02 - Masyarakat (I)

8 1 1
                                    

Pernikahan dini. Masih terjadi di desa ini. Apalagi, ini karena praktik dukun.

----

Aku melenggang masuk ke rumah Pak Sutris melihat keadaan di dalam.

"Apakah orang yang menangis disana adalah ibu dari anak itu?" Tanya Andhika.

Warga yang tiba-tiba diberi pertanyaan oleh Andhika terkejut dan hanya mengangguk takut.

Aku pergi menemui ibu tersebut. Menatapnya dalam-dalam. Jika dia menangis itu artinya dia tidak setuju bukan? Mana ada menangis bahagia karena anaknya di pinang oleh orang yang 20 tahun lebih tua dari anaknya. Apalagi anak itu masih usia 13 tahun.

"Anda, menangis bahagia atau menangis sedih?" Tanyaku.

Sepertinya wanita itu terkejut karena aku bertanya seperti itu. Huft- jangankan wanita itu, Andhika juga tidak bisa menyembunyikan ekspresi wajah terkejutnya itu.

"Anda siapa?" Tanya seorang laki-laki disebelahnya yang sepertinya itu adalah Pak Sutris.

"Saya? Saya hanya pengunjung desa ini. Oh ya, anda belum menjawab pertanyaan saya." Aku duduk, menyesuaikan tinggi badanku dengan wanita itu.

"Anda menangis bahagia atau sedih?"

"Se-sedih..."

"Jika anda sedih, mengapa anda tidak menentang perbuatan mereka? Meski begitu terima kasih karena masih menjadi warga yang waras."

"Apa maksud dari perkataan anda?" Sekarang Pak Sutris angkat bicara.

"BATALKAN PERTUNANGAN INI!!!!"

"BAKAR SEMUA INI AGAR ACARA INI BATAL!!!!"

Ada keributan di luar. Tapi sepertinya keributan ini sangat bermanfaat.

"Andhika, bisakah kamu memeriksa apa yang terjadi di luar? Aku malas ingin keluar lagi. Aku akan lanjut menginterogasi kedua orang tua dari gadis kecil itu."

"Kamu bisa mengandalkanku." Ucap Andhika dan segera melenggang pergi.

----

Di luar situasinya cukup kacau. Ada beberapa warga desa yang membawa obor dan berteriak untuk membakar rumah ini. Dan yang baru aku sadari adalah, paman Kana juga terlibat.

"Pak Yatno! Sebenarnya ada apa ini!" Tanyaku disertai dengan teriak.

"Tidak ada waktu untuk bertanya! Tolong hentikan mereka sebelum mereka benar-benar membakar rumah ini!!"

Ck, sepertinya lingkungan desa ini bahkan lebih rumit dari yang aku duga. Sebenarnya ada apa dengan desa ini.

"TOLONG HENTIKAN SEMUANYA TENAANG!!!" Teriakku.

"HEY!! KAU SIAPA!? MEMANGNYA JIKA KAMI BERHENTI ACARA PERTUNANGAN INI AKAN DIBATALKAN!!" jawab salah seorang warga yang membawa obor.

"AKU JAMIN AKAN BERHENTI!!"

"HALAH PEMBOHONG AYO BAKAR SAJA RUMAH INI!! ORANG TUA YANG MENYIA-NYIAKAN HIDUP ANAKNYA HANYALAH SAMPAH!!!"

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jul 01 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Harja LestariTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang