GTA 1

11 2 0
                                    

°°°

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

°°°

Turun nya hujan di malam hari membuat sebagian orang memilih berkelahi dengan selimut di kamar ataupun menyeduh mie instan sembari menonton acara kesukaan mereka.

Namun berbeda dengan Amanda, entah apa kesalahan yang telah ia perbuat sehingga ia dihukum di dalam gudang oleh ayahnya.

Samar samar terdengar isakan lirih dari dalam sana. Yang tentunya di perbuat oleh Amanda.

"Ayah... Keluarin Manda dari sini, Manda takut gelap yah," gumam Amanda lirih sembari menggedor pintu gudang.

"Ayah, bukain pintu nya yah,"

"Ayah.. Amanda takut gelap yah,"

Namun hasilnya nihil. Tak ada sahutan dari luar gudang membuat Amanda pasrah dengan keadaan nya saat ini.

Gadis itu terduduk di sana dengan menekuk kaki nya ketakutan. Samar samar trauma masa lalu nya kembali menghantui perasaan nya.

Kejadian di mana ia di perkosa beberapa oknum tak bertanggung jawab beberapa tahun lalu.

Bayang bayang itu mulai menghantui pikiran Amanda dan membuat gadis itu bergumam ricuh.

"Jangan apa apain Amanda."

"Amanda gak mau, Amanda gamau."

"Amanda bukan barang bekas, Amanda bukan bekasan."

"Tolong, jangan mendekat."

"Siapapun tolong aku.."

Gadis itu berusaha menutupi seluruh tubuhnya seolah olah ada orang yang ingin memangsa diri nya.

"Astaga Manda!" celetuk wanita parubaya yang baru saja membuka pintu gudang.

Putri terkejut saat melihat anak nya terduduk lemas dengan keringat bercucuran di pelipis nya.

"Manda, kamu kenapa sayang? Hei ini bunda," Putri langsung membekap anak nya ke dalam pelukan nya seraya menenangkan anak nya itu.

"Bunda, Manda bukan bekasan Bun.. Manda bukan bekasan," ucap Amanda lirih lalu memeluk erat ibunda nya itu.

"Sudah sudah, siapa yang bilang kamu bekasan? Kamu bukan bekasan sayang, ayo bunda antar ke kamar," Putri mencoba membantu Amanda untuk berdiri.

"Ngga mau.. nanti Manda di marahi ayah," tolak Amanda.

"Gapapa, nanti bunda marahi ayah ya. Sekarang ayo ke kamar," ajak Putri dengan tulus.

"Kalau ayah mukul Manda lagi gimana bun? Amanda gamau bikin ayah marah.."

"Ngga bakalan, ayo ke kamar."

Amanda hanya mengangguk pasrah lalu membiarkan bunda nya itu membawa nya ke kamar.

Saat berada di kamar, putri menidurkan Amanda ke ranjang lalu memeriksa suhu tubuh nya.

"Astaga, badan kamu panas. Tunggu di sini ya, bunda ambilkan kompres buat kamu," ucap Putri ingin berdiri dari ranjang.

GARIS TAKDIR AMANDATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang