BONCHAP

3.6K 188 14
                                    

....

hari dan bulan berganti seiring berjalan nya waktu, Liam, anak tampan itu tumbuh dengan sehat dan baik

Reynan merawat nya dengan sangat baik dan sabar, mengajarkan nya sopan santun serta cara menghormati orang lain

"Liam, kamu tunggu disini baba mau ambil cat air, oke?"

'baba' panggilan yang Liam berikan untuk Reynan sebagai kata pengganti 'ibu'

Liam dengan gemas nya mengangguk, anak berumur genap satu tahun itu tengah fokus menghitung batu yang ia kumpulkan

tak lama, ada sesuatu yang berhasil membuyar kan fokus Liam, sebuah capung yang hinggap di tangan kanan Liam

"woahh... tamuu cantii cekalii" gumam Liam

tak lama capung itu kembali terbang menjauh, dan Liam berusaha menangkap nya namun capung itu tak berhasil ia dapatkan sampai akhirnya..

.

Reynan yang baru saja keluar dari mansion di buat bingung oleh pergi nya Liam, anak nya tidak ada di sana

dengan panik dan khawatir, Reynan berlari mencari Liam.

langkah nya terhenti saat sudah berada di depan gerbang mansion, jantung Reynan seakan mencelos di detik itu juga

"LIAM AWASS NAK!!"

TINNN!!! TINNN!!!

Reynan berlari dengan sangat cepat ke arah putra nya, kedua tangan nya mendorong kuat punggung Liam hingga anak tampan itu tersungkur di tepi jalan

BRHAKKKK

Liam menangis karena kedua lutut nya berdarah dan tergores aspal pembatas, namun..

di saat yang bersamaan, tubuh Reynan terpental jauh setelah sebuah truk kontainer berhasil menabrak nya

darah segar keluar begitu banyak membanjiri tubuh nya, banyak orang berlari ke arah Reynan yang sudah tergeletak tak berdaya

"MINGGIR SEMUA NYA MINGGIR!! sayangg..."

suara terakhir yang Reynan dengar adalah suara suami nya, yang mencoba memecah kerumunan

.
.
.

gredegredeg..

suara brankar yang di dorong begitu cepat dan terburu-buru membuat jantung Samuel semakin berdetak tak karuan

pria jangkung itu menggenggam erat jari jemari istrinya dan satu tangan lagi menggendong putra nya

"maaf pak, silahkan tunggu diluar" tahan seorang dokter setelah itu masuk ke dalam ruang ICU

Samuel menghela nafas nya, kemudian duduk di kursi panjang yang berada tak jauh dari pintu ICU

"daddyy.. babaa tenapa"

"anak tak berguna!! kau yang membuat baba mu seperti itu kan?!!" sentak Samuel dengan tangan yang mendorong kasar bahu Liam

Liam menunduk ketakutan, dengan tangan meremat hoodie yang ia pakai

"jawab Liam!! kenapa baba bisa sampai seperti itu?! sudah berapa kali daddy bilang!? jangan keluar mansion tanpa pengawasan!! lihat sekarang! baba kritis!! anak sialan!!"

Samuel terus memaki putra nya dan sesekali memukul nya cukup keras

"hikss... tapii iam nda tau apa apaa.. hikss.."

"DIAM!!" Samuel berdiri dari duduk nya kemudian menarik kasar putra semata wayang nya

Liam hanya bisa menangis seraya mencoba melepaskan cengkraman kuat daddy nya

banyak suster dan ob yang melihat itu, namun semua nya hanya mampu diam tak menegur Samuel

"daddyy.. hikss.. sakitt.. lepas.."

Samuel benar benar dibutakan oleh emosi, ia dengan tega nya menarik Liam dengan cepat saat menuruni tangga

Liam hampir terjatuh beberapa kali, namun anak malang itu berhasil menjaga keseimbangan nya

.
.
.

"hiksss.. hueee.. daddy jahat! hikss"

"BERHENTI MENANGIS! BODOH! ANAK TIDAK TAU TERIMAKASIH!!!"

mobil Samuel berhenti tepat di depan panti asuhan, Liam menggeleng ribut saat Samuel memaksa nya turun dengan kasar

Samuel mendecih, menatap jijik putra nya
"BERHENTI MENANGIS!!"

kepala Liam terus menggeleng dengan mata sembab nya
"iam mauu di bawaa temanaa.. daddyy.. hikss"

"percuma saja kamu saya rawat! dasar anak jalang!"

"hikss.. babaa.. iam takutt.. hueee hikss.." tangisan Liam semakin menjadi jadi saat memasuki panti asuhan itu

.
.
.

Reynan membuka mata nya, dan di saat itu juga ia terbelalak

"aku dimana?"

kepala Reynan menoleh kekanan ke kiri, mata nya bergerilya menyapu ruangan gelap itu

tidak ada siapapun

hanya dia

tidak ada putra nya, Liam

tidak ada suami nya.

"Liam, Mas.. kalian di mana? jangan bercanda" ucap nya dengan suara bergetar karena takut

Reynan melangkahkan kaki nya perlahan, berjalan maju

walau yang ia dapat hanya ruangan kosong berwarna hitam

brhukk..

Reynan terduduk, dirinya sangat takut sekarang, di pandang nya kedua tangan yang sedari tadi tampak janggal

"kain putih? aku memakai baju putih?! sejak kapan? hikss.. mas.. aku takutt" lirih nya dengan air mata yang sudah membasahi pipinya

"babaa!! iam dicinii.. babaa! babaa! tolong iam! ayoo pulangg"

"Sayang? ayo pulang.. mas kangen"

mendengar suara itu Reynan mendongak, menatap kearah suaminya dan Liam

anehnya, cahaya putih memencar kuat di tubuh kedua sosok yang berdiri di depan nya itu

"hikss.. mas? Liam? peluk baba"

"ndaa bisaa, baba harus pulang.. ayoo pulang.. iam tangenn"

"sayang? raih tangan aku"

kepala Liam mengangguk lucu, ia mendongak menatap Samuel kemudian kembali menatap Reynan
"raih tangan daddy! ayo babaa, ayoo.. ayoo babaa raihh"

"bangun sayang, lari, raih tangan mas.. ayo"

Reynan tersenyum, kemudian menyeka air mata nya dan mulai berdiri, ia berlari mendekat kedua sosok itu namun..

mereka berdua semakin menjauh saat Reynan berusaha mengejar nya

"hikss.. mas? aku cape.. hikss"

"kamu bisa, jangan berhenti.. terus berlari, ayo"

"baba hebat! sedikit lagi"

mendapatkan semangat dari kedua orang yang ia sayangi, membuat Reynan semakin menambah kecepatan lari nya

hinggaa...




























to be continue

pendek pendek dulu aja.

udah jarang nulis, alur nya sedikit berantakan, karena di tulis langsung dari otak.

votmen!!

Forced matchmaking END✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang