Bad Dream

128 18 1
                                    


Gingetsune Gehenna x Souta Izumi
Fanfiction by siambisius

###

Dimana mana mimpi buruk itu tidak pernah menyenangkan. Malah terkesan menyiksa. Buku yang pernah Souta baca pernah bilang begini. Katanya, saat kita bermimpi buruk. Dan mimpi buruk itu tentang makhluq halus. Saat itu terjadi. Jiwa kita menolak untuk melakukan kontak. Menolak langsung ajakan komunikasi itu darinya. Saat Souta ingat lagi. Itu terasa menyeramkan. Sungguh. Itu menakutkan.

Souta memang sering mengalaminya. Entah itu karena mimpi tentang dikejar makhluq halus. Atau pun jatuh dari ketinggian. Yang mana itu membuat tidur Souta tergangggu. Sampai akhirnya ia pun berlanjut dengan insomnianya. Itu tak menyenangkan.

"Huh!"

Souta untuk kesekian kalinya terbangun. Mimpi jatuh dari ketinggian adalah sebab musababnya. Souta melebarkan matanya kian jadi, saat ia tak menemukan sedikit pun cahaya. Tak ada apa pun yang ditangkapnya selain kegelapan. Apa pemadaman listrik? Gumamnya bertanya. Ia mengendarkan pandangannya dengan menemukan bahwa di luar sedang turun salju. Cukup deras. Dan membuat udaranya kian dingin lagi. Souta mengusak wajah. Ia berangsur bangun. Menyelusuri tepian kasurnya untuk menemukan ponsel hijau miliknya yang rasanya telah ia letakkan di dekat bantal kepalanya. Tapi mengapa...?

"Sou?"

Suara Gin?! Souta spontan menyahut segera. Gin menyorot cahaya senter ponselnya pada Souta. Ia juga pergi meninggalkan kasurnya untuk duduk di kasur Souta. Souta menyipit mata. Cukup terganggu dengan silau cahayanya. Gin yang sadar, menariknya meninggi. Seakan akan membuat cahaya lampu dari atap atap kasur dua tingkat yang Souta tempati.

Gin mengusak anak rambut Souta saat peluh membanjiri wajahnya. Ia tinggalkan Souta hanya untuk meraih berlembar lembar tisu untuk mengelap keringat itu. Souta pasrah saat wajahnya di timpuki lembut tisu Gin. Souta menikmatinya.

"Mimpi buruk?"

Souta mengangguk kepala. "Aku jatuh dari ketinggian. Dan semuanya hanya laut." Paparnya tanpa diminta. Gin menanggapinya dengan senyum. "Lalu bagaimana?" Rajuknya halus. Souta melanjutkan lagi. "Dan aku terbangun." Celetuknya telak.

Gin tertawa gemas. Terkekeh pelan. Senter yang menyala jadi saksi bisu bagaimana wajah sumriah Gin menyilau terang di pandangan mata Souta. "Pemadaman listrik?" Tanyanya lugu. Gin masih menyunggingkan senyuman hangatnya. "Iya. Alarm peringatan cuaca tadi meninggalkan pesan tentang pemberitahuan akan pemedaman listrik di daerah."

Souta mengaduh lemas. Gin tertawa lagi. Kali ini dua tangannya membelai pipi Souta lembut. Ibu jarinya mengusak ngusak lembut. Wajahnya juga turut di goda. Gin mencubit ujung hidung mancung Souta. Yang dicubit pelan hanya mengggeram lucu. Ah, lumer rasanya.

Gin diam memandanginya. Keduanya bersitatap lama. Sampai akhirnya Gin melayangnya kecupan singkat dibibir Souta. Beberapa kali berupa ciuman singkat. Gin bilang, ia takut member memergokinya seperti terakhir kali. Jadi Gin menjaga diri.

"Gin." Giliran Souta yang menarik afeksinya. Souta kini bergantian menciumnya. Dari pipi kanan ke pipi kiri secara berulang ulang. Gin jadi gemas sendiri.

"Hm."

Souta terdiam. Lalu Gin menciumnya. Menarik Souta untuk ikut terjun dalam pergulatan lidah dalam rongga mulut Souta. Gelap lampu jadi nilai plus plus untuk Gin. Sempat sempatnya ia mematikan senter ponselnya. Dasar!

Pluk!

Kepala Gin terkena timbukan. Lagi lagi dari seorang Mikazuki Arion. Ah. Gin mendesah sebal. "Mengganggu saja!"

"Justru kaulah penganggu disini. Dasar pria kelebihan hormon."

Souta terkikih geli. Ia jadi teringat perihal kemarin. Dan sekarang terulang lagi ya.

END

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jan 23 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

01. Heartbeat || GINSOU || Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang