Anak kecil itu duduk sembari mengayunkan kedua kakinya di bangku yang berada di bawah pohon mangga, beberapa saat kemudian seorang pemuda dengan seragam SMA menghampiri nya, "hai Naren lagi ngapain?" Sapanya lalu duduk di sebelah anak kecil itu.
Narenda tersenyum sumringah, "kak aga? Kakak baru pulang sekolah ya?" Cowok yang di panggil kak aga itu mengangguk seraya mengambil coklat di dalam tas nya lalu di berikan pada Narendra.
"Kamu kenapa kok sedih tadi?" Raga bertanya, pasalnya anak itu terlihat murung sebelum ia datang.
"Hari ini ulang tahun mama"
"Loh harusnya seneng dong, kamu mau kasih hadiah apa?"Anak itu diam, mata bulatnya menatap Raga dengan berkaca-kaca, "biasanya Naren selalu rayain ulang tahun mama bareng papa sama Alisa, tapi sekarang tinggal Naren sama mama"
Hati Raga terasa teriris melihat anak kecil di sampingnya menangis, nasib anak itu sungguh sangat menyedihkan.
"Gimana kalo kita buatin kue buat mama kamu?" Idenya. Narendra berhenti menangis dan mengusap air matanya.
"Kakak bisa buat kue?" Tanya Naren membuat Aga bingung sendiri, pasalnya ia pun tak mengerti cara memasak, apalagi membuat kue ulang tahun.
"Tenang kita cari di tutorial YouTube ntar juga bisa"Beberapa waktu berlalu, kedua anak itu sedang asik menikmati membuat sebuah kue ulang tahun, sampai akhirnya kue itu keluar dari oven
"Waah bagus kak!" Narendra bertepuk tangan dengan meriahMereka segera menghias kue itu, keduanya sangat puas dengan hasilnya, meskipun tak serapi di toko kue namun itu lumayan.
"Bagus ngga?" Raga bertanya dengan menatap kue buatannya
Narendra menatap Raga dan segera memberikan dua jempol pada cowok itu.Hari sudah gelap Narendra membuka pintu rumahnya dengan senyum yang mengembang di pipi chabi miliknya, seraya membawa kue ulang tahun buatannya bersama kak Raga.
Pintu terbuka Naren dan Raga memasuki rumah yang gelap itu. Pandangan mereka tertuju pada seorang wanita yang berdiri di balkon, "mama?" Panggil Naren
Wanita itu berbalik menatap putra kecilnya, matanya berair, "Naren...maaf" ujarnya lirih dengan sorot mata penuh permohonan agar anak laki-laki itu tak pernah membenci keputusannya.
"Ma? Naren buatin kue buat mama" Naren berjalan pelan seraya membawa kue dengan lilin yang mulai tertiup angin dari luar.
Raga masih diam berdiri di depan pintu, wajahnya menegang, ia mulai menyadari situasi saat ini.
Senyum anak itu memudar netranya membulat, ia menjatuhkan kue yang ia buat dengan susah payah lalu berlari ke arah balkon kala mamanya tiba-tiba melompat dari sana.
"MAMA..." Naren berteriak tangisnya pecah, Raga pun tercekat, ia berlari menghampiri anak kecil yang ingin melompat dari balkon itu, untuk menolong mamanya.
Aga menggapai Naren dan menarik anak itu lalu memeluknya dari belakang. Ia menutup kedua mata anak kecil itu dengan telapak tanganya, berharap anak itu tak pernah mengingat kejadian yang sangat menyakitkan malam ini.
"Kak Aga tolongin mama kak! Kak mama jatuh kak tolongin mama Naren kak..." Naren terus memberontak.
Raga semakin mempererat pelukannya, pemuda itu hanya bisa menangis dalam diam, ia tau dengan jelas bahwa wanita itu sudah meninggal, tapi ia pun tak sanggup untuk mengatakannya pada anak sekecil itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
SUMMER RAIN
Mystery / ThrillerSebuah penyesalan akan datang di akhir, namun rasa sakit selalu abadi, bahkan jika ada obatnya semua orang pasti akan melakukan segala cara untuk mendapatkannya, meskipun mereka akan membayar semua itu dengan penyesalan. Dunia tak pernah adil untuk...