10.000 tahun yang lalu, Daratan Moncláir
Bora berjalan bersama dengan beberapa wanita lain menuju lapangan kota tempat dilakukannya ritual Gòrhēn, ritual dimana para pria dan wanita akan saling menemukan pasangan sehidup sematinya.
Ritual ini diadakan satu bulan sekali, tepat ketika bulan purnama sedang berada pada posisi sempurnanya.
Hal ini dilakukan karena pada saat bulan purnama lah hasrat untuk berpasangan dan berkembang biak tumbuh dengan baik bagi kaum Kawisesa—kaum pertama di muka bumi—yang telah memasuki usia dewasa."Bora, siapa yang akan kau bawa pulang malam ini? Aku senang sekali ternyata kita sudah dewasa!" Amora, rekan kerjanya di Istana Moncláir melemparkan pertanyaan padanya seraya berjalan beriringan menyusuri jalanan yang tersusun dari batuan.
Di Moncláir, setiap individu yang usianya sudah beranjak 17 tahun diwajibkan untuk mengikuti ritual Gòrhēn, sebagai ajang pengenalan mereka pertama kali di pasar perkawinan. Meskipun begitu, mereka tidak harus mendapat pasangan di malam Gòrhēn pertama mereka, itu semua kembali ke kehendak masing-masing individu.
Namun individu yang tidak mendapatkan pasangan setelah melewati usia dewasa berarti harus siap untuk menghadapi siklus bara seorang diri setiap terjadi purnama, karena tidak adanya pasangan untuk berkopulasi.Bora telah melewati tiga purnamanya seorang diri, berbeda dengan Amora yang baru menginjak usia tujuh belas tahun beberapa hari yang lalu sehingga ini akan menjadi purnama pertamanya.
Melewati siklus bara seorang diri tidak buruk juga, dia bisa mengatasinya selama ini. Jadi apabila di ritual kali ini pun dia tidak menemukan pria yang membuatnya tertarik, Bora tidak keberatan untuk mencari pasangan di purnama-purnama selanjutnya."Entahlah, tapi sepertinya Andara menarik juga. Mungkin akan ku pertimbangkan untuk mengambil pedangnya."
Di malam Gòrhēn, setiap pria dewasa yang belum berpasangan akan menancapkan pedang kebanggaannya ke tanah lapangan, menunggu dipilih oleh para wanita.
Sementara para wanita, tugas mereka adalah mencari pria yang menarik perhatian mereka, kemudian menemukan pedang milik pria itu di antara ribuan pedang yang tertancap di sana, mencabutnya.
Jika ada lebih dari satu wanita yang mengincar pedang yang sama, maka si pria diperkenankan untuk memilih wanita mana yang lebih menarik untuknya.
Namun meskipun hanya ada satu kandidat wanita yang mengincar pedang tersebut, si pria tetap berhak untuk menerima atau menolak permintaan dari wanita itu.
Sebaliknya, bagi para wanita, jika mereka telah menentukan pilihan dan berhasil mengambil pedang milik si pria, mereka dilarang untuk mundur dari apa yang sudah mereka pilih.
Seperti itulah tata cara ritual Gòrhēn yang telah dijalankan secara turun temurun selama beratus-ratus tahun.Amora mengangguk-angguk, berjalan dengan riang di sisinya sebelum memelankan langkah dan berbisik ke telinga Bora, "Kau tahu? Kudengar malam ini akan menjadi purnama ke enam puluh bagi Raden Mahawira, miris sekali bukan penguasa Moncláir yang dikenal hebat dalam mengatur wilayah itu justru tidak mampu menarik perhatian satupun wanita di Moncláir?"
Bora menggumam bosan, berita mengenai Mahawira—raja mereka—yang selalu gagal di setiap malam Gòrhēn sudah menjadi konsumsi seluruh penduduk Moncláir sejak lima tahun yang lalu, sejak purnama pertama pria itu.
Ini bukan berarti bahwa penampilan fisik pria itu tidak menarik, bukan. Dia sangat-sangat menarik, Bora mengakuinya. Bahkan jika ada pemeringkatan pria termenarik di Moncláir, Bora yakin Mahawira akan mengantongi peringkat pertama."Kudengar bukan seperti itu alasannya, dia hanya belum menemukan wanita yang mampu mengimbangi energinya. Jika wanita dengan energi lebih kecil memaksa menjadi pasangannya, para tetua bilang wanita itu akan mati. Mungkin itu yang membuat para wanita ketakutan dan menghindarinya."
Mahawira, raja mereka itu menguasai lima energi semesta—api, angin, air, matahari, dan bulan. Tidak ada orang lain di Moncláir yang diberkati dewa dengan energi sebanyak itu, rata-rata hanya mampu menguasai satu hingga tiga energi semesta saja. Mungkin karena itulah pria itu terpilih sebagai raja mereka, Raja Kaum Kawisesa.
KAMU SEDANG MEMBACA
Owned (SnackBook)
RomanceTerlahir sempurna membuat Bora Opalina dibenci oleh para rekan kerjanya yang berjenis kelamin wanita. Dari yang sehari-harinya bekerja dengan alat kebersihan sampai yang jabatannya berada pada kasta brahmana kompak menaruh benci padanya. Hingga se...