1. Future Shock

14 2 5
                                    

St Pavlov Foundation, Ernesto terbangun dari tidurnya dengan badan sedikit pegal. Semalam, pesta dansa telah mengalahkan raganya. Namun ia ingat jelas, semalam Tennant membantunya pergi ke kamar. Tennant memijat badannya untuk beberapa menit, sebelum ia pergi lagi untuk tidur. Malam itu cukup menyakitkan, tapi baginya kenangan yang menyenangkan. Ernesto lalu melihat cincin berlian disana, dan baru ingat kalau semalam Tennant yang memberikannya.

"Terima kasih."gumamnya.

Setelah mandi dan memakai pakaiannya, pintu tiba-tiba terbuka dan Vertin masuk kedalam.

"Oh!? Vertin?" Ernesto buru-buru memakai prostetik wajahnya.

"Hai, maaf. Kebiasaan buruk." Vertin menutup pintu, "Aku mau memberitahu sesuatu."

"Baiklah."

"Aku paham bahwa ini pertama kalinya buatmu berada di abad 20. Dunia serasa asing dan memusingkan, bukan?"

"Iya, benar..."

"Kami memiliki program untuk sekolah Arcanist muda, tetapi usia Anda sudah terlalu dewasa. Jadi aku akan membawamu ke Fasilitas pengenalan bagi penderita Future Shock Syndrome."

"Apa itu? Semacam penyakit?"

"Begitulah. Tenang saja, aku sudah bilang pada pengajar untuk memberikan pelajaran secara perlahan. Kamu bebas untuk memilih kelas, bertemu dengan Arcanist lain untuk meminta saran, dan juga kamu harus absen masuk terus selama 30 hari."

"Kelas ini...apakah tergantung dari skill yang aku bisa?"

"Jika menurutmu kamu sudah bisa atau mau belajar dari awal, kamu bebas memilih kelas manapun. Aku akan bantu, aku akan berikan kamu anjuran, jangan khawatir."

Ernesto lalu memakai seragam putih dan dituntun ke ruangan kelas, disana Vertin memberikan jadwal kelas yang bisa Ernesto ambil

"Kelas teknologi, untuk pelajaran dasar penggunaan teknologi modern. Kelas Fisik untuk beladiri, olahraga dan juga daya tahan tubuh secara keseluruhan. Kelas Arcane Arts, untuk meningkatkan kekuatan Arcanistmu. Kelas Kepribadian, untuk tata krama dan gaya hidup di era ini. Terakhir, khusus untukmu, kelas pelatihan senjata di tempat pasukan khusus."

"Semua itu? Banyak sekali." Ernesto tampak bingung.

"Jangan khawatir."kata Vertin, "Jika dijalani tidak akan terasa. Kamu pasti bisa."

"Akan kucoba..." Ernesto tampak tidak yakin.

"Sekarang, cobalah ke kelas teknologi. Untuk sekarang saja, kami akan tuntun."

Ernesto lalu memasuki ruangan lain, bertuliskan kelas Teknologi. Disana ia melihat berbagai macam mesin yang ia tidak pahami sama sekali.

"Selamat datang."kata pelatih pria berbaju putih, "Pertama kali melihat benda seperti ini?"

"Iya...aku akan mencoba belajar."

"Bagus! Duduklah."pelatih itu menyediakan kursi, "Sekarang...kita mulai...."

Beberapa jam kemudian, Ernesto keluar dari ruang kelas. Dengan lemas ia mengambil botol air minum yang disediakan, kemudian ia melihat saklar lampu di lorong. Ernesto berniat untuk mempraktekkan ilmu yang dipelajarinya. Menekan saklar itu berkali-kali, lampu di lorong berkedip-kedip seperti merubah langit dari terang menjadi gelap secara instan. Vertin lalu menghampirinya, "Menyenangkan, ya?"

"Oh, Vertin? Hai."

"Guru pengajar bilang kamu cukup cepat belajar. Kutebak, kamu belajar banyak dari Jebediah?"

"Iya, memang benar. Tapi...ini pertama kalinya aku belajar konsep listrik, sinyal radio, dan juga Televisi."

"...."Vertin memegang kening, "Wah, seharusnya jangan televisi."gumamnya.

Reverse 1999 : Vigilante Secunda Missionis (Fanfiction) Season 2Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang