Italia
Mansion FrancescaSelepas mengatakan salam perpisahan dengan Luca, pria itu pulang meninggalkan janji yang entah akan dia tuntut ataupun tidak kita serahkan pada takdir saja. Aurell mulai mengemas barang-barangnya dengan air mata yang masih mengalir. Perasaannya yang bercampur aduk itu membuatkan emosinya tidak stabil. Rasa sedih, marah dan takut bercampur menjadi satu. Dadanya menjadi sesak akibat menangis terlalu lama. Pelayan yang berada di dalam kamar Aurell untuk membantunya mengemas pun terus berlari memanggil Evrin.
"Aurell!" Teriak Evrin panik saat melihat Aurell yang kelihatan sulit untuk bernapas. Evrin mengangkat Aurell ke atas kasur dan menyuruh yang lebih muda untuk lebih tenang dan mencoba untuk mengatur napas.
Aurell yang semakin tenang pun mulai memejamkan matanya untuk tidur karena kelelahan. Evrin membiarkan adiknya itu beristirahat dan mengambil sebuah permata di dalam poket seluarnya. Permata itu dia gunakan untuk berhubung dengan Kerajaan Francesca.
"Ada apa, Evrin?" Soal Lucienne saat panggilan terhubungkan. Lucienne menatap Evrin yang kelihatan lelah. "Apa yang terjadi di sana?" Soalnya lagi apabila tidak mendapatkan jawaban daripada pangeran Ke-3 itu. Evrin tidak menjawab dan dia hanya menunjukkan keadaan Aurell yang sedang tertidur di atas kasur.
Mata Lucienne tertuju pada mata adik bungsunya yang bengkak karena menangis dan keadaannya yang sedikit berantakan. "Kenapa dengannya, Evrin?" Soal Lucienne sedikit membentak karena Evrin tidak bersuara sejak tadi. "Aku akan menjelaskan semuanya di sana. Aku menelpon mu karena ingin kau menjemput kami secepatnya sebelum Aurell kembali terjaga" pinta Evrin. Dia takut jika Aurell terjaga, anak itu akan kembali sesak napas. Lebih baik kalau mereka berada di Kerajaan saat itu terjadi karena di sana ada tabib yang bisa mengobati adiknya itu.
Mendengar permintaan itu, Lucienne mengangguk kecil dan meminta untuk Evrin membawa Aurell ke laman belakang supaya dia bisa membawa Aurell dengan lebih senang. Panggilan terputus selepas Lucienne mengatakan itu.
Evrin memanggil beberapa pelayan untuk membawa barangan dia dan Aurell ke laman belakang manakala dia mengangkat tubuh Aurell secara perlahan dan berhati-hati ke sana. Saat mereka berdua sudah berada di sana, sebuah portal terbuka dan Lucienne muncul di balik portal itu dengan membawa beberapa prajurit. Sudah beberapa tahun lamanya, Evrin tidak melihat kakaknya itu secara depan.
"Biar aku yang membawanya" ujar Lucienne mengambil alih tubuh Aurell secara perlahan daripada Evrin. Ah, adik bungsunya sudah tumbuh sebesar ini. Muncul perasaan serba salah karena tidak dapat menemani Aurell selama anak itu membesar. "Ayo, Lucienne" panggil Evrin yang sudah masuk ke dalam portal. Lucienne yang tersadar pun berjalan masuk ke dalam portal. Selepas Lucienne dan juga Aurell masuk, portal itu pun terus tertutup.
Kerajaan Francesca
"Panggilkan tabib, Serena" arahnya pada pelayan pribadinya. Lucienne membawa Aurell menuju ke arah kamar yang sudah disediakan sejak lama lagi oleh Ratu.
Saat sampai di kamar, Lucienne meletakkan tubuh Aurell secara perlahan di atas kasur. Dia menatap wajah Aurell yang tidak pernah dia liat selama 18 tahun ini. Ratu memang melahirkan Aurell di Kerajaan Francesca tapi karena keadaan kerajaan yang saat itu di serang oleh musuh, Raja menghantar Aurell ke Italia dengan Evrin sebagai peneman untuk keselamatan. Tidak ada yang tau akan rupa pangeran bungsu Kerajaan Francesca. Bahkan Lucienne kakak pertamanya dan Estelle kakak ketiganya pun tidak tau bagaimana rupa Aurell. Identitas Aurell di sembunyikan rapat-rapat.
Sehingga lah tiba hari ini, di mana Raja memerintahkan untuk Aurell kembali pulang ke Kerajaan Francesca. Meninggalkan semuanya di Italia, teman maupun kekasih.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Alpha [Harukyu]
Fanfiction"memangnya aku peduli jika kau Alpha?" tatapannya yang tajam itu tidak membuatkan pria di hadapannya ini takut sama sekali "peduli atau tidak, kau omega ku dan itu fakta yang harus kau terima" balas pria itu dengan senyuman mengejeknya