- Prolog -

26 15 0
                                    

𝐒𝐞𝐦𝐮𝐚 𝐜𝐞𝐫𝐢𝐭𝐚 𝐲𝐚𝐧𝐠 𝐚𝐝𝐚 𝐝𝐢 𝐬𝐢𝐧𝐢 𝐟𝐢𝐤𝐬𝐢. 𝐉𝐢𝐤𝐚 𝐚𝐝𝐚 𝐤𝐞𝐬𝐚𝐦𝐚𝐚𝐧 𝐧𝐚𝐦𝐚 𝐝𝐚𝐧 𝐤𝐞𝐣𝐚𝐝𝐢𝐚𝐧 𝐢𝐭𝐮 𝐬𝐞𝐛𝐮𝐚𝐡 𝐤𝐞𝐛𝐞𝐭𝐮𝐥𝐚𝐧.

𝐇𝐚𝐧𝐲𝐚 𝐜𝐞𝐫𝐢𝐭𝐚 𝐟𝐚𝐧𝐭𝐚𝐬𝐢, 𝐣𝐚𝐧𝐠𝐚𝐧 𝐦𝐞𝐧𝐲𝐚𝐧𝐠𝐤𝐮𝐭 𝐩𝐚𝐮𝐭𝐤𝐚𝐧 𝐜𝐞𝐫𝐢𝐭𝐚 𝐢𝐧𝐢 𝐝𝐞𝐧𝐠𝐚𝐧 𝐟𝐚𝐤𝐭𝐚 𝐝𝐮𝐧𝐢𝐚.

𝐒𝐞𝐥𝐚𝐦𝐚𝐭 𝐌𝐞𝐦𝐛𝐚𝐜𝐚-♡!


"Di malam bulan purnama merah berapi, yang merupakan waktu di mana tiga bangsa berebut untuk mendapatkan kekuatan yang abadi. Terjadi badai dahsyat yang dapat membunuh siapa saja yang lengah. Ketika malam semakin mencekam dan bulan tepat berada di atas kepala kita, di sanalah pertarungan berlangsung. Yang menanglah yang berkuasa, yang menanglah yang berhak." cerita itu keluar dari mulut seorang ratu mermaid cantik, Ratu Helene.

"Siapapun yang berhasil menancapkan anak panah ke bulan merah itu, maka kehidupannya akan terus berjalan dengan sempurna, kekuatannya bertambah, dan  tak ada yang bisa mengalahkannya kecuali tuhan dan kebodohannya sendiri."  lanjutnya.

Bulan Purnama merah berapi yang ditusuk anak panah🏹

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Bulan Purnama merah berapi yang ditusuk anak panah🏹

Seluruh anak-anak Ratu Helene terdiam, merasa takut sekaligus penasaran tentang apa yang telah diceritakan ibunya. "Ibu, ayah akan menang kan? Bangsa mermaid yang terkuat kan?" ucap Lyssa, yang merupakan putri tertua.

"Ibu harap begitu," jawab Ratu Helene dengan lirih, tangannya terus menimang-nimang bayi yang ada di gendongannya.

Tiba-tiba tubuh mereka terasa berat, ekor mereka terus bergerak dengan ekstra agar tubuh mereka tak terbawa arus air. "Ibu, ada apa ini?" rengek Damian,  anak laki-laki termuda dari Ratu Helene.

Nicolas yang merupakan anak pertama dengan sigap menggandeng tangan ibu dan adik-adiknya, "Tenang saja, itu pasti hanya kawanan paus yang sedang melintas." ucap Nicolas yang berusaha menangkan adiknya.

Namun tak lama pintu yang menutup ruangan mereka hancur, lalu disusul oleh gelombang air yang merusak semua barang yang ada di sana. Bayi kecil yang digendong Ratu Helene terlempar, menangis keras saat tubuh mungilnya tergeletak di dasar air.

"Tolong!!! siapa kamu? Jangan! Jangan!" teriakan suara gadis muda menggema di ruangan yang sudah hancur itu.

Ratu Helene yang mendengar suara teriakan dan tangisan anak-anaknya, menjadi sangat panik, "Lyssa... Eudora... Damian... Nicolas..."

Lalu Ratu Helene menyadari putrinya yang masih bayi tergeletak di dasar air, "SELENEEE!!!" ekornya bergerak dengan cepat untuk berenang menghampiri bayi kecilnya, tapi tiba-tiba Ratu Helene terhenti karena ekornya tak bisa digerakan dan terasa sakit, "ARGHHH"

Sebuah tali mengikat ekornya dan menariknya menjauh dari sang putri, "SELENE!!!". Ratu Helene masih berusaha mengayunkan ekornya yang berwarna gold berkilau sekuat tenaga, namun usahanya sia-sia.

Seorang pemuda gagah dengan ekor berwarna silver dengan gradasi putih datang menarik tangan ratu, "Yang Mulia-" teriak pemuda itu.

Ratu Helene menangis, "Arsen... Selamatkan Selene." 

SeleneTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang