Bian belum punya cita cita, tapi saat ada yang bertanya tentang cita cita nya dia akan menjawab "dokter" jawaban dari sd itu konsisten sampai sekarang.
"setelah lulus sma kamu mau kemana?" tanya ayahnya pagi itu setelah selesai dengan sarapannya.
Bian meletakkan sendoknya dan meminum air putih terlebih dahulu, memikirkan jawaban yang tepat untuk pertanyaan sang ayah. "UI kedokteran" jawabnya asal dan langsung berdiri untuk menyalami tangan sang ayah dan bundanya.
Bian sengaja cepat pergi agar ayahnya tidak banyak nanya. Bian mengeluarkan mobilnya sudah ada Nala dan Ella yang menunggu di depan.
"heh kalian berdua jangan di belakang semua dong, gue kan jadi kayak sopir" protes Bian saat Ella dan Nala hendak masuk ke mobil.
"yaudah kita di depan semua tapi gue di pangku lo ya" ucap Ella menantang sambil cengengesan.
merasa tertantang Bian tersenyum manis kearah Ella. "yaudah sini gue pangku"
tidak ada rasa takutnya sama sekali Ella langsung berjalan menghampiri Bian. "yaudah ayok"
Bian membuka pintu mobil. "yuk masuk, sini gue pangku" ucap Bian sambil menepuk pahanya.
"kalian jangan macem macem ya, di belakang ada bapak lo bian beliau nyebut nyebut!" ucap Nala.
Ella menoleh ke belakang, dan benar saja di teras rumah ada bapaknya Bian yang sedang menatap mereka tajam.
"waduh" gumam Ella lalu ngacir duduk di samping Bian. "cepetan bego, bapak lo mau nyamperin noh" ucap Ella sambil menonyor kepala Bian.
Bian menoleh ke samping, melihat ayahnya mengangkat tangan hendak memanggil, Bian langsung tancap gas.
mereka hari ini sial, tadi di jalan ada kecelakan jadilah mereka telat sampai sekolah.
"pak pliss kita ga pernah telat, tolong ya bukain gerbangnya" ucap Ella sambil mengatupkan kedua tangannya di depan dada.
"waduh neng ga bisa atuh, nanti bapak di marahin"
"pak tadi jembatannya roboh" ucap Bian ngada ngada membuat Nala menatapnya heran.
"beneran mas?, jembatan mana yang roboh?" tanya pak satpam mulai kepancing.
"di deket rumah saya pak, jadi saya pakek jalan yang agak jauh makanya telat. Bapak ga usah takut, kalo bapak di marahin cari saja saya" ucap Bian.
akhirnya pak satpam mau membukakan gerbang.
"makasih pak" ucap Bian sambil melambaikan tangan.
"kenapa ga bilang tadi ada kecelakaan?" tanya Nala.
"lupa" jawab Bian enteng membuat Nala menggeleng heran.
"kok kepikiran jembatan roboh sih?" tanya Ella.
Bian memarkirkan mobilnya dahulu sebelum menjawab. "ya dimana mana jembatan itu roboh el, kalo tegak gimana mau lewatnya"
Bian turun dari mobil begitu juga dengan Nala. "turun enggak?" tanya Bian sudah membuka pintu mobil Ella.
"ga usah di pikirin el, otak lo ga nyampe" ucap Bian membuat Ella cemberut kesal dan turun dari mobil.
mereka berjalan beriringan menuju kelas, kebetulan mereka memang satu kelas.
💃
Ella menoleh mendengar ringisan kecil dari Nala yang duduk di sampingnya. "lo kenapa nal?" tanya Ella melihat Nala meremas perutnya yang terasa nyeri.
"gapapa, cuma magh gue kambuh kayaknya" jawab Nala, kepalanya dia letakkan di meja dengan lesu, keringat dingin mulai muncul di pelipisnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Hello ben
Ficção AdolescenteBian, Ella, dan Nala bersahabat sejak mereka kecil, persahabatan mereka yang terjalin lama membuat hubungan mereka selayaknya saudara. Saling menguatkan, saling memaafkan, dan saling menyayangi itulah mereka. Hingga suatu hari Bian dan Ella di kejut...