Keesokan paginya , naiknya baskara menerangi bilik tidur aeman , sirna kirana langit yang menyuluh wajah anggun seorang anak berkeluarga baharu yang bakal menjadi pendekar yang demi negerinya .
Matanya terbuka , melihat kanan-kiri , mencelik mata dan mengosok matanya , tiba-tiba , hatinya berkata..
"Aeman , tidakkah kamu lupa , hari ini hari apa , hari majlis istiadat bermula.. "
Lalu , aeman terus bangun dari katilnya , menjenguk jendela di luar seperti biasa , melihat banyak rakyat seluruh kampung , sedang mengibarkan tunggul , mengantung pajak bertulis " SELAMAT DATANG PENDEKAR BAHARU SUMATRA LARA UTARA " , seperti mereka semua berharap aeman bakal menjadi pendekar yang hebat . Aeman sendiri tidak percaya malah tidak yakin akan dirinya . Jadi bagaimana? adakah aeman akan terima keputusan itu? bukankah semalam dia sudah berbuat demikian?
Aeman membuka almari , mencari baju yang sesuai untuk dipakai , tetapi satu baju rasanya tidak sesuai, banyak yang kusut dan berdebu , banyak baju yang tidak sesuai dengan majlis istiadat . Tiba-tiba, pintu biliknya diketuk..
" Knock, knock "
" Aeman , ini mak endah datang kemari , mak endah ada bawakan pakaian "
Aeman pun membuka pintu , dan berkata..
" Eh , bersusah-payah sahaja mak endah "
" Tak mengapa , wahai parjaka bakal pendekar sayang , ini memang kerja mak endah , jemput pakailah ini , ini pakaian pendekar menghiasi kirana sabitah , tanjak yang gagah hitam warnanya "
" Tidak perlulah mak endah memuji saya , saya cuma bertuah , orang kata rezeki lah macam itu "
Mak endah senyum , lalu memegang bahu sebelah kanan nya , dan berkata dengan nada perlahan
" Nak.. jadilah pendekar yang teguh dan beramanah demi menjaga keamanan negeri ini iya , mak endah tidak mahu aeman menjadi tangisan kedua tuanku & tunku "
Aeman pun terkejut , mulut ternganga dan senyum akan kata-kata mak endah , aeman hanya mampu berkata..
" Insyaallah, jikalau diizinkan Allah SWT akanku berjanji demi menjaga negeri ini "
Tuanku & tunku sudah bersiap di anjung istana , menunggu persiapan anaknya aeman , semantara itu , pengawai istana sedang bercakap mengenai majlis istiadat kepada seluruh rakyat yang hadir pada majlis istiadat hari ini.
" Hadir sekalian , majlis istiadat kedua negeri Sumatra Lara Utara akan dimulakan tidak lama lagi "
Lalu , aeman pun menuruni tangga yang berpusing itu dan perlahan sedang menuju ke ruang majlis istiadat , sangat luas bagaikan dewan terbuka untuk orang yang tersangat banyak . Menampakkan dari atas , berpuluh juta rakyat yang hadir pada hari ini , demi melihat siapakah bakal menjadi pendekar untuk negeri itu .
Bunyi gendang & kompang sedang dimainkan , dan beberapa wanita membuat tarian ulek mayang , dan
pegawai istana berbicarakan lagi ." Malam sunyi meniup bayu ,
Sabitah indah menerangi jumantara ,
Terimalah ketibaan baharu ,
Bakal pendekar Sumatra Lara Utara . "" Anakanda , jemputlah duduk di kaus tengah ayahanda & bonda "
Ajakkan raja pada aeman , dan bicara diteruskan lagi ,
" Pendekar yang bahaduri
Menuliskan sesuatu adikarya
Tengku Aeman nama diberi
Sungguh kacak orangnya . "" Dijemput Tuanku , merasmikan anakanda bahrunya iktiraf sebagai pendekar Sumatra Lara Utara "
Raja pun bangun , menghadap aeman , lalu aeman bangun dan menunduk kepala , raja mengeluarkan keris dari sarung itu, menghulurkan ke kepala aeman atas sumpah lantik menjadi pendekar yang rasmi bagi negeri Sumatra Lara Utara .
Dan memberikan keris itu kepada aeman , keris pertama aeman dalam hidupnya , yang mewarisi dari turun ke tumurun .
" Wahai anakandaku , telah sekian lama ayahanda tidak merasa hidup bersama anak . "
" haa ?? " *Hairan si aeman
Tetapi , tidak mengapa aeman memang sememangnya telah mengetahui itu .
" Wahai ayahandaku , insyaallah dengan duli yang maha esa , akanku berjanji akan menjaga adipura Sumatra Lara Utara ini . "
Aeman terus menghadap pada semua orang , walaupun dia rasa gementar, tetapi jiwa dalam hatinya , membara menandakan tanda semangat untuk gelaran nya , rezeki yang diberi oleh Allah SWT .
" Wahai seluruh rakyat Sumatra Lara Utara , Dengan ini aku bersumpah keris emas ini bukti aku akan jaga adipura keagungan ini . Diakhir bicara , aku berjanji untuk selalu menjunjung tinggi keadilan dan kebenaran dan melindungi yang lemah dan berani melawan ketidakadilan !!! "
Sumpahan telah pun diangkat , perjanjian yang akan diingati sampai bila-bila, yang menjadi bukti bahawasanya " Tengku Aeman " adalah penganti pendekar secara sah .
" Tahniah anakku , walaupun baru cuma 2 hari kamu berada di alam ini , bonda yakin kehadiran kamu kesini menjadi tanda tanya, dan terbukti kamulah orang yang layak menggantikannya "
Kata permaisuri sambil menitiskan air mata yang jarang dilihat .
Tamatlah sudah majlis istiadat , bendera di luar sana sedang berkibar semangat , banyak makanan , hadiah dan pelbagai jenis hiburan disediakan oleh rakyatnya , menandakan sambutan pengganti pendekar .
Malam pun telah menjelma , aeman sangat terlampau lelah , lalu aeman mula ke bilik tidurnya , berjalan seorang , kepenatan , ketika sudah masuk ke biliknya , aeman ternampak ada sosokan roh yang sama seperti semalam , yang sedang melihat keluar jendela , menikmati malam yang indah , rupanya roh itu adalah arwah anak raja dan permaisuri itu , sebaik sahaja , aeman terkejut , roh itu cuba memusingkan kebelakangan, aeman cuba mahu lari tetapi dia sudah sangat lelah , banyak peluh keluar dari badan menandakan aeman ini sedang dalam ketakutan , roh itu hanya datang perlahan pada aeman , dengan berbisik...
" Aeman.. , tahniah kembarku , berpegang janji pada amanahku ini , adakala aku ada lagi , tidak akan ku biarkan semua orang menangis dan membenciku lagi , harapan yang hancur seperti debu , yang buatkan harapan ayah dan bonda ku hancur
"" Selamat tinggal wahai parjaka impiannya , mungkin suatu hari akanmu tahu seperti mana perjuangan mu bersama nya , dikala atma sedang menikam jiwa berkali-kali . Ku selalu merindukan nya "
Tiba-tiba...
YOU ARE READING
𝙃𝘼𝙇𝙐𝙎𝙄𝙉𝘼𝙎𝙄 𓇢𓆸 || HOLD
Romance- adakala mimpi yang seakan kenyataan - 𝐏𝐔𝐓𝐄𝐑𝐈 𝐌𝐀𝐒𝐘𝐈𝐓𝐀𝐇 , bidadari yang terwujud dikalangan wanita-wanita lain , sungguh terpesona sehingga kehadirannya menyedari oleh beliau , seorang pahlawan jejaka yang teguh atas tanah air tetapi l...