TIGA | sosok familiar

217 23 1
                                    

“Cinta pertama tidak selalu berhasil

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

“Cinta pertama tidak selalu berhasil. Namun, kalau berhasil, tandannya dia akan abadi"

Bahkan semesta selalu memiliki cara untuk mempertemukan keduanya.

_______________________________________________

• • ✐ᝰ.ᐟ • •

Shane prama Natio sedang duduk di kursi kebesarannya, membaca beberapa dokumen yang harus ia tangani sebelum visit pukul lima sore nanti. Namun, kegiatannya harus terhenti ketika seseorang mengetuk pintu ruangan pribadinya. Dari balik pintu sesosok pemuda muncul, tersenyum letih ke arahnya.

Butuh beberapa detik bagi Prama untuk mengenali Zeeandra lah yang datang menemuinya. Setelah sekian lama memutus kontak, akhirnya pemuda itu menemuinya lagi. Shane bangkit, lantas merentangkan kedua lengannya untuk menyambut kedatangan pemuda tersebut. Anak dari sahabat lamanya, Gracio Januar.

“Apa kabar kamu? How about Baltimore? Betah kamu di sana?” tanyanya seraya mengiring Zeeandra untuk duduk di sofa, sementara ia menghampiri telepon untuk meminta seseorang membawakan dua cangkir kopi.

“Lebih suka di Indonesia, Om,” jawab Zeean diplomatis. Pemuda itu melírik pada foto yang terpajang di dinding. Senyum tercetak di bibirnya mengingat pertemuannya dengan seorang gadis siang kemarin.

“Kenapa nggak bilang sama Om, kamu sudah pulang? Kan bisa Om jemput.”

“Nggak mau ngerepotin, Om.”

“Siapa yang bilang merepotkan? Kamu udah Om anggap anak sendiri.”

“Saya bahkan lebih sering merepotkan Om, daripada Papa.” Zeean mengatakannya sambil tersenyum, namun ada getir dalam suaranya.

Shane menatap pemuda di hadapannya tidak tega. Beruntung tak lama kemudian pintu diketuk, seseorang mengantarkan kopi yang Shane pesan sebelumnya. Selepas mengucapkan terima kasih, Shane berdeham untuk memghilangkan atmosfer sendu sebelumnya.

“Om sama Tante apa kabar?” tanya Zeean, bukan sekadar basa-basi, ia sungguh peduli.

“Puji Tuhan baik, Tante juga masih ceriwis kayak dulu, kangen sih nggak pernah di hubungi sama kamu.” Shane tertawa kecil, yang dibalas Zeean dengan senyuman. Senang rasanya mendengar keluarga kecil itu bahagia.

“Kemarin saya ketemu Christy, Om nggak cerita dia kuliah di kampus saya?”

“Kamu sendiri yang susah sekali dihubungi, jangankan cerita soal Christy menanyakan kabar Om saja tidak pernah.”

Raut Zeean yang awalnya kaku, semakin mengendur. Ada hangat yang menjalar setiap kali berbincang dengan Shane. Rasanya seperti berbincang dengan Ayahnya sendiri. “Maaf Om.”

“Nggak masalah, asal tetap rajin menghubungi Om ya.” Shane menyesap kopinya, lalu menoleh ke arah Zeeandra. “Kamu masih nggak berniat main ke rumah Om, atau bertemu Tante?”

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: a day ago ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

SEMESTA : Tribute to Angelina Christy  Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang