tak normal lagi jika adik ku tak ada saja tingkahnya. kesal? tentu tidak. hanya bagaimana aku bisa membeli bouquet bunga. kehadiran ku saja tak pernah terhembus di toko bouquet sebelumnya. dan lagi rasanya dia sedang mengerjaiku. akal dia tak pernah lolos dari percobaan membuatku malu berkali-kali. sekarang aku harus kesana dan memilih bouquet bunga untuknya. kalo bukan karna adikku satu-satunya dan hari spesial untuknya pasti saja aku takkan mau menurut untuk hari ini.
ini sudah jam aku pulang kerja. biasa aku langsung kembali kerumah, atau paling tidak mampir membeli hal yang kuperlukan barang seperkian menit saja. entah membeli bouquet masih terlampir sebagai keperluan atau tidak. tapi mau tidak mau aku harus melakukannya. agar suaranya tak mendengung terusan, untuk menuntut.
suzuki jimny, hasil dari kerjaku selama menjadi orang dewasa baru. tak kubiarkan kilat ketampanannya tertutupi noda sedikitpun. tak terkecuali kilat ban. pukul 18.30, suasana pun sudah menggelap. sebentar kutengok bintang-bintang mendekorasi ruangan langit malam, cahaya mereka jauh seribu kali lebih terang dibanding kekosongan yang amat pekat dalam jiwaku.
seluruh emosi masih dapat kurasakan dan kutunjukkan. namun hampa penuh masih terhampar dalam diriku. kosong yang enggan terisi. sampai kudorong pintu kaca toko, tetap tiada wewangian yang dapat menyentuhnya.
"selamat datang" sapa singkat dari dua wanita. seorang berada dikasir, dan seorang lainnya sedang menata beberapa jenis bunga, yang tak kuketahui bunga apa sajakah itu.
seluruh penampakan kuntuman setiap bunga telah tertangkap oleh mataku, namun belum ada yang ku pilih. hingga akhirnya aku pilih satu batang bunga mawar yang tertata didekat kasir. pikirku ini lebih cocok untuknya. atau mungkin dia akan menyanjungku telah menjadi kakak yang pengertian.
"silahkan, dan terimakasih"
mengangguk sekali, menjawab untuk berterimakasih kembali atas pelayanan toko.
***
hembusan angin malam mengelus kepalaku lembut. menarik suasana hatiku, sedikit mengurangi lelah seharian bekerja. setiap ku memandang tak kudapati hal lain selain bebauan obat-obatan khas Rumah Sakit. malam ini, walau hanya sekian detik aku dapat merasakan alunan udara yang amat sopan berkeliaran menyantuniku.
KAMU SEDANG MEMBACA
STRANGER
RomanceDipertemukan lewat kebetulan-kebetulan yang terlalu sering menjadi kebetulan hingga tidak bisa dianggap lagi sebagai kebetulan melainkan adalah takdir. Namun, ketika keduanya mencintai setelah gejolak hati yang membingungkan dan pertarungan dengan r...