2

12 1 1
                                    

Suratnya untuk aku, boleh?

170524
11:03 am

...

SMK Tunas Harapan, 20xx

Siapa yang tidak mengenal Jendri? Semua orang di SMK Tunas Harapan hampir mengenalnya. Termasuk dia. Selama dia masuk sekolah, orang yang berhasil mencuri perhatiannya adalah Jendri. Sayangnya, dia hanya bisa menjadi pengagum dari jauh. Dia terlalu pengecut untuk mendekatinya apalagi mengatakan suka padanya.

Dia adalah anak culun di sekolah. Banyak yang mengganggunya karena dia kutu buku dan juga lemah. Tidak sedikit yang mengatainya bencong. Orang-orang bahkan lupa dengan namanya atau bahkan tidak tahu. Mereka terlalu sering memanggilnya bencong.

Tapi Jendri berbeda. Di antara semua orang, dialah yang memanggilnya dengan nama yang benar. Bahkan lengkap.

"Rexa Anggata, ya? Namanya bagus. Kayak nama penulis." Jendri tersenyum di akhir kalimatnya. Itu saat dia dibully dan Jendri menolongnya.

Itulah awal dia menyukai Jendri. Setiap hari, diam-diam dia mencuri-curi waktu untuk mengintip kegiatan Jendri. Mulai dari saat dia belajar di kelas, praktik membongkar motor, sampai dia bertanding voli, semuanya dia perhatikan secara diam-diam.

Semakin hari, perasaan sukanya pada Jendri semakin menjadi-jadi. Dia ingin mengungkapkannya, tapi dia takut Jendri menolaknya karena dia adalah laki-laki. Laki-laki mana yang mau dengan laki-laki? Kecuali Jendri gay, tapi sepertinya Jendri normal. Buktinya dia memiliki teman cantik yang dia lindungi seperti harta karun. Namanya Diva.

Tapi di hari kelulusan, dia sepertinya tidak bisa menahan perasaannya lagi. Saat itu dia memberanikan diri untuk menyatakan cintanya pada Jendri. Tentu saja dengan perasaan yang campur aduk. Terutama perasaan siap untuk ditolak.

"Jendri, aku suka kamu." Dia menyodorkan surat yang dia tulis semalaman.

Saat itu, tidak ada suara tanggapan. Dia yang menutup mata, akhirnya memberanikan diri untuk menatap Jendri.

Jendri terlihat terkejut. Sesuai dengan dugaannya, tapi tak lama Jendri tersenyum.

"Makasih udah berani ngomong. Makasih juga udah suka sama aku. Tapi maaf, untuk sekarang aku enggak bisa balas rasa suka kamu. Aku harap kamu bisa ngerti."

Rasanya sakit. Walaupun dia tahu akhirnya kemungkinan akan seperti itu, tapi dia tetap merasa sakit. Hampir menangis, tapi dia mencoba untuk menahannya.

"Enggak apa-apa. Maaf karena suka sama kamu." Dia mau langsung lari saja waktu itu, tapi tertahan saat Jendri menangkap tangannya.

"Suratnya untuk aku, boleh?"

....

11:24 am
170524

Author's note:

Update cerita satunya entar dulu ya, author lagi stuck soalnya 🤧🙏🙏

Dia atau Bukan? Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang