Apa yang akan kalian lakukan kalau sudah jam 4 sore pada hari-hari biasa?
Yap! Jelas pulang sekolah.
Tapi sialnya, ini tidak berlaku kepadaku.
Ah entahlah, aku juga heran. Tiba-tiba saja, Kak Aina selaku kakak pembimbing di ekstrakurikuler yang ku jalani ini menghubungiku. Dia bilang kalau jam pulang sekolah nanti aku disuruh untuk ke perpustakaan sekolah. Padahal hari ini bukan jadwal ekstra.
Btw, aku ikut ekstra karya ilmiah remaja. Pernah denger gak?
Ituloh yang ekstranya dikit dikit bikin penelitian. Aku gak tau ya, apa yang kaya gini cuma sekolahku atau sekolah lain juga sama. Intinya, ekstra ini tidak sesantai ekstrakurikuler lainnya.
Terlebih lagi, sekolahku ini bukan sekolah yang berada di kota besar. Bahkan ini bukan sekolah internasional.
Aku bersekolah di SMA yang berada di sebuah kabupaten di Jawa Tengah. Kabupaten Purbalingga. Ada yang tau?
Ituloh yang kalau ngomong bahasa jawanya pake bahasa ngapak. Beda dengan bahasa jawa yang biasanya orang jawa pakai. Terlebih lagi untuk aku yang dari kecil tidak disini. Aku merasa agak kesulitan. Btw aku emang anak pindahan.
Tapi lama-lama aku terbiasa. Iya, karena aku sudah tinggal disini sedari kelas 7 SMP. Mendengar teman-temanku yang kalau ngomong pake bahasa jawa membuatku jadi terbiasa walaupun agak belepotan.
Pintu kaca perpustakaan aku buka. Perpustakaan sekolahku ini memang keren. Ada AC nya, bahkan didalamnya ada komputer yang bisa digunakan untuk siswa. Sofa yang empuk juga bisa membuat makin betah di perpustakaan. Tidak heran kalau banyak anak yang tidur di perpustakaan ketika jam kosong.
Mataku mencari keberadaan Kak Aina. Tadi dia memintaku untuk kesini, tapi kenapa sekarang dia malah gak ada?
Aku malah melihat segerombolan cowok yang kuyakini mereka kakak kelas, sedang duduk anteng di sofa dan karpet berbulu.
"Zeana?"
Aku menoleh saat melihat salah satu dari gerombolan itu memanggilku. Aku melangkahkan kaki mendekat kearahnya.
"Nyari Kak Aina ya?" tanya salah satu dari mereka. Dia namanya Kak Jean guys.
Fyi, mereka ini anak-anak kelas 12 yang kebetulan juga satu ekstrakurikuler denganku. Mereka pinter guys, banget malah. Cuma otaknya rada sengklek. Tapi masalah visual, tidak perlu diragukan lagi. Kalau kalian melihat langsung kayaknya bakal ngiler.
"Kok Kak Jean tau?"
"Udah sini duduk aja sama kita. Nanti juga Kak Aina kesini." ucap seseorang di sebelah Kak Jean. Dia Kak Shaka yang kebetulan juga ketua ekstrakurikuler.
Aku duduk di sebelah Kak Wildan. Dia ini yang lumayan waras disini, jadi aku memilih duduk di sebelahnya.
Di sebelah Kak Wildan ada Kak Devan yang didepannya ada Kak Brian. Sedangkan di sofa ada Kak Shaka dan Kak Jean.
Mereka ini yang ku tau, sudah sahabat dari smp. Iya, aku jelas tau karena aku satu smp dengan mereka. Hanya saja saat itu mereka tidak mengenalku. Dan sudah pasti, fansnya banyak.
Jangan salah, walaupun sekolah kita berada di kecamatan, tapi kalau ada cogan ya siapa sih yang gak bakal nolak pesona mereka? Gini gini fans mereka banyak. Ditambah Kak Brian yang hobinya godain cewek-cewek. Makin kesengsem lah mereka.
Eh tapi waktu awal-awal kelas 10 aku masuk ekstra ini dan beberapa kali sekelompok sama Kak Brian, dia sering banget godain aku. Tapi aku berusaha biar gak baper karena apa? Ya karena yang digodain bukan cuma aku.
KAMU SEDANG MEMBACA
Diary Anak KIR
Teen FictionApa yang akan kalian lakukan kalau harus terjebak bersama 5 kakak kelas dan mereka cowok semua? Itulah yang dirasakan Zeana Calsilea. Sebuah lomba karya ilmiah yang membuatnya terjebak dengan 5 kakak kelas anehnya. Ganteng sih, tapi sengklek. Selai...