15. Who?

3 1 0
                                    


HAPPY READING!!!

Berjalan di malam hari memang menyeramkan. Kegelapan dan suara burung hantu membuat suasana menjadi tambah menyeramkan. Dua gadis berjalan di sekitar kota kecil yang tidak lain adalah Aurora Akademi khusus student gold.

"Sha, lu gak takut apa? nanti gimana kalau tiba-tiba pembunuhnya malah ngebunuh kita? kan gak lucu," celetuk Cahaya. Selama perjalanan Cahaya memeluk lengan Aliesha, ia tidak mau jauh dari Aliesha.

"Gak, ngapain takut, sereman hantu kali dari pada pembunuh. Lagian kan pembunuh itu cuma manusia biasa yang suka darah mungkin." Dengan santai Aliesha menjawab ucapan Cahaya. Langkah Cahaya berhenti dan menatap Aliesha. Aliesha juga menghentikan langkahnya dan berbalik membalas tatapan Cahaya. Stress ni anak, gua yakin ada yang salah sama otaknya, batin Cahaya.

"Lo bercanda kan? ya, gua tahu hantu memang menyeramkan karna bentuknya. Tapi, kan tetap aja kita lagi ngehadapi psikopat lo, PSIKOPAT."

Aliesha mengabaikan perkataan Cahaya dan melanjutkan perjalanannya. Cahaya merasa kesal dengan sikap dingin Aliesha. Ia tahu kalau Aliesha memang seperti itu tapi entah kenapa khusus ini dia merasa kesal.

"Lo mau tetap berdiri di sana dan menangkap pembunuhnya sendiri atau ikut sama gua?"

Lamunan Cahaya terhenti, ia langsung berlari ke arah Aliesha dan kembali memeluk lengan Aliesha. "Lo kok main tinggal aja sih, ngeselin tau gak?"

Aliesha memutar bola matanya, entah kenapa dia jadi kesal kepada Cahaya yang selalu menuduhnya. Dasar cewek, ngenyalahin orang mulu sampe gak sadar sama kesalahan dia sendiri, batin Aliesha.

Berjalan mengelilingi kota kecil ini cukup menghabiskan waktu. Sudah 2 jam mereka berjalan. Cahaya melirik jam tangannya yang sudah menunju jam 22.32. "Sha, istirahat bentar yaa? gua capek jalan dari tadi."

Aliesha melirik temannya itu sudah kehabisan energi, ia tidak bisa memaksanya untuk terus berjalan. "Bentar, kita cari tempat untuk istirahat dulu, ya kali kita duduk di tengah jalan gini," ucap Aliesha. Cahaya mengangguk dengan ekspresi cemberut.

Akhirnya, mereka sampai di taman dan memutuskan untuk duduk di kursi taman. Cahaya menyandarkan kepalanya di bahu Aliesha. Aliesha melihat Cahaya yang sudah menutup matanya mengubah posisi duduk Cahaya agar dia bisa tidur dengan nyaman.

Senyuman tipis terukir di bibir Aliesha. Tiba-tiba saja matanya melirik ke arah hutan yang ada di taman. Dirinya melihat sesosok bayangan hitam. Ia memicingkan matanya untuk melihat lebih jelas.

"Siapa? siapa yang masuk ke dalam hutan di malam hari gini? jangan-jangan?" gumam Aliesha.

Mau tak mau Aliesha membangunkan Cahaya dan menyuruhnya untuk kembali ke asrama. "Cay, lo pergi ke asrama dulu, jangan kemana-mana, gua ada urusan bentar." Setelah menyampaikan pesan Aliesha berlari sampai menghilang di pandangan Cahaya.

"Ada apa?" Cahaya bertanya pada dirinya sendiri. Ia memutuskan untuk duduk sebentar di taman karena kakinya masih lelah untuk di bawa berjalan. Melihat-lihat sekeliling taman sampai matanya berhenti kepada sosok bayangan yang ada di ayunan.

"Siapa?" gumam Cahaya.

←----------→

silakan tinggalkan jejak seperti vote atau komen

see you in the next chapter

published: 28 Juni 2024

Class of MurdersTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang