1. Pencuri

373 38 5
                                    

━━━━━━━━━━━━━

"Minggir!"

Tring!

Sakura hampir saja terjungkal ke samping kalau tidak sempat menahan diri. Desakan mendadak dari gadis yang menubruknya ketika tengah enak-enaknya berjalan santai membuat pemuda bersurai dwiwarna itu mendecak kesal. "Oi! Jalan tuh pakai mata, dong!" Sewotnya pedas. Muka Sakura langsung kusut.

Gadis dengan bunyi dering lonceng yang mengikuti figurnya selama berlari hanya mengabaikan. Terus menjauh hingga sosok tersebut menghilang di balik kerumunan. Sakura menaikkan alis heran, Cepat juga larinya.

"Hoi! Anak Furin! Apa yang kau lakukan?! Cepat kejar bajingan picik itu!"

"..???"

Alisnya terangkat sebelah, bingung dengan tuntutan sekelompok orang yang menghampiri. "Dia-- Gadis yang berlari tadi! Kau melihatnya 'kan? Dia baru saja mencuri tas seorang nenek, dan dia bilang isinya ada dompet dan surat-surat berharga. Pokoknya kau harus menyusulnya dan membawanya kembali kesini! Sial, larinya cepat sekali.. Aku kewalahan." Jelas salah seorang pria terengah-engah.

"Kenapa harus aku?"

"Hah? Apa maksudmu dengan 'Kenapa harus aku?'? Kau 'kan bagian dari Bofurin, harusnya kau yang menyelesaikan masalah ini, bocah!" Rujuknya pada setelan seragam sekolah yang dikenakan Sakura.

Mengernyit, Sakura dibuat panas.

Memangnya Bofurin penegak keadilan apa? Kenapa malah disuruh membantu orang? Pemuda itu hanya tahu kalau Furin adalah tempat orang-orang yang pandai bertarung dan saling bentrok dengan sesamanya untuk mencapai puncak.

"Kau saja yang kejar sendiri. Itu bukan urusanku." Ketusnya beralih pergi. "K-kenapa begitu?! Biasanya 'kan juga kalian yang--"

"Heh, kalian pikir aku pahlawan kesiangan apa?" Sakura berbalik, memandang mereka sinis. "Aku bukan petugas keamanan. Jangan menyuruhku yang tidak-tidak. Enyah sana." Usirnya pada mereka yang membelalakkan mata tak percaya.

Bugh!

"Argh!"

Sakura terlonjak kaget saat bogeman mentah tiba-tiba datang menghantam kepalanya dari atas.

Hiragi, pemimpin tim Tamon menyeret Sakura yang kelimpungan untuk menjauh. Kebetulan dia sedang berpatroli di jalan ini saat mendengar mulut Sakura yang lemes itu. "Bodoh! Jangan membuat citra baik yang sudah susah payah dibangun Umemiya hancur, anak baru! Kau bisa-bisa mati kucekik!" Ancamnya menatap Sakura berapi-api.

"H-ha?! M-memangnya apa salahku, sialan?!"

Pemuda dengan mata heterokromia mengaduh mengusap sayang kepalanya yang sakit, menatap kesal pada Hiragi yang seperti akan meletus. "Bofurin itu kelompok orang yang meladeni warga kota! Bukan merendahkan dan menolak mereka yang meminta pertolongan, kalau kau tidak tahu. Lain kali ingatlah itu! Karena sekarang kau sedang memakai seragam kebanggaan SMA Furin." Jelas panjang lebar Hiragi, otak Sakura semakin ciut karena kebingungan.

Apa mereka ini benar-benar orang Furin?

Tak lama kemudian, pemuda bersurai pirang platinum datang menghampiri mereka. "Hiragi-san, katanya ada pencuri yang kabur ke arah selatan. Ciri-cirinya memakai kacamata hitam dan masker untuk menutupi identitas diri. Juga, dia mengenakan semacam anting di telinga kiri. Warna rambutnya adalah (h/c)."

Mereka bertiga terdiam sejenak. Sedangkan Sakura hanya mengerjap bingung menatap Hiragi dan Kaji yang saling pandang. "..Kau tahu apa yang kupikirkan, Kaji?"

"Itu.. adalah (Name)."

"Benar!" Hiragi menjotoskan kedua telapak tangannya sambil menyeringai, "Akhirnya bocah itu kutemukan juga setelah berminggu-minggu. Pokoknya kali ini dia tidak akan kulepaskan." Geramnya segera berlari mencari pelaku. Ada persoalan yang belum dibereskan.

𝐁𝐑𝐄𝐄𝐙𝐄 [Wind Breaker] ━━━━━━━━━━━━━━━Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang