Harapan Palsu

191 45 59
                                    

5
✳️✳️✳️
.
.
.
.
.


Pagi ini pada pukul 05.00 am, Aera bangun awal seperti biasa karena hendak membuat menu makanan untuk Jungkook. Sejak lima tahun belakangan dia terus melakukannya.

Aera kembali teringat pada ucapan Hoseok beberapa hari yang lalu mengenai makanan yang dia buat itu lebih baik untuk adik-adik mereka di Panti Asuhan saja daripada nanti akan terbuang sia-sia.

"Jungkook-shi ... Maafkan aku. Mungkin, ini adalah makanan terakhir yang kubuat untukmu," gumam Aera sembari memecahkan beberapa telur ke dalam wadah.

"Bukan karena aku menyerah atau perasaanku padamu sudah berubah. Tapi, kurasa Hoseok benar mengenai aku egois selama ini. Nanti, kalau aku sudah dapat pekerjaan dan punya uang sendiri, aku akan kembali membuat makanan untukmu. Aku berjanji." Aera kembali berbicara sendiri seolah Jungkook kini tengah berada di dekatnya.

Aera membuat beberapa menu makanan yang ia sajikan di dalam kotak bekal berwarna putih dan menuangkan air mineral pada botol minum dengan warna senada. Meski dia tahu makanan itu akan berakhir di mana nanti, Aera tak pernah setengah hati ketika membuatnya.

Dia bergegas untuk mandi dan bersiap pergi ke kampus. Hari ini Aera memakai jeans panjang dan longgar pada bagian kaki yang ia padukan dengan atasan yang menutupi seluruh permukaan lengannya yang terluka.

Ketika mandi tadi, Aera menahan perih setengah mati menyebabkan waktu yang ia habiskan untuk mandi lebih lama. Dia juga menggunakan beanie untuk menutupi dahinya yang terluka.

Penampilannya hari ini berbeda dari biasanya yang selalu memakai rok atau dress. Tapi, Aera tetap terlihat cantik karena dia pandai memadukan pakaian dan riasan pada wajahnya.

Setelah sampai di kampus, Aera segera menuju kelas karena dia sudah terlambat beberapa menit. Untuk pertama kalinya gadis itu terlambat selama kuliah.

Aera mendorong pintu membuat seisi kelas menoleh ke arahnya sedangkan yang menjadi pusat perhatian tengah merasa takut tetapi tetap masuk membuat ekspresi wajahnya terlihat menggemaskan.

"Pak, maaf karena saya terlambat," ucap Aera sembari menghadap seorang Dosen pria yang sedang berdiri di depan kelas.

Aera membungkuk beberapa kali membuat pinggangnya yang memang sakit itu semakin nyeri.

"Duduk di kursimu dan perhatikan ke depan," jawab Dosen tersebut dan melanjutkan penjelasan materinya.

"Terima kasih," ucap Aera perlahan senada dengan langkah kakinya menuju kursi paling pojok di belakang sana.

Aera melewati meja Jungkook tetapi dia tak menoleh pada pria itu membuat Jimin dan Eunwoo saling berpandangan. Karena tak biasanya gadis gila tersebut bersikap normal seperti itu.

Jungkook sempat menoleh sekilas pada Aera tetapi dia kembali fokus ke depan. Selama mata pelajaran berlangsung, tak ada karcis yang terlempar ke arahnya yang berisi ungkapan cinta dari Aera seperti biasa hingga kelas usai.

Para mahasiswa meninggalkan kelas satu persatu. Aera sendiri tengah mengemasi barang-barangnya ke dalam tas dengan tidak bersemangat karena dia tak melihat Hoseok hari ini.

Hoshi, apa kau masih marah padaku? Aku janji tak akan membuat makanan untuk Jungkook menggunakan uang dari Panti Asuhan lagi. Hari ini benar-benar yang terakhir. Tolong jangan marah lagi padaku, gumam Aera. Wajahnya sendu dan lebih banyak menunduk.

Aera merasa bersalah karena menganggap dirinya telah menyalahgunakan uang yang seharusnya ia gunakan untuk belajar dengan baik, tetapi justru ia sisihkan untuk hal yang lain.

DEAR JEONTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang