#3 - Bad Luck

34 1 0
                                    

Walaupun setelah kita sedikit bercakap, aku masih tidak peduli dan tidak perlu tahu siapa orang yang sedang duduk bersebelahan dengan ku.

Suasana tiba tiba hening. Aku tidak berani melirik. Mungkin dia memejamkan matanya, menikmati sinar matahari pagi yang menembus kaca bening di dekat kami.

Karena aku heran kenapa suasana nya sangat sepi, ku tengokkan kepala ku ke arah orang itu. Saat ku lihat, baru kusadari, di Brian.

Sesuai namanya, Brian (read=Brain) itu pintar. Bukan, jenius. Dia jago bahasa Inggris, Perancis.

Pintar, tampan, kehidupannya yang serba cukup, di kelilingin orang famous se antero kampus. Dia juga member kelompok orang populer, 'Your Boy's'. Kelompok yang anggota nya cowok cowok cool idaman cewek kampus.

Aku tidak memperdulikan setiap gerak gerik mereka, kegiatan, dan apa hal khusus yang biasa mereka lakukan.

Jadi pantas aja aku baru sadar kalo dia itu Brian.

Aku cukup tahu beberapa member 'Your Boy's' itu. Kayak Nadiv, si kembar Rian Ryan, Rangga, Diyo.

Oiya ada satu orang lagi, ketua nya pula, namanya Raden Gilang Bagaskara. Perlu kalian tahu, dia orang yang paling aku benci. Sok keren, tidak pintar, suka membully, orang paling kaya di kampus sih tapi .. dan banyak hal yang aku tak suka darinya.

"Oiya, kamu udah tau kalau ada tugas dari pak Jeff?"

"Udah tau. Dan udah ku kerjain juga. Kayaknya dosen disini perlu pensiun deh? Tugas ngga pernah ada yang susah."

Aku menganga, terkagum dan tidak percaya. Aku masih tidak percaya ada cowok di abad 20 yang sepintar nya. Ku pikir dia bisa masuk kampus ini karena uang, ternyata karena otak cemerlang.

"Ouhh, tampak nya kau sangat pintar dan rajin. Kalau begitu aku akan mengerjakan milik ku. Aku tak mau kalah dengan laki laki.." Jujur saja, aku tidak tahu harus menanggapi apa setelah apa yang tadi dia katakan.

Baiklah, aku akan coba melupakan apa yang ia barusan saja katakan dan melanjutkan tugas ku dengan sedikit menunjukkan rasa PD yang tinggi yang bisa menarik perhatian nya. Siapa tahu dia melihat ku dan menyimpulkan bahwa aku juga cukup pintar, lalu kita bisa kerja kelompok bareng dan kita akann...

"Astaga! Apa yang baru saja aku pikirkan?!" aku menampar pipi kananku men-sadarkan diriku.

Oke, mulai lagi. Pertama aku akan mengerjakan dengan mudah. Yaa itu mudah, mudah, mu-dah, m-u-d-a-h,...

SUSAHHH!!!

Aku sudah mulai menggaruk puncak kepala ku. Bukan gatal, aku tidak tahu harus melakukan apa. Dan bukannya juga aku tidak mengerti apa yang dimaksudkan tugas ini, tapi isi otak ku sedikit mengeras.

"Susah?"

"Oh, ngga kok. Gampang gini.."

"Ngga susah tapi kok itu isi nya gambar kartun cupcakes? Laper ya?"
ejeknya. Kurasa dia sedikit melirik isi tugas ku. Dan aku malu.

"Okey? Sini gue bantuin." Dia mulai memamerkan keahlian nya diatas kegagalan ku yang memalukan ini.

"Eumm.. tapi aku bis~~.." belum juga selesai bicara, tangan kanan nya tiba tiba berada di pundak ku. Dan seketika aku diam.

"Tenanglah.. udah sini aku bantu. Oiya tugas mu ini mau pake bahasa apa?" tanya nya

"Bahasa korea memang nya kamu bisa?" ejek ku merendahkannya dengan 1 hal yang tidak mungkin dia bisa.

"Bisa. Itu mah keciil.." jawab Evan dengan sombong sambil menyentil dengan ibu jari dan telunjuknya.

"Jadi dia bisa bahasa korea juga?" gumam ku dalam hati

24/7, I'll Be With YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang