#O1

896 51 9
                                    

‧₊  

˚⊹
﹒₊  

˚﹒

Sim Jaeyun atau sering dipanggil Jake, seorang pria berusia 22 tahun dengan kehidupan yang terbilang normal. Ia bekerja sebagai desainer grafis di sebuah perusahaan kecil, menghabiskan sebagian besar harinya di depan layar komputer, merancang desain yang memuaskan klien tetapi tidak benar-benar memuaskan hatinya.

Rutinitas hariannya jarang berubah: bangun pagi, berangkat kerja, kembali ke rumahnya yang sunyi, lalu mengulangnya keesokan harinya. Hidupnya bisa dibilang monoton, terjebak dalam siklus yang terus berputar tanpa banyak variasi. Meskipun pekerjaannya menuntut kreativitas, Jake merasa seperti roda gigi dalam mesin yang tidak pernah berhenti, selalu bekerja tetapi tidak pernah benar-benar hidup.

Namun, ada satu hal yang selalu membuat hari-harinya lebih berwarna, sesuatu yang membuatnya merasa sedikit lebih hidup di tengah kebosanan yang melanda: Lee Heeseung.

Lee Heeseung, seorang aktor terkenal yang selalu tampil memukau di layar kaca. Dengan wajah tampan yang simetris, tubuh atletis yang terpahat sempurna, dan kemampuan akting yang luar biasa, Heeseung berhasil mencuri perhatian banyak orang, termasuk Jake. Setiap kali Heeseung muncul di layar, ia menjadi pusat dunia Jake, satu-satunya hal yang bisa membuatnya lupa sejenak dari rutinitas membosankan yang selalu mengikutinya.

Jake tidak hanya mengagumi Heeseung; dia benar-benar terobsesi. Ia mengikuti setiap langkah Heeseung, selalu ingin tahu lebih banyak tentang pria itu, seolah-olah dengan mengetahui setiap detail kehidupan Heeseung, Jake bisa merasakan sedikit kehangatan dari sinar bintang yang begitu jauh di luar jangkauannya.

Baginya, Heeseung adalah lebih dari sekadar bintang film-dia adalah objek dari segala fantasi dan keinginan yang tersembunyi di sudut terdalam hati Jake. Setiap malam, Jake memikirkan Heeseung, membayangkan bagaimana rasanya jika ia bisa berada di dekatnya, menyentuhnya, merasakan sentuhan Heeseung pada kulitnya. Pikiran itu begitu hidup dalam benaknya, hingga terkadang Jake merasa seperti ia hampir bisa merasakannya sungguhan.

Seperti malam-malam sebelumnya, setelah lelah bekerja seharian, Jake menyempatkan diri untuk menonton drama atau film terbaru yang dibintangi Heeseung.

Malam itu tidak berbeda. Jake duduk di sofa favoritnya dengan sebuah selimut tebal menutupi tubuhnya, seolah-olah selimut itu adalah perisai yang melindunginya dari kenyataan, membawanya masuk ke dunia fantasi di mana hanya ada dia dan Heeseung. Ruang tengah yang kecil dan minim pencahayaan memberikan suasana yang intim, seolah-olah hanya ada dia dan Heeseung di sana, terhubung melalui layar laptop.

Di layar, Heeseung sedang berada di kamar mandi. Kamera dengan lihainya menangkap setiap detil tubuh Heeseung yang basah dan berkilau. Setiap tetesan air yang mengalir di kulit kecokelatannya terasa begitu nyata, seolah-olah Jake bisa merasakan dinginnya air itu di kulitnya sendiri.

Pandangan Jake terpaku pada perut berotot Heeseung yang terlihat jelas, otot-otot yang terbentuk sempurna oleh rutinitas latihan yang intens, membuat Jake semakin terpesona. Ia bisa merasakan jantungnya berdetak lebih kencang, seolah-olah tubuhnya merespons setiap gerakan Heeseung di layar.

Nafasnya menjadi lebih berat, matanya tidak pernah lepas dari layar laptop, seolah-olah takut kehilangan satu detik pun dari pemandangan yang menakjubkan itu.

"Kenapa bagian bawahnya tidak tersorot sih?" Jake bergumam pelan, sedikit kecewa dengan batasan kamera. Namun, bayangan tubuh Heeseung yang sempurna terus bermain di pikirannya, mengisi setiap sudut imajinasinya dengan fantasi yang semakin berani. Sosok Heeseung yang telanjang di bawah pancuran itu terus membayangi pikirannya, menggugah gairah yang selama ini ia pendam dalam-dalam.

FAN SERVICE +. HeeJakeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang