That Night...

5 1 0
                                    

My Naughty Boy✈
Chapter 6 : That Night ...

(Oke, lanjut yang kemaren :3)

"R-raden, apa yang sebenarnya ingin kau lakukan ..."

Raden tak lagi mendengarkan pertanyaan Adit, dan masih melanjutkan aksinya. Adit sedikit memberontak dalam genggaman Raden, perlahan ingin menepis tangan Raden.

"R-raden ... tunggu dulu ... tanganku ..." erang kecil Adit mengenai tangannya.

Mata Adit tiba-tiba membesar, seakan ada sesuatu yang membuatnya tenang, dan mungkin sedikit nyaman. Ternyata, bibir Raden telah menyelip lembut diantara buah bibir Adit. Adit belum bisa berkata-kata.

"A-apa yang dia lakukan ... apa yang sebenarnya dia pikirkan ..." hati Adit bertanya-tanya apa yang sedang dia alami.

"Aku ... tak bisa ... bergerak ..."

Adit kehilangan tenaga, ia menutup matanya dan meneteskan setetes air mata yang ia tahan sedari tadi. Raden semakin merapatkan bibirnya, tak membiarkan Adit bergerak sedikit pun.

"Maafkan aku, Adit. Aku tak bisa menahannya lagi ..." ucap maaf Raden dari dalam hatinya.

Tiba-tiba, Adit membuka matanya kembali dan mendorong Raden sedikit keras. Genggaman Raden perlahan melemah, dan sadar dari tenggelamnya perasaan tadi.

"Hah ... huft~ ..."

"C-cukup. Aku tak bisa bernapas ..." ujar Adit sambil memalingkan wajahnya.

"A-ah, maafkan aku ..." jawab Raden sedikit kaget.

Keadaan dalam suasana hening sementara. Adit masih memalingkan wajahnya, Raden masih terdiam. Kembali tenggelam dalam suasana, dan ia bertanya.

"Boleh aku minta sekali lagi ...?"

Adit kaget mendengar permintaan Raden padanya. Dan ia menjawab Raden dengan pertanyaan kembali.

"H-hah? Tidak mau, bukankah itu sudah cukup>.<" Adit sedikit berontak ingin lepas dari Raden.

"Aku tidak akan melakukannya dibibir kali ini." sahut Raden.

"Apa maksudmu, aku tidak mengerti ..." tanya Adit dengan wajah bingungnya.

Wajah Raden perlahan mendekat leher Adit, dan meniupkan napas hangatnya ke bagian sensitif bagi Adit.

"Boleh ...?" tanya Raden sebelum melakukannya,

"T-tidak ... jangan meninggalkan bekas. Besok, kita masih harus pergi kuliah kan ..., bagaimana jika yang lain melihatnya ...?" ucap Adit sambil mendorong pelan tubuh Raden.

"Kalau begitu, aku akan melakukannya di tempat yang tak terlihat saja."

Raden dengan cepat berpindah ke bawah. Ia memalingkan wajahnya dan berpindah kearah perut mungil Adit. Perlahan menyingkap baju Adit dan ingin segera mengambil gigitan manis.

"T-Tunggu! Apa yang kau lakukan?! J-jangan disitu!" teriak kecil Adit, berusaha mendorong kepala Raden dari perutnya.

Tapi semua itu terlambat. Raden sudah mengecupnya dengan cepat dan meninggalkan bekas merah di perut Adit. Tak cukup satu kali, Raden dengan cepat mengambil kecupan kedua disisi yang lain.

"Ngh ... C-cukup, itu tempat sensitif bagiku ..."

Adit mengeluarkan suara yang (Aneh) sedikit demi sedikit selagi Raden mengambil kecupannya. Wajah Adit terlihat tak berdaya dan lemas dibuat Raden. Sedangkan harimau penyebabnya terlihat puas dengan bekas merah itu.

(Ya seneng dong mas Raden -.-)

"Shtt ... aku sudah selesai. Tidurlah anak manis ..." Raden kembali ke posisi awal dan mengecup dahi Adit.

Ia mengambil posisi tepat disamping Adit. Raden memeluknya dengan erat dan Adit mulai terlelap karena lelah ... (Kecewa yaq, gaada itunya:3 bwahahaha)

✈✈✈

Paginya, Raden terbangun dan membuka matanya. Menemukan Adit tak ada disebelahnya. Ia pun segera bangkit dari ranjang, lalu mengambil langkah ke kamar mandi. Setelah semuanya selesai, Raden bergegas keluar kamar dan menuju dapur. Disana, terlihat Adit yang sudah berseragam dan ibunya duduk di meja makan bersama. Mereka sedang menikmati teh hangat di pagi hari.

Adit melihat Raden yang baru saja keluar kamar, dan tidak mengatakan apa-apa.

"Adit ...?" panggil Raden dengan nada takut (Karna tadi malem tu lho :3)

Adit dengan cepat memalingkan wajahnya dan kembali mengobrol dengan ibu Raden. Kaget Adit tak merespon panggilannya, Raden segera mendekat ke Adit dengan wajah suram.

"Apakah hari kau akan menginap lagi?" tanya ibu Raden pada Adit.

"Ah, tidak. Aku akan langsung pulang hari ini." sahut ramah Adit.

"Oh, baiklah. Kalau begitu, bibi pergi mandi ya. Hati-hati saat turun kuliah nanti." pesan ibu Raden sebelum pergi ke kamar mandi.

"Baiklah, bi^^" jawab Adit.

Adit kembali menyeruput tehnya yang hangat, dengan wajah tenang, ia masih mengabaikan Raden. Raden masih berdiri lemas disebelah Adit, karena takut dimarahi soal kejadian semalam.

"A-adit ... maafkan aku soal semalam. Aku benar-benar tidak dapat menahannya ..." ucap lemas Raden.

"Hmm ..., aku tidak marah, kok." sahut Adit, sambil menurunkan gelas teh ke meja.

"Kalau begitu-" kalimat Raden terpotong.

"Tapi, jika kau melakukannya secara paksa seperti itu lagi. Kau mungkin tidak akan kesempatan lagi. Cobalah untuk menahan dirimu sedikit"

Adit berkata demikian sambil tersenyum, tapi memiliki arti yang menyeramkan. Raden hanya bisa mengangguk pelan sebagai respon paling aman. Mereka pun berangkat bersama untuk ke kampus.

To be continued yah bub (lope from author)

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jun 23 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

°Naughty Boy°Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang