BAB 8 𓇢𓆸

15 3 0
                                    

Keesokan paginya , naiknya baskara menerangi bilik tidur aeman , sirna kirana langit yang menyuluh wajah anggun seorang anak berkeluarga baharu yang bakal menjadi pendekar yang demi negerinya .

Matanya terbuka , melihat kanan-kiri , mencelik mata dan mengosok matanya , tiba-tiba , hatinya berkata..

"Aeman , tidakkah kamu lupa , hari ini hari apa , hari majlis istiadat bermula.. "

Lalu , aeman terus bangun dari katilnya , menjenguk jendela di luar seperti biasa , melihat banyak rakyat seluruh kampung , sedang mengibarkan tunggul , mengantung pajak bertulis " SELAMAT DATANG PENDEKAR BAHARU SUMATRA LARA UTARA " , seperti mereka semua berharap aeman bakal menjadi pendekar yang hebat . Aeman sendiri tidak percaya malah tidak yakin akan dirinya . Jadi bagaimana? adakah aeman akan terima keputusan itu? bukankah semalam dia sudah berbuat demikian?

Aeman membuka almari , mencari baju yang sesuai untuk dipakai , tetapi satu baju rasanya tidak sesuai, banyak yang kusut dan berdebu , banyak baju yang tidak sesuai dengan majlis istiadat . Tiba-tiba, pintu biliknya diketuk..

" Knock, knock "

" Aeman , ini mak endah datang kemari , mak endah ada bawakan pakaian "

Aeman pun membuka pintu , dan berkata..

" Eh , bersusah-payah sahaja mak endah "

" Tak mengapa , wahai parjaka bakal pendekar sayang , ini memang kerja mak endah , jemput pakailah ini , ini pakaian pendekar menghiasi kirana sabitah , tanjak yang gagah hitam warnanya "

" Tidak perlulah mak endah memuji saya , saya cuma bertuah , orang kata rezeki lah macam itu "

Mak endah senyum , lalu memegang bahu sebelah kanan nya , dan berkata dengan nada perlahan

" Nak.. jadilah pendekar yang teguh dan beramanah demi menjaga keamanan negeri ini iya , mak endah tidak mahu aeman menjadi tangisan kedua tuanku & tunku "

Aeman pun terkejut , mulut ternganga dan senyum akan kata-kata mak endah , aeman hanya mampu berkata..

" Insyaallah, jikalau diizinkan Allah SWT akanku berjanji demi menjaga negeri ini "

Tuanku & tunku sudah bersiap di anjung istana , menunggu persiapan anaknya aeman , semantara itu , pengawai istana sedang bercakap mengenai majlis istiadat kepada seluruh rakyat yang hadir pada majlis istiadat hari ini.

" Hadir sekalian , majlis istiadat kedua negeri Sumatra Lara Utara akan dimulakan tidak lama lagi "

Lalu , aeman pun menuruni tangga yang berpusing itu dan perlahan sedang menuju ke ruang majlis istiadat , sangat luas bagaikan dewan terbuka untuk orang yang tersangat banyak . Menampakkan dari atas , berpuluh juta rakyat yang hadir pada hari ini , demi melihat siapakah bakal menjadi pendekar untuk negeri itu .
Bunyi gendang & kompang sedang dimainkan , dan beberapa wanita membuat tarian ulek mayang , dan
pegawai istana berbicarakan lagi .

" Malam sunyi meniup bayu ,
Sabitah indah menerangi jumantara ,
Terimalah ketibaan baharu ,
Bakal pendekar Sumatra Lara Utara . "

" Anakanda , jemputlah duduk di kaus tengah ayahanda & bonda "

Ajakkan raja pada aeman , dan bicara diteruskan lagi ,

" Pendekar yang bahaduri
Menuliskan sesuatu adikarya
Tengku Aeman nama diberi
Sungguh kacak orangnya . "

" Dijemput Tuanku , merasmikan anakanda bahrunya iktiraf sebagai pendekar Sumatra Lara Utara "

Raja pun bangun , menghadap aeman , lalu aeman bangun dan menunduk kepala , raja mengeluarkan keris dari sarung itu, menghulurkan ke kepala aeman atas sumpah lantik menjadi pendekar yang rasmi bagi negeri Sumatra Lara Utara .

Dan memberikan keris itu kepada aeman , keris pertama aeman dalam hidupnya , yang mewarisi dari turun ke tumurun .

" Wahai anakandaku , telah sekian lama ayahanda tidak merasa hidup bersama anak . "

" haa ?? " *Hairan si aeman

Tetapi , tidak mengapa aeman memang sememangnya telah mengetahui itu .

" Wahai ayahandaku , insyaallah dengan duli yang maha esa , akanku berjanji akan menjaga adipura Sumatra Lara Utara ini . "

Aeman terus menghadap pada semua orang , walaupun dia rasa gementar, tetapi jiwa dalam hatinya , membara menandakan tanda semangat untuk gelaran nya , rezeki yang diberi oleh Allah SWT .

" Wahai seluruh rakyat Sumatra Lara Utara , Dengan ini aku bersumpah keris emas ini bukti aku akan jaga adipura keagungan ini . Diakhir bicara , aku berjanji untuk selalu menjunjung tinggi keadilan dan kebenaran dan melindungi yang lemah dan berani melawan ketidakadilan !!! "

Sumpahan telah pun diangkat , perjanjian yang akan diingati sampai bila-bila, yang menjadi bukti bahawasanya " Tengku Aeman " adalah penganti pendekar secara sah .

" Tahniah anakku , walaupun baru cuma 2 hari kamu berada di alam ini , bonda yakin kehadiran kamu kesini menjadi tanda tanya, dan terbukti kamulah orang yang layak menggantikannya "

Kata permaisuri sambil menitiskan air mata yang jarang dilihat .

Tamatlah sudah majlis istiadat , bendera di luar sana sedang berkibar semangat , banyak makanan , hadiah dan pelbagai jenis hiburan disediakan oleh rakyatnya , menandakan sambutan pengganti pendekar .

Malam pun telah menjelma , aeman sangat terlampau lelah , lalu aeman mula ke bilik tidurnya , berjalan seorang , kepenatan , ketika sudah masuk ke biliknya , aeman ternampak ada sosokan roh yang sama seperti semalam , yang sedang melihat keluar jendela , menikmati malam yang indah , rupanya roh itu adalah arwah anak raja dan permaisuri itu , sebaik sahaja , aeman terkejut , roh itu cuba memusingkan kebelakangan, aeman cuba mahu lari tetapi dia sudah sangat lelah , banyak peluh keluar dari badan menandakan aeman ini sedang dalam ketakutan , roh itu hanya datang perlahan pada aeman , dengan berbisik...

" Aeman.. , tahniah kembarku , berpegang janji pada amanahku ini , adakala aku ada lagi , tidak akan ku biarkan semua orang menangis dan membenciku lagi , harapan yang hancur seperti debu , yang buatkan harapan ayah dan bonda ku hancur
"

" Selamat tinggal wahai parjaka impiannya , mungkin suatu hari akanmu tahu seperti mana perjuangan mu bersama nya , dikala atma sedang menikam jiwa berkali-kali . Ku selalu merindukan nya "

Tiba-tiba... 

 

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.
𝙃𝘼𝙇𝙐𝙎𝙄𝙉𝘼𝙎𝙄 𓇢𓆸 || HOLDWhere stories live. Discover now