2. Rumah

79 4 15
                                    

Mahasiswa posko 20 menatap rumah yang akan mereka tinggali tiga bulan kedepan. Rumah ini cukup besar, memiliki empat kamar tidur, dua kamar mandi yang terletak di dalam rumah dan satu toilet terpisah dari rumah. Toilet itu terletak di belakang rumah dan hanya toilet itu yang memiliki kloset.

"Waduh, ini kalo gue boker malem-malem gimana ya? Mana gue suka boker tengah malem lagi," cicit Jazlyn yang sudah ketar-ketir deluan.

"Elah, santai aja! Ini di Posko kita banyak yang berbatang, tinggal minta dijagain aja sama mereka," celetuk Lulu sambil merangkul Jazlyn.

"Eh, by the way, ini udah ada yang ambil kunci rumahnya nggak?" tanya Niko.

"Jaya, Isya sama Kamal sih tadi, sekalian laporan sama Kades terus nganterin Bu Rossa sama Pak Juan ke dermaga," jawab Tama kemudian meneguk air mineral.

"Oh, Bu Rossa sama Pak Juan langsung balik?" timpal Gail.

Tama mengangguk. "Ho'oh," balasnya.

"Tam, bagi dong, Tam!" pintah Aca pada Tama.

"Apa? Minum?" tanya Tama.

Aca mengangguk. "Iya," jawabnya.

"Lo nggak jijik?" tanya Tama.

Aca berdecak. "Lo lupa dulu lo sering banget minta minum gue pas SMA?"

"Eh, gue baru ngeh, anjir! Kita seposko ini dulu waktu SMA sekelas!" pekik Malik.

Eja berada di sampingnya lagsung memegang telinganya. "Lo biasa aja dong ngomongnya, jangan teriak-teriak!" ketusnya.

"Lebay lo! Latif yang di samping gue b aja tuh nggak kaya lo," bela Malik.

"Yaialah, kan Latif pake headset, kocak!" balas Eja.

"Aduh! Berisik banget lu berdua, ini udah mau magrib, lu berdua disembunyiin wewegombel baru tau rasa!" sahut Natasya.

Humey yang dari tadi takut langsung melangkah ke tengah-tengah mereka. "Iihh, Natasya jangan ngomong yang nggak-nggak, gue takut!" rengeknya.

"Nggak usah takut, Mey! Di samping lu ada Shakil tuh, setan takut sama Shakil," sahut Latif.

"Tif, lu udah pernah ditampar sama polisi india nggak?" tanya Shakil tiba-tiba.

"Belum sih," jawab Latif yang heran dengan pertanyaan random Shakil.

"Razka!" panggil Shakil.

"Apa?!" sahut Razka yang sedang duduk di teras sambil menguwap memeluk ranselnya.

"Tampar Latif dong!" seru Shakil.

"Hah?" ucap Razka yang bingung.

"Iya, biar Latif tau rasanya gimana ditampar sama polisi india," jelas Shakil.

"Anjing!" umpat Razka.

"Heh! Lu ngapain panjat pohon?" tanya Jazlyn pada Niko yang sedang memanjat pohon.

"Wah, nih anak pas putus sama Gail otaknya kegeser," cibir Malik.

"Dih, dari pada lo putus dari Ruqayyah, bukannya move on malah jadi sadboy," balas Niko.

Ruqayyah yang sedang minum langsung keselek dan air yang ada dimulutnya tersemprot mengenai Eja.

"Anjing!" umpat Eja.

"Astaga, sorry sorry, Ja! Gue nggak sengaja," ucap Ruqayyah sambil mengeringkan muka Eja dengan tissue.

Tiba-tiba Malik merampas tissue yang ada di tangan Ruqayyah kemudian mengerikan muka Eja. "Biar gue aja," ucapnya tanpa menatap Ruqayyah.

"Terserah lo," balas Ruqayyah yang mukanya jadi datar, kemudian masuk ke teras dan duduk di samping Razka.

"Kata gue sih, kalo masih suka jangan gengsi, Yah," tutur Razka tiba-tiba, "ya nggak, Nat?" lanjutnya sambil menatap Natasya yang berdiri sambil bersandar dengan tembok teras.

Natasya tertawa. "Don't ask me, gue juga belum berhasil dalam relationship," jawabnya.

"Ah, lu berdua sih, terlalu banyak gengsi kata gue," ucap Razka.

"Enggak sih, gue b aja," sanggah Ruqayyah.

Natasya mengangguk setuju. "Ditto!" sambungnya.

"Dih, buktinya tiap reuni, bukber bahkan hajatan di rumah siapa gitu, lu berdua nggak pernah dateng, Isya jugaㅡ"

"Eh, apa nih? Kok ada nama gue?" tanya Isya yang baru saja datang dengan kunci rumah di tangannya.

Isya membuka pintu rumah kemudian mereka semua masuk ke dalam rumah.

"Guys, bagi kamar dulu deh saran gue," ujar Jazlyn.

"Sholat dulu deh kita yang muslim, udah dari tadi adzan magrib," ajak Kamal.

"Gue lagi dapet," sahut Natasya.

"Sama gue juga," sahut Humey.

"Gue juga," sahut Gail.

"Lu bertiga kalo bohong awas aja, Allah nggak bisa dibohongi," ceramah Kamal.

"Beneran, astagfirullah...." ucap Humey.

.

.

.

Setelah selesai sholat bersih-bersih rumah dan membersihkan badan, mereka berkumpul di ruang tengah untuk membahas kegiatan apa saja yang akan mereka lakukan besok; karena proker akan mereka bahas besok, mengingat malam waktu yang sangat minim dan mereka semua sangat lelah.

"Jadi, ini kamar udah fix kan? Gue, Niko, Tama, Latif, kamar 1. Kamal, Shakil, Razka, Eja, kamar 2. Lulu, Ruqayyah, Shanum, Aca, kamar 3. Isya, jazlyn, Natasya, Gail, kamar 4," papar Jaya.

"Iya, udah bagus kaya gitu, tapi enak banget kamar nomor 2 buka pintu langsung ketemu pantai," sahut Niko.

"Enak apaan? Itu kamar paling kecil daripada yang lain," sanggah Shakil.

"Wih, santai dong!" ucap Lulu.

"Udah-udah, jadi soal kamar udah fix. Jadwal masak gimana?" tanya Jaya pada Isya yang merangkum hasil rapat mereka malam ini.

"Kalo soal masak, tadi Aca dengan senang hati nyaranin buat dia masak tiap hari, tapi harus ada yang bantu. Jadi, setiap hari itu kita yang cewek kebagian satu hari dalam seminggu buat masak, kecuali Aca yang kebagian setiap hari," papar Isya, "Ca, lo serius nggak keberatan? Nggak capek?" tanyanya pada Aca.

Aca tersenyum sambil mengangguk. "Gue yakin, tapi kalo makanannya nggak sesuai dengan lidah kalian jangㅡ"

"Nggak sesuai gimane? Lo aja dulu waktu SMA bawa bekal nasgor sekelas berebuatan pengan makan masakan lo," potong Humey.

"Udah, soal masak udah fix kan?" sela Jaya, karena sekarang sudah pukul stengah dua belas.

Humey memutar bola matanya malas.

"Hahahaha ... ngantuk lu, Jay?" tanya Kamal.

"Ho'oh, banget," jawab Jaya.

"Belum fix nih, masa yang masak cewek doang?" protes Gail.

"Bener juga sih, lagian masak itu skill yang bukan cuman cewek aja yang harus bisa gitu," lanjut Natasya.

"Saran gue sih, yang cowok nggak usah pake jadwal, pokoknya hari itu siapa aja yang free harus bantu masak juga! Awas aja ada yang banyak alasannya, jangan dikasih makan!" tegas Jazlyn.

Semua setuju dengan saran jazlyn walau pun semua cowok sangat berat hati menyetujuinya.

"Oke, udah fix kan ya? Jadi, kita tutup rapat malam ini, jangan lupa besok pagi kita kerja bakti, abis itu beraktivitas sesuai urusan atau tugas kita masing-masing," tutup Jaya kemudian mereka langsung ke kamar mereka masing-masing.

________________________TBC

KULIAH KERJA NYATA, 02zTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang