Teman Lama

235 15 4
                                    

Gunawan duduk di teras rumahnya pada pagi hari, mengamati salah satu mobil klasiknya yang terparkir di depan. Beberapa masalah mulai muncul, seperti suara mesin yang kasar dan rem yang terasa kurang pakem. Ia tahu bahwa mobilnya memerlukan beberapa suku cadang baru. Ia pun masuk ke dalam rumah dan berbicara dengan istrinya, Nadine. 

"Sayang, mobil klasikku butuh beberapa spare-part. Aku akan mencari suku cadang yang dibutuhkan. Mungkin aku bisa meminta tolong Maris untuk mencarikannya," kata Gunawan sambil duduk di meja makan. 

Nadine, yang berprofesi sebagai perawat, mengangguk mengerti. "Itu ide bagus. Kamu mau pergi sekarang?" 

"Ya, aku pikir sekalian jalan-jalan keluar kota. Kamu mau ikut?" Nadine tersenyum. 

"Aku ikut, tapi mungkin aku akan mampir dan menunggu di mall saja. Tidak terlalu tertarik ke bengkel."

"Maris, ini Gunawan. Sudah lama tidak bertemu! Aku butuh bantuanmu. Mobil klasikku perlu beberapa suku cadang, dan aku ingat kamu punya bengkel." Tidak butuh waktu lama sebelum balasan chat dari Maris masuk. 

"Gun! Sudah lama nggak ketemu. Tentu saja, datang ke bengkelnya. Sekarang namanya 'Marissa Otomotif', bukan 'Maris Bikers' lagi. Aku ada kejutan buatmu!" Gunawan tersenyum dan membalas, 

"Tentu saja! Aku juga penasaran bagaimana kabarmu dan Aisyah."

Keesokan harinya, Gunawan dan Nadine berangkat menuju bengkel "Marissa Otomotif" yang terletak di kota. Setelah menurunkan Nadine di mall, Gunawan melanjutkan perjalanannya ke bengkel. 

Sesampainya di sana, ia disambut oleh nuansa serba pink yang menghiasi bagian depan bengkel. Tidak seperti bengkel pada umumnya, tempat ini terlihat sangat rapi dan bersih. Di lobi, ia melihat seorang perempuan admin yang mengenakan hijab berwarna pink, tersenyum ramah menyambutnya. 

"Selamat datang di Marissa Otomotif, ada yang bisa saya bantu?" tanya perempuan itu dengan suara lembut. 

"Saya Gunawan, teman lama Maris. Saya datang untuk membeli beberapa suku cadang dan ingin bertemu dengannya," jawab Gunawan. 

"Maris sedang keluar sebentar, tapi saya bisa membantu Anda sementara," kata perempuan itu sambil mempersilakan Gunawan duduk. 

Gunawan merasa sedikit kecewa karena tidak bisa langsung bertemu dengan Maris, namun ia mulai berbicara dengan admin tersebut. Perempuan itu tampak sangat menguasai pembicaraan tentang mobil dan tampaknya mengetahui banyak tentang masa lalu Gunawan. 

"Nama Anda Marissa, ya? Sama seperti nama bengkel ini," kata Gunawan dengan sedikit bercanda. 

"Iya, benar. Nama saya Marissa," jawab perempuan itu sambil tersenyum. Gunawan penasaran dan mulai bertanya soal Maris dan Aisyah. 

"Bagaimana kabar Maris dan Aisyah? Maris sedang keluar, ya?" 

"Maris sedang keluar, tapi Aisyah ada di dalam bengkel," jawab Marissa.

Gunawan tersenyum dan bercanda, "Jadi, Aisyah sedang jadi montir, ya?" 

Marissa tertawa. "Kok tahu? Tuh orangnya," katanya sambil menunjuk ke arah seorang perempuan yang sedang berada di kolong mobil. Gunawan awalnya bercanda, tapi ia terkejut melihat perempuan itu. Dari jauh, terlihat postur tubuhnya tidak seperti Aisyah yang ia ingat, lagipula Aisyah tidak mungkin melepas jilbab. "Sepertinya bukan Aisyah, terlalu besar badannya. Seingatku, Aisyah kurus. Tapi itu empat tahun lalu." 

Marissa hanya tersenyum, kemudian memberikan barang-barang pesanan Gunawan. Namun, kali ini nada dan gaya bicaranya berubah. 

"Ini barang-barang yang lo pesen, bro," kata Marissa dengan gaya bicara yang akrab dan santai, seperti teman lama.

ValkSheba : The Cursed DemonTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang