di posko 19?" timpalnya.
Lulu menoleh ke belakang di mana Latif sedang duduk di bangku panjang. "Hah? Enggak, sebenarnya dia di posko 20, gue yang di posko 19," jawabnya.
Latif menatap sinis Jian dan Suci yang sedang mengangkat barang-barang ke dalam posko mereka. "Sialan, gue dikibulin," gumamnya.
"Pfffttt, jan bilang Suci juga sebenarnya posko 20 terus minta tukeran sama lo soalnya Jian ada di posko 19?" tebak Eja yang duduk tepat di samping Latif sambil menahan tawa.
Latif mengangguk. "Sialan, kata Suci, Jian dapet posko 19 makanya dia pengen di posko 19 juga bareng Jian. Bodohnya gue, gue nggak periksa di kertas pengumuman namanya Jian ada apa nggak di posko 19," jawabnya.
Niko menoyor kepala Latif. "Lah goblok!" ucapnya.
"Ini lah orang-orang yang kurang literasi," sambung Tama.
Meanwhile, di bawah pohon ketapang yang lain Ruqayyah duduk menyendiri sambil menatap kosong pantai. "Kenapa gue harus seposko sama Malik?" monolognya.
"Duh, kalo jodoh tak lari kemana sih," sahut Humey yang entah sejak kapan berada di belakang Ruqayyah.
"Astagfirullah, lo ngagetin, nyet! Sejak kapan lo ada disini?" tanya Ruqayyah.
"Barusan, acie ... gamon ya lo?" tuduh Humey.
"Dih, nggak ada tuh kata gamon di dalam kamus kehidupan gue!" sanggah Ruqayyah.
KAMU SEDANG MEMBACA
KULIAH KERJA NYATA, 02z
FanfictionKisah mahasiswa yang sedang mengikuti kuliah kerja nyata di sebuah pulau yang cukup jauh dari kota, dibumbui dengan kisah cinta dan juga persahabatan. Cerita ini mulai dipublish pada 22 Juni 2024. ______________________ ©2024, tataroom