Chapter 1: Kisah Kelam Lilian

233 41 2
                                    

‧͙⁺˚*・༓☾☽༓・*˚⁺‧͙

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

‧͙⁺˚*・༓☾☽༓・*˚⁺‧͙

Di kediaman megah Duke dan Duchess Vadronia, yang terletak di tengah hutan lebat Ravenwood, kehidupan keluarga bangsawan ini terbentang dalam keanggunan yang tampaknya tak tersentuh. Namun, di balik dinding-dinding batu yang kokoh dan taman yang indah, terdapat bayangan kutukan mengerikan yang menghantuinya.

Lilian Valora Vadronia, putri satu-satunya dari Duke and Duchess Vadronia, tumbuh dalam bayang-bayang kutukan yang bernama Valley's Curse. Pada usia dua puluh tahun, dia adalah gambaran sempurna dari kecantikan dan kemegahan aristokratik. Rambut hitamnya panjang dan indah, kontras dengan matanya yang hijau gelap yang menunjukkan kecerdasan dan keanggunan. Namun, keelokan fisiknya menyembunyikan luka-luka batin yang dalam dan ketakutan yang menghantuinya setiap hari.

Kutukan Valley's Curse telah menjadi rahasia umum di seluruh Kekaisaran Ravenwood. Setiap kali Lilian memiliki perasaan cinta atau suka pada seseorang, tanda-tanda kecelakaan tragis akan menyusul. Bunga lily of the valley akan mulai tumbuh di kamarnya, yang semakin cantik maka semakin tragis tragedi yang dialami oleh orang tersebut.

Kisah tragis dimulai dengan kematian Duke and Duchess Vadronia. Mereka adalah orang tua yang penuh kasih sayang dan berbakti, selalu berada disisi Lilian meskipun kutukan yang mengerikan mengancam hidupnya. Dan benar saja, takdir adalah takdir. Bunga lily of the valley tumbuh begitu indah dan berkilau dikamar Lilian kala itu. Kematian Duke dan Duchess yang tragis tidak bisa terhindarkan dan itu terjadi ketika Lilian baru berusia tujuh tahun.

Pada suatu malam yang gelap dan berangin, mereka berdua pergi meninggalkan istana mereka untuk menghadiri sebuah acara di kota terdekat. Dalam perjalanan pulang, kereta kuda mereka diserang oleh sekelompok perampok yang tidak kenal. Sang Duke, pria yang gagah dan bijaksana, mencoba untuk melindungi Duchess, wanita yang lembut dan penyayang, namun usahanya sia-sia. Mereka berdua ditemukan keesokan harinya, di tepi jalan yang sepi. Wajah Duchess terpenuhi dengan ekspresi kegagalan dan penyesalan. Lalu Duke—kepalanya telah terpisah dari tubuhnya.

Kematian Duke and Duchess Vadronia menjadi pukulan besar bagi Lilian. Dia kehilangan tidak hanya kedua orang tua yang disayanginya, tetapi juga keyakinan bahwa ada yang baik dan adil dalam dunia ini. Parahnya kutukan itu tidak hanya mengambil kedua orang tuanya, tetapi juga Ibu asuh serta pelayan yang begitu tulus merawatnya. Namun, kematian pelayanannya terlalu—tragis, bahkan kata tragis saja tidak cukup untuk mendefinisikannya.

Sejak saat itu, Lilian mengunci hatinya dengan kunci yang kuat. Dia tidak akan pernah mengizinkan siapa pun untuk mendekatinya dengan cukup dekat untuk mencintainya, karena dia tahu bahwa cinta hanya akan membawa kesedihan dan kehancuran bagi orang yang dicintainya.

Dalam tahun-tahun berikutnya, kehidupan Lilian di kastil megah itu menjadi semakin suram. Kamar Lilian yang dulunya dipenuhi oleh bunga lily of the valley, kini bunga itu diletakkan di taman, sebagai pengingat akan harga yang harus dibayar jika dia membiarkan perasaannya menguasai dirinya.

Pada malam yang sunyi, Lilian berdiri di tengah lorong yang gelap, hanya cahaya bulan saja yang membantu penerangan nya. Angin malam membawa aroma bunga-bunga di taman yang berada di depannya. Dia merenung dalam keheningan, mendengarkan suara angin dan suara kecil yang mengingatkannya pada malam ketika orang-orang yang ia cintai pergi untuk selamanya.

"Lilian," gumamnya pada dirinya sendiri, suaranya hampir tidak terdengar dalam keheningan malam. "Mereka tidak pantas mati karena mencintaimu."

Dia menatap jari-jari tangannya yang gemetar, menyesal dan kehilangan. Air mata menggenang di matanya yang hijau gelap, tetapi dia tidak mengizinkan mereka jatuh. Dia tidak akan pernah membiarkan dunia melihat kelemahannya.

"Mereka tidak ingin aku bersikap seperti manusia, mereka ingin melihatku hidup seperti boneka yang tidak mempunyai perasaan. Menyayangi seseorang hanya akan membawa mereka pada kematian." bisiknya, suaranya rapuh dan penuh dengan kepedihan yang tersembunyi. "Kutukan ini tidak perduli dengan itu. Kutukan ini hanya menginginkan lebih banyak korban, lebih banyak darah untuk dipersembahkan di panggung ketidakadilan ini."

Lilian terdiam, merenungkan nasib tragis yang telah menghantuinya sepanjang hidupnya. Dia tahu bahwa dia harus tetap berhati dingin, meskipun hatinya hancur dan terluka. Itu adalah cara dia melindungi dirinya sendiri dan orang-orang di sekitarnya dari nasib buruk yang akan menimpa mereka jika dia melepaskan kendali.

Lilian berjalan ke taman dan duduk sendirian disana, di antara bunga-bunga yang tumbuh sebagai tanda kutukan tak terlihat yang menguasai hidupnya. Dia menatap ke kegelapan, membiarkan kesedihan yang dalam dan kehampaan mengelilinginya. Dia adalah wanita yang terlalu takut untuk mencintai lagi, dan sebaliknya, hanya memiliki bunga-bunga lily of the valley sebagai saksi bisu dari kisah hidupnya yang tragis.

Meskipun kehidupannya penuh dengan kesedihan dan ketakutan, Lilian masih berjuang untuk menemukan makna dan tujuan dalam hidupnya yang terkutuk. Dia tidak akan menyerah begitu saja pada takdirnya yang tragis. Meski hatinya telah membeku dan terluka, masih ada bara kehidupan yang membara di dalamnya, mencari cahaya di antara bayangan gelap yang mengelilinginya. Selain itu juga, dengan cara membuat dirinya tetap hidup, ini sebagai tanda pengabdiannya terhadap semua korban dari kutukannya yang rela mendekati maut hanya untuk memberikan setitik kasih sayang pada Lilian.

Dalam keheningan malam, Lilian merenungkan kembali kenangan manis bersama kedua orang tuanya yang telah tiada. Mereka adalah sosok yang selalu memberinya cinta dan kehangatan, meskipun hanya untuk waktu yang singkat. Kenangan akan senyum mereka dan pelukan hangat mereka adalah sumber kekuatan bagi Lilian dalam menghadapi kesendirian dan penderitaannya.

Begitu banyak hal telah dia korbankan dalam hidupnya untuk melindungi orang-orang yang dia cintai dari kutukan mengerikan ini. Tetapi dalam lubuk hatinya, dia tetap berharap untuk menemukan seseorang yang bisa mengerti dan menerima dia apa adanya. Seseorang yang tidak akan gentar menghadapi bahaya dan ketakutan yang melingkupi hidupnya.

Lilian memandang bunga-bunga lily of the valley yang tumbuh di taman, dan dia bertekad untuk tidak pernah lagi membiarkan bunga itu tumbuh di kamarnya. Dia akan menemukan cara untuk mengendalikan kutukan ini, atau setidaknya, dia akan menemukan cara untuk hidup dengan martabat dan kebahagiaan, meski di dalam hatinya ada bayangan yang tak terlupakan.

Seiring malam berlalu, Lilian menyadari bahwa hidupnya adalah sebuah perjuangan yang panjang nan berliku. Namun, dia tidak akan menyerah. Dia adalah Lilian Valora Vadronia, putri dari Duke and Duchess Vadronia, dan dia akan menemukan cara untuk mengatasi kutukan yang menghantuinya.

 Dia adalah Lilian Valora Vadronia, putri dari Duke and Duchess Vadronia, dan dia akan menemukan cara untuk mengatasi kutukan yang menghantuinya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

⋇⋆✦⋆⋇ 

Buat ml nya sesuai sama imajinasi kalian aja lah ya, aku sampe sekarang belum nemu yang bener2 pas buat karakter ml disini

Aku sempat kepikiran zhang linghe/song weilong sih, tapi tar dulu deh aku mau liat2 yg lainnya dulu


By Esta 25 July 2024

Love Under The Valley's CurseTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang