Aljabar

114 14 0
                                    

A² + 2A + 3 = 0

Tak perlu menjadi konstanta jika menjadi koefisien dari satu variabel dalam sebuah persamaan aljabar membuat kita bisa saling melengkapi.

▪︎
▪︎
▪︎
▪︎
▪︎

Ingatan Vino kembali berputar ke masa lalu saat Dodo masuk ke rumah sakit untuk pertama kalinya.

"Vin kalau gue sakit lagi, plis jangan bawa ke rumah sakit ya, ga tahan!" Dodo berbicara dengan tampilan wajah memelasnya.

"Orang sakit ya dibawa ke rumah sakit Do. Lu ngaku deh, takut jarum suntik kan?" Ledek Vino.

"Alergi sama aroma rumah sakit Vin. Cukup kemarin aja gue nginep di RS, nggak mau lagi, menyiksa tahu!" Rengek Dodo.

"Lagian kan gue yang sering masuk RS bjirr. Lu parah sih Do, pas gue dirawat kagak pernah jenguk! Apalagi nemenin di RS!"

"Lah, tapi kan gue selalu nemenin lu mabar ML ampe malam ampe lu tidur. Gue standby cil. Ampe gue diomelin Abin sama Anand gara-gara lu." Dodo mendengus kesal pada kembarannya itu, yang disambut dengan cengiran innocentnya.

"Ampe gue hafal banget, kalau lu dirawat pasti ada bagian gue diomelin gara-gara main ML sama lu." Lanjutnya.

"Lagian siapa suruh mau aja diajak main ML."

"Lah malah nyalahin si bocil. Kan gue tahu rasanya kesepian. Jadi, gue nggak mau lu merasa kesepian kayak gue Cil."

Vino langsung memeluk kembarannya itu.
"Sweet banget sih kembarannya Vino."

"Pokoknya ingat ya tadi pesan gue, jangan sampai lupa!"

"Tapi kalau lu sakit parah gimana? Kalau sekarat gimana? Tapi amit-amit deh, jangan sampai kejadian."

"Pokoknya tetap jangan! Gue paling nggak mau pas bangun tiba-tiba ada di rumah sakit." Dodo langsung menenggelamkan wajahnya di bawah bantal sofa.

"Terus gimana cara nolongin lu cil?"

"Kan ada Abin cil, si calon dokter. Abin kan pinter, pasti udah jago walau belum lulus kuliah dokternya."

"Oh iya lupa, abang kesayangan gue kan calon dokter."

"Parah lu!" Dodo melempar bantal sofa ke arah Vino.

"Terus kalau butuh peralatan RS yang banyak itu gimana?"

"Bisa disewa kok kata Abin. Jadi itu bisa dibawa ke rumah."

"Kalau gitu misalkan Vino kumat lagi, Vino mau dirawat di rumah aja."

"Jangan! Lu mah udah bener di rumah sakit aja."

"Loh kok gitu?"

"Biar gue bisa menikmati ketenangan hidup saat lu di RS."

Mendengar perkataan Dodo, Vino tidak terima dan langsung mengejar Dodo hingga rumah menjadi gaduh seperti biasanya.

***

"Jangan bawa Dodo ke rumah sakit Bin, Dodo nggak mau." Ucap Vino sambil memegangi tangan Abin dan menangis memohon pada abangnya.

"Dodo harus di bawa segera Vino, kondisinya kritis." Abin berusaha menenangkan Vino.

"Dodo udah pesan ke Vino kalau nggak mau di bawa ke rumah sakit, bawa aja alat-alat rumah sakitnya ke rumah Bin. Katanya Dodo itu bisa."

Vino masih memohon pada Abin agar ia bisa memenuhi janjinya pada Dodo.

Dodo terbangun kembali, matanya yang tertutup kembali terbuka dengan setengah kesadaran dia merintih kembali.

Math Prince [End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang