Prolog

0 0 0
                                    

Lingkaran pada leher merambat naik hingga meremas lembut surai belakang sang pemuda begitu oksigen terasa semakin menipis sebab tautan bibir yang semakin dalam,

Nampaknya dua insan dalam mobil itu benar-benar menikmati pangutan, mengabaikan deringan ponsel yang mengalun berulang kali, namun sepertinya sang penelpon juga tak ingin mengalah hingga sepasang kekasih itu terpaksa melepas pangutan dengan nafas tersenggal,

Sang pemuda berdecak malas, "Siapa sih? Ganggu aja" gerutunya

Sedikit merapikan surai panjangnya, sang gadis kemudian meraih ponselnya, tanpa sengaja netra pemuda itu menangkap nama kontak yang tertera dilayar ponsel sang kekasih lalu berdecak kian keras "Dasar tua bangka pengganggu"

"Apasih?" ketus sang gadis mengangkat teleponnya

"Kamu dimana? Kamu nggak inget, hari ini kita ada pemotretan"

Sontak gadis itu menepuk jidat, "Kenapa baru di ingetin sih?! Tunggu, aku kesana sekarang"

"Aku udah nelpon berkali-

Piip.

Gadis itu memutus panggilan sepihak, lalu menggerutu setelahnya

"Aku duluan, aku baru inget ada pemotretan hari ini" ujar sang gadis sembari membereskan barang bawaan

"Aku anter ya?"

Gadis itu menggeleng, "Nggak usah, jaman sekarang reporter udah kayak debu, ada dimana-mana"

"Aku pergi" dengan kilat, gadis itu membubuhkan satu kecupan tepat di ranum sang kekasih,"I love you" lalu bergegas keluar setelahnya.

"Aku pergi" dengan kilat, gadis itu membubuhkan satu kecupan tepat di ranum sang kekasih,"I love you" lalu bergegas keluar setelahnya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.












What do u think?

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jul 13 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

QUEENTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang