Prolog

12 2 0
                                    

Happy reading!!

Kosong...

Kamar dengan cat berwarana putih itu membuat seorang gadis yang saat ini sedang terduduk di lantai ikut merasakan kehampaan dalam hatinya, Memeluk lukanya sendiri.

Gadis kecil itu baru berusia 14 tahun tapi dia sangat tegar, ibunya baru saja meninggal namun setetes air mata tidak ia keluarkan.

"Mom, seharusnya hari ini aku menangis tapi apa gunanya jika itu tidak membuatmu bangun".

Oh god kasihanilah dia, matanya sudah memerah menahan tangis namun dia hanya bisa berkaca kaca.

Seorang pria paruh baya dengan pakaian serba hitam masuk kedalam kamar, memeluk gadis itu erat.

"Hei menangislah jika kau menginginkannya, itu tidak menunjukkan bahwa kau lemah".

Gadis itu hanya tersenyum kecut, ia mengeratkan pelukannya pada pria itu.

"Zera Alexina Baudelaire tidak akan pernah kalah dengan takdir paman, air mataku tidak akan luruh begitu saja".

"Kau persis seperti ibumu, ayo kita ke makam, ganti bajumu aku akan memanggil pelayan".

"Aku akan menyusul ke bawah, tidak perlu pelayan".

Didalam hati gadis itu sudah hancur namun ia tidak mungkin mengungkapkannya pada sang paman, mommy nya tidak mengajarkan menjadi lemah didepan orang lain.

Next on...

Halloo jangan lupa vote dan komen ya teman temann...

Ini cerita pertama aku btw, semoga kalian suka yaww lope lope sebanyak banyaknya buat kalian yang udah mau baca ceritakuu...

Ayo absen kalian tau dari siapa cerita ini

Maaf yaa kalau ada typo nanti bakal aku revisi kok kalau ceritanya dah tamatt..

JOUER AVEC LE DESTIN Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang