Chapter 42

3.1K 312 69
                                    

Sakura masih berada dirumah sakit, ia memiliki beberapa pekerjaan lagi sebelum bisa kembali pulang. Dan ini bagus karena Sakura berencana melancarkan rencananya busuknya. Kali ini Sakura berencana menjadikan Shizune sebagai umpannya.

Ya, Shizune. Karena wanita itu adalah orang yang bertanggung jawab dalam menangani kondisi Hinata selama dirawat dirumah sakit.

Pintu ruangan dibuka menampilkan Shizune yang barusaja masuk kedalam. Wajah gadis bersurai hitam pendek itu terlihat lelah. Ya, itu jelas karena Sakura juga tau berapa banyak pasien yang wanita itu tangani.

Walaupun kemampuan Sakura saat ini bisa dikatakan jauh lebih hebat dibandingkan Shizune, tapi posisinya sekarang masih berada dibawah wanita itu. Setidaknya butuh beberapa tahun lagi bagi Sakura agar ia bisa membuat posisinya berada jauh diatas Shizune.

"Kau terlihat lelah Shizune-san." Sakura berseru memberikan satu botol isotonik kepada wanita itu

Shizune tersenyum menerima dengan senang hati minuman itu dan langsung meneguknya. Kepalanya terasa sakit dan selama beberapa hari ini Shizune kekurangan tidur. Banyaknya pasien yang harus ia rawat membuatnya sedikit kewalahan. Belum lagi Shizune yang harus merawat Hinata membuat tenaganya terkuras dua kali lipat. Hinata memang tidak bermasalah, gadis itu sangat baik dan pengertian saat menjadi salah satu pasiennya tapi yang menjadi permasalahannya adalah suami gadis itu sendiri. Si Uchiha tampan yang kerap kali membuat Shizune naik darah. Pria itu benar-benar sangat merepotkan.

"Ya, hari ini sangat melelahkan." Gumam Shizune pelan membuang botol kosong minuman yang Sakura berikan kedalam tong sampah

Sakura melihat itu dengan manik emerald-nya yang sedikit mengkilat, sudut bibirnya sedikit terangkat dan Shizune sama sekali tidak menyadari hal itu.

"Kau memiliki banyak pasien dan sepertinya sebentar lagi kau akan segera menjadi pengganti Tsunade-sama, Shizune-san." Goda Sakura

Ya, Sakura tau jika Tsunade berniat pensiun beberapa tahun lagi dan jika boleh jujur Sakura menginginkan dirinyalah yang menjadi pengganti gurunya itu. Ia ingin diakui dan mendapatkan sebuah jabatan yang bisa ia banggakan kepada Sasuke.

Setidaknya dengan itu Sakura tidak akan kalah dengan Hinata yang berstatus sebagai sang Heires Hyuga.

Sedang Shizune hanya tersenyum tipis, menggelengkan kepalanya menanggapi perkataan itu "Kau berlebihan Sakura karena menurutku kau lebih pantas berada diposisi itu."

Sakura mengusap tengkuknya dengan malu-malu. Itu memang benar, karena hanya Sakura yang cocok berada di posisi itu dan bukan yang lain.

"Masih terlalu dini untukku." Gumam Sakura pelan

Shizune hanya terkekeh, rasa kantuk mulai menghampirinya dan ia menguap beberapa kali mencoba untuk tetap terjaga karena beberapa menit lagi Shizune harus kembali mengecek kondisi Hinata.

Diam-diam Sakura melirik kearah Shizune dan sudut bibirnya kian tertarik keatas saat ia bangkit dari duduknya.

"Aku akan pulang sekarang Shizune-san, pekerjaan ku sudah selesai." Seru Sakura riang

Shizune mengangguk dengan mata setengah terpejam "Ya, hati-hati dijalan Sakura."

Sakura mengangguk dan langsung berlalu keluar dari ruangan itu. Lengkungan bibirnya kian lebar dan sebentar lagi obat bius yang ia berikan pada minuman isotonik itu akan berkerja. Dan dengan begitu Sakura bisa mengendalikan Shizune dengan mudah.

Sakura berlalu meninggalkan rumah sakit, matanya terus melirik kesana-kemari memastikan bahwa tidak ada satu orangpun yang mencurigainya. Dan Sakura tersenyum puas saat tidak ada satu orangpun yang mencurigai gerak geriknya.

Passionate Nightmare ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang