1 . awal bahagia?

1 0 0
                                        

Kota pun seolah terbangun dari tidur lelapnya, derap langkah kaki memecah keheningan, disusul deru mobil yang memadati jalanan. dari balik jendela kereta layang, pemandangan hiruk pikuk pagi terpampang bagai kanvas yang dilukis indah oleh sang penerang cahaya. Setiap wajah yang terpantul tampak membawa kecemasannya sendiri, akan tetapi ada pula riak harapan yang terpancar dari senyum sekilas yang terukir di antara kerutan dahi. Setiap nada ketidak pastian yang mengalun selalu diiringi akor keyakinan untuk mengarungi arus fana menuju asa baru di ujung jiwa.

Pagi pagi ini, sudah ada Perempuan berparas cantik, tinggi, bulu mata yang lentik dan Tubuh yang penuh lebam sedang menatap sendu dirinya dikaca, perlahan namun pasti tangannya mengeratkan pegangannya ke tas ransel nya, dan terukir jelas lah senyuman penuh arti diwajahnya kala itu, dan mulai memantapkan diri untuk melangkah lebih maju untuk bisa menjadi kebanggaan orang orang,

Cklekk...
Pintu mulai terbuka, dan langkah kaki pun sudah terdengar kini perempuan itu sudah berada diluar rumahnya, berjalan kaki menuju sekolah sudah menjadi kebiasaan baginya,

Hingga sekarang dia sudah berada tepat didepan sekolah itu, perasaan cemas dan ketakutan mulai menguasai dirinya, tapi teriakan orang yang memanggil namanya memecahkan ketakutannya,

"kanaraaa, ada yang cariin lo tuh, Oh iya luka lo semalem udah diobatin? Kalau belum gue aja yang obatin," ucap perempuan yang tak kalah cantik dari kanara, dia agni Teman dekat kanara, agni pun mulai menggandeng tangan kanara, seolah menyuruh kanara untuk berjalan bersamanya, kanara pun hanya pasrah dengan perlakuan yang ia dapatkan dari agni,

Langkah kedua nya terhenti tepat pada tempat yang mereka tuju, Kelas itu bertuliskan Kelas XII IPA yang berarti mereka sudah memasuki Kelas 12 Perasaan cemas dan takut pun kembali menguasai jiwa kanara, bibir dan tangannya bergetar hebat, mengingat perlakuan perlakuan dari teman kelasnya, yang memperlakukan kanara seperti binatang, Tapi Kanara pun sadar, dan mulai Membuang pikiran ketakutan itu, dan mulai mengikuti agni dari belakang, Baru memasuki kelas saja, sudah ada yang menjambak rambut kanara kasar dari belakang, kanara yang dibuat pun mendongak dan mencoba melihat siapa yang menjambak rambutnya, dan benar saja dia orang yang sama Dengan orang yang memperlakukannya seperti binatang, Agni yang Menyadari kanara yang tak ada disebelahnya pun mengarahkan pandangan kedepan, dan terlihat sudah ada Kanara dan Sasya disana, sasya menarik dan menjambak kasar rambut Kanara, agni yang melihat pun mencoba melerai, dan memegangi tangan sasya agar segera melepaskan Cengkraman tangannya dari rambut Kanara,

"Sasya! Lepasin dia woi! Kanara salah apa sama lo Bangke!" Sentak agni Pada sasya yang semakin kuat menarik kasar rambut Kanara, perlahan lahan, Sasya pun melepaskan tangannya dari rambut agni, dia menyuruh teman temannya melempari kertas kepada kanara, dan sampah sampah yang menjijikkan,

Kanara hanya menangis saat diperlakukan seperti itu, dia tidak mempunyai kekuasaan disana, Dia pun duduk ditempatnya sambil meremas dan memegangi rok yang dipakainya, beberapa Umpatan pun Keluar dari mulut Siswi disana, agni yang terlanjur emosi pun membentak semua siswi disana,

"WOI BISA DIEM GAK SIH HAH?!" bentak agni dan cara itu berhasil membuat kelas yang ribut menjadi hening seketika, Sasya yang melihat teman temannya diam takut pun maju kearah agni, dan menarik kerah baju agni kuat, dan berhadapan Wajah dengan agni dengan tatapan tajam,

" Kenapa lo bela dia? Dia pantes dapet itu, lo liat kan? Dia cacat, Dia gak cantik, jelek miskin, dan gak pantes sekolah disini, apalagi berteman sama elo, kenapa lo bela belain dia sih?" ucap sasya dia pun melepaskan tangannya dari kerah Agni dan menatapnya tajam,

"Karna gue masih punya PERASAAN! Gue masih manusia, bukannya manusia itu harus saling membantu ya? Harusnya gue yang nanya Lo kenapa bully dia sya? Dia salah apa sama lo hah? Udah cukup semalem lo lukain dia pake silet hah? Lo gak kasian sama dia?" ucap Agni yang terus menerus menatap Tajam Sasya, sasya yang mendengar pun tertawa Terbahak bahak sambil memegangi perutnya,

KANARA (HIATUS)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang