cp 1

220 50 5
                                    

Pagi pun tiba, terlihat seorang ramaja tengah tertidur dengan pose ala kadarnya. Hingga ia merasa terusik karena sinar matahari yang masuk tanpa izin melalui ventilasi kamar, dengan perasaan jengkel mau tidak mau ia pun harus terbangun dari tidurnya.

"Aelahhh kenapa sih pas libur malah bangun pagi, giliran hari senin gw suka molor!!" Kesal Adel sambil menyibak selimut dan beranjak pergi kekamar mandi hanya sekedar cuci muka dan sikat gigi.

Lagian hari libur juga,  emang wajib kalau weekend harus mandi pagi? Ayolahhh...lebih baik hemat air, hemat sabun, hemat tenaga.

Setelah beberapa menit, ia pun keluar dengan keadaan wajah yang segar. Rasa kantuknya seketika hilang. Dengan semangat 48, Adel keluar untuk berkeliling ditaman dekat kos.

"Huaaa...seger bet pagi pagi keliling begini, mana dapet bonus juga. Bisa cuci mata liat mbak-mbak cakep pada jogging. Ga nyesel dah gw kemari pagi pagi." Monolognya sambil menatap para wanita-wanita yang sedang berjogging ditaman.

"Busettt bening-bening amayyy si neneng neneng..." Saat Adel ingin menlanjutkan jalan santainya, tiba-tiba pandangannya terhenti pada seorang gadis cantik yang sedang kesusahan membawa begitu banyak paperbag berukuran besar.

Karena Adel orangnya suka membantu akhirnya ia pun menghampiri wanita itu, yaaa tambah-tambah bisa kenalan ama cewe cakep.

"Kak mau saya bantu???" Ujarnya seraya sedikit membungkuk. Wanita itu pun sontak mendongak, ia terdiam sejenak menatap wajah Adel. Adel tersenyum sampai-sampai terlihat seperti adegan slowmo dimata wanita itu.

"Kak?? Hallowww..." Lamunan wanita itu langsung pecah. "Ehhh i-iya kenapa?" Tanya wanita itu yang membuat Adel harus mengulan kalimatnya kembali.

"Kakak cantik ini butuh bantuan?? Tadi saya liat kakaknya kaya kesusahan banget bawa barang-barangnya, mana gede gede gini." Adel sesekali melirik kebarang yang wanita itu bawa, terlihat dari tasnya yang penuh dengan banyaknya kanvas dan juga alat lukis dari merek ternama.

Adel dapat menyimpulkan, wanita didepannya ini merupakan orkay sekaligus seniman. Tapi yang bikin ia heran, kenapa orang kaya ini berjalan ditaman sambil bawa barang-barang berat kaya gini? Dia mau jualan? Ape gimane.

"Eee makasih, tapi saya bisa sendiri kokk..." Jawabnya seraya menenteng semua paperbag dan melanjutkan jalannya, baru juga 5 langkah ehhh udah jatoh lagi barang belanjaan wanita itu.

Adel hanya bisa menggeleng dan kembali menghampiri wanita yang terngah kesusahan itu. Tanpa bertanya ataupun meminta izin, Adel langsung mengambil paksa benerapa tas yang ada ditangan wanita itu.

"Udah biar saya bantu, ga bakal saya colong juga, ga bakal minta imbalan juga. Saya ikhlas kok, mana mobil kakak? Biar Adel bantu bawain." Sahutnya, seketika wanita itu mematung ditempat. Hingga akhirnya ia kembali bersuara.

"Ma-makasih...maaf ngrepotin." Adel hanya mengangguk. "Sok atuh duluan, saya bukan cenayang yang tau dimana mobil kakak..." Ucap Adel. Wanita itu terkekeh mendengar ujaran dari gadis remaja itu, ia pun berjalan mendahului Adel. Hingga akhirnya mereka terhenti disamping mobil mewah yang terparkir dipingir jalan.

"Ini mobil nya kak?" Tanya Adel sambil bersiul menatap mobil mewah yang ada didepannya.

"Iya...makasih ya, oh ya tadi nama kamu siapa?" Tanya wanita itu seraya menerima barangnya kembali dari tangan Adel.

"Adel kak...kakaknya sendiri siapa??" Balas Adel yang membuat wanita itu tersenyum hangat. "Ashel...salam kenal ya."

"Ohh kak Ashel...okey. Ya udah Adel duluan ya kakak cantik, ti ati dijalan..." Ucapnya beranjak pergi sambil memberikan wink kearah Ashel.

The Name (2A)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang