(pov not me)
Seiring berjalannya waktu, dia tumbuh menjadi anak perempuan yang ceria. Dia suka sekali bermain game, bermain layang-layang, dan permainan lainnya yang biasa dilakukan oleh anak laki-laki. Dia suka sekali menonton kartun, bahkan aku ingat ketika masa taman kanak-kanak dia pernah ditanyakan cita-citanya oleh gurunya dan dia hanya menjawab ingin menjadi "power ranger", lol memang bodoh.
Dia adalah anak perempuan yang lumayan dimanja oleh kedua orang tuanya, orang tuanya bahkan agak? sedikit? atau bisa dibilang mungkin? posesif terhadapnya. Kalian pasti ingat atau pernah merasakan, dimana ketika jaman sekolah dasar pasti 1/2 kalinya pernah mengikuti kegiatan berenang untuk mata pelajaran olahraga. Dia adalah salah satu anak yang selalu diikuti oleh kedua orang tuanya ketika sekolah mengadakan acara kegiatan diluar. Berbeda dengan anak-anak lain yang dimana mereka melakukan hal itu atau ini dengan sendirinya.
Kehidupan dia ketika Sekolah Dasar tidak begitu menjadi masalah dalam pribadinya tapi mungkin disitulah penyebab aku bisa muncul dalam dirinya. Ku akui, anak perempuan ini tidak pernah berani menentang atau melawan siapapun ketika dirinya salah atau benar, namun terkadang anak perempuan ini selalu marah ketika apa yang dia inginkan tidak terpenuhi, dia meluapkannya terkadang dengan menangis atau marah. Anak perempuan ini terkesan acuh terhadap apa yang sebenernya terjadi, dalam arti bahwa dia tidak tahu hal-hal mengerikan yang pernah dia alami akan menjadi dampak di masa depannya.
Ketika dia menginjak kelas 2 SD, aku ingat betul melihat bahwa adanya pertengkaran antara kedua orang tuanya. Ayahnya bekerja sebagai PNS di salah satu perusahaan listrik sedangkan ibunya hanya ibu rumah tangga. awal dari cerita pertengkaran ini adalah ketika aku mengetahui bahwa ayah dari anak perempuan ini bermain bersama wanita lain, tidak bermain yang (macam-macam) hanya saja mungkin genit (?). Ibunya menyadari itu dan berusaha untuk mencari tahu dalam diam. Aku tidak mengerti bagaimana ibunya mengetahui hal ini, hanya saja dari yang aku ingat mereka tiba-tiba bertengkar hebat sampai berminggu-minggu. Jelas itu adalah pengalaman pertama yang membuat anak ini ketakutan.
Melihat pertama kali, orang tuanya bertengkar. Tak jarang mereka bertengkar didepan anak perempuan ini, pada saat itu dia hanya diasuh oleh pembantunya. Tapi tentu walaupun usia dia masih kanak-kanak, dia benar-benar merasa sangat ketakutan. Mendengar kedua orang tuanya sama-sama beradu dengan nada yang tinggi. Itu sangat mengerikan. Bahkan harus ku akui, ibunya selalu kerasukan oleh kakek dari ayahnya itu. Shock, berantakan, menyedihkan, bingung, dan ketakutan bercampur aduk.
Kejadian itu berakhir kurang lebih sekitar 1 bulan kemudian dan keluarga inipun kembali menjalani kehidupannya.
-------
Aku takut, setelah kejadian itu aku tak ingin yang namanya pertengkaran. aku takut.
Setelah itu, aku menjalani kehidupan layaknya seperti anak-anak lain. Aku belajar dan bermain. Aku ingat jadwal harianku ketika masih di jenjang sekolah dasar, pagi-pagi aku berangkat sekolah dan pulang siang sekitar jam 1, lalu dilanjutkan dengan sekolah madrasah sampai jam 4 sore lalu dilanjutkan dengan mengaji. Setelah mengaji, aku selalu dituntut untuk belajar. Perlu kalian ketahui bahwa aku sangat benci belajar, aku lebih suka menghabiskan waktu ku dengan bermain dan bermain. Tapi ibuku sangat menuntutku agar aku mendapatkan nilai yang bagus. Tak jarang Dia selalu membandingkan aku dengan saudara-saudara ku yang selalu mendapatkan predikat kelas. Bahkan aku ingat, Dia selalu berkata "lihatlah saudaramu, dia selalu menjadi juara kelas" bahkan tak jarang Dia lebih sering memuji saudaraku dibanding diriku sendiri. Bukan hanya dari segi pembelajaran tapi juga dari segi penampilan dan kebiasaan.
Aku adalah sosok anak yang memiliki badan kurus dan juga berpenampilan seperti laki-laki, tak jarang ibuku selalu bilang padaku untuk memakai pakaian anak perempuan seperti saudara perempuanku dan yang lebih membuatku terkadang sakit hati adalah ketika saudara-saudaraku selalu bilang padaku "makan yang banyak, kaya saudara mu supaya badanmu gendut setidaknya berisi" termasuk orang tuaku. Singkat cerita akhirnya aku dianjurkan untuk mengikuti bimbel. Aku mulai melaksanakan bimbel setelah aku berada di kelas 3 sampai kelas 6, jam 7 malam pulang jam 9 malam dengan pengasuhku. Terkadang aku ingin menangis karena aku benar-benar capek.
Belum lagi, ditengah gempuran untuk mencapai nilai yang bagus, orang tuaku bertengkar lagi dan lagi. Aku ingat betul pertengkaran kedua ini lebih menyeramkan daripada pertengkaran sebelumnya. Ini terjadi ketika aku berada di Kelas 5 (?), aku lihat mereka saling menodongkan pisau. Aku ingat betul ibuku berkata "Bunuh, Bunuh" pada ayahku sampai ibuku pingsan. Dan lagi-lagi ibuku kerasukan kembali, aku ingat betul saat itu kondisi sedang hujan petir. Aku menangis, aku ketakutan, aku kalut, mencoba memisahkan mereka. Aku tidur dengan kepala sakit, mata bengkak, serta rasa takut. Berharap keesokannya mereka kembali bersama lagi. Lagi-lagi penyebabnya karena hal yang sama, yaitu ayahku. Bahkan sampai aku dengar bahwa ayahku terkena pelet oleh wanita lain, ketika aku bertanya hal itu ibuku langsung meneriakiku "DIAM! JADI ANAK GABISA NGERTIIN ORANG TUA". Aku takut mendengar suara tinggi itu.
Sampai akhirnya keluarga ku berhenti bertengkar dan menjalani kehidupannya kembali seperti biasa. Yang aku rasakan hanya bersyukur tapi juga was-was, takut hal itu kembali terjadi. sampai akhirnya aku menginjakan kaki di kelas 6. Dimana di kelas 6 ini teman-temanku rata-rata sedang mengalami pubertas, namun sayangnya hal itu tidak terjadi padaku. Aku baru mengalami masa dimana menyukai laki-laki sampai sebobrog dan seceria itu saat berada di akhir kelas 6. Aku merasa di fase ini aku sangat menemukan apa yang aku sukai, aku mulai mengetahui apa sifat yang yang sukai dan siapa diriku.
Biar ku jelaskan sedikit mengenai diriku yang ku sukai, dimasa ini dimana aku mulai aktif, aku bisa berinteraksi dengan siapapun, tak ada rasa malu atau segan, aku menyukai kehidupan ku difase ini karena aku bisa bermain apa yang aku inginkan, aku bermain game, aku bermain bola, tak kenal letih, tak kenal malu, aku bermain permainan yang sangat membuatku senang walaupun pada saat itu aku akan melakukan Ujian Nasional SD, aku juga tak jarang bermain sendiri ataupun bersama saudara-saudaraku, oh dan satu lagi difase ini aku benar-benar senang ketika terkadang orang tuaku mengizinkan apa yang ingin aku lakukan. Aku senang benar-benar senang.
Namun dikala kesenangan itu, terkadang Ibuku bertanya padaku disetiap waktu luang "bagaimana kalau kamu bukan anak ibu? siapa yang akan lebih kamu sayang? orang tua yang melahirkanmu atau orang yang mengasuhmu dari kecil?", aku tak sadar dengan apa yang dilontarkan orang tuaku sampai satu ketika, saat aku baru saja pulang sekolah dan sedang menonton kartun kesukaanku yaitu Naruto, aku dipanggil oleh ibuku. Disitulah kebeneran terungkap, ayah dan ibuku berbincang tentang hal ini. Awalnya mereka menanyakan hal yang sama "bagaimana kalau kamu bukan anak ibu? siapa yang akan lebih kamu sayang? orang tua yang melahirkanmu atau orang yang mengasuhmu dari kecil?" dan pada saat itu aku menjawab "ketika aku berada diposisi itu aku akan lebih menyayangi orang tua yang mengasuhku dibandingkan yang melahirkanku" dan seketika itu ayahku langsung menjawab "kamu salah satunya", aku yang bingung bertanya kembali dengan nada lelucon "bohong ah!?"dan ayahku hanya menjawab "Itu bener" lalu dia menceritakan asal mula kehidupanku.
Ibuku menikah dengan ayahku dan Ibuku sempat mengalami keguguran anak pertama hingga sulit memiliki anak. Saking ingin memilikinya anak, ibuku bilang bahwa ibuku menjalani operasi rahim untuk menemukan masalah kandungan di salah satu Rumah Sakit Bandung, ayah dan ibuku juga bekerja sama dengan Rumah Sakit di Sukabumi untuk membuka program adopsi. Tak jarang ibuku juga datang ke paraji untuk mencari bayi yang dapat di adopsi, bahkan pernah mendatangi orang pintar untuk memiliki anak. Segala cara telah orang tuaku lakukan untuk bisa mendapatkan bayi. Dan pada satu hari, ketika ibu dan ayahku pulang dari Rumah Sakit di Bandung untuk pengobatan dan persiapan program bayi tabung di tanggal 12 Mei 2002, Ibu dan Ayahku melihat aku ada didepan rumah dengan box bayi kecil dan catatan tanggal lahir dan alasan kenapa aku dibuang. lol itu mungkin terdengar hina tapi itulah kenyataannya, bahkan tak jarang sampai detik ini aku selalu berpikir apakah aku adalah anak hasil hubungan gelap ? Aku malu, Aku marah..
AKU MARAH PADA ORANG TUA YANG MELAHIRKAN KU! DENGAN BODOHNYA MENELANTARKAN ANAK BEGITU SAJA. JUJUR AKU INGIN TAU MUKA DARI ORANG TUA YANG MELAHIRKANKU DAN INGIN SEKALI MELEMPARKAN BANYAK PERTANYAAN DAN PUKULAN! KALIAN TOLOL. APA SEHARAM ITU SAYA ? DASAR ORANG TUA BEGO! AKU BENCI KALIAN!
YOU ARE READING
Me and myhalf
Non-FictionBukan cerita, hanya ingin menumpahkan segala kondisi yang author alami.