Happy reading🌼🌼🌼
Naura berjalan dikoridor sekolah bersama Dira, sembari membawa segelas kopi yang masih panas. Saat tengah berjalan Naura tidak sengaja menabrak Angkasa dan membuat Hoodie laki-laki itu basah dan tangannya terkena luka bakar karena memang kopi tersebut masih sangat panas.
"M-maaf Sa. G-gue nggak sengaja"
Angkasa hanya meringis melihat luka yang ada ditangannya.
Tanpa basa-basi, Naura meninggalkan Dira dan segera menarik pergelangan tangan Angkasa dan membawanya ke UKS.
Disana ia langsung mengambil kotak P3K dan segera mengobati luka Angkasa tersebut.
"Maafin gue, Sa"
"Hm"
"Lo marah sama gue?"
"Nggak"
Naura menghembuskan nafasnya pelan. Ia mengobati luka Angkasa dengan hati-hati dan telaten.
"Lepas hoodie lo. Biar gue cuciin di rumah" titah gadis itu
Tanpa berkata apapun, Angkasa langsung melepas hoodienya membuat Naura sedikit canggung karena tidak sengaja melihat sixpack Angkasa yang seragamnya terangkat.
Naura menerima Hoodie yang disodorkan Angkasa untukmu. Selesai mengobati Angkasa, Naura pamit untuk pergi karena masih harus mengepel kopinya yang jatuh tadi.
"Sa, udah nih. Gue pergi dulu ya. Sekali lagi maafin gue"
Saat Naura akan beranjak, pergelangan tangannya dipegang sedikit erat oleh laki-laki itu
"Apa lagi?" Tanya Naura kemudian
"Makasih" ucap Angkasa lalu melepas tangan gadis itu dan membiarkannya pergi
Naura berlari menuju kantin dengan membawa pel, tetapi disana sudah ada Rafael yang membersihkan tumpahan kopi tersebut.
"El?" Panggil Naura yang memasang wajah bingung terhadap Rafael
"Eh, Nau"
"Sini gue bersihin, El"
"Gapapa, Nau. Nanggung tinggal dikit lagi"
"Iya, itu gue aja yang bersihin"
"Gue aja, Nau"
"Enggak, El"
"Nau, hati-hati"
Saat Naura akan melangkahkan kakinya, ia tidak sengaja terpeleset oleh tumpahan kopi itu. Tetapi dengan sigap Rafael menahan Naura agar gadis itu tidak terjatuh.
Kedua mata itu saling menatap. Entah mengapa jantung Rafael berdegup kencang saat menatap mata hitam pekat milik gadis itu. Naura melepas pelukan itu terlebih dahulu dan membuat keduanya menjadi sangat canggung.
"Makasih ya, El. Gue jadi nggak enak sama lo"
"Santai aja"
🌼🌼🌼🌼
Minggu pagi, Naura memutuskan untuk pergi ketoko bunga untuk membeli bunga kesukaannya, bunga mawar putih. Ia bersiap-siap mengenakan rok hitam selutut, kaos lengan pendek berwarna hitam dengan cardigan. Seperti biasa gadis itu hanya mengurai rambutnya dan make up secara natural.
Ia berangkat mengendarai mobil ketempat yang ditujunya. Gadis itu turun lalu masuk ke dalam toko bunga itu. Disana, Naura melihat-lihat bunga cantik yang dipajang. Ia melihat bunga kesukaannya tersusun rapi di rak paling depan.
Naura mengambil satu petik mawar putih dan menghirup aroma harum dari bunga tersebut.
"Lo suka mawar putih?" Suara khas dari seseorang itu sanggup membuat Naura menoleh ke arahnya
"Angkasa, lo disini?" Tanya Naura yang hanya mendapat respon datar dari laki-laki itu
Angkasa mengambil 1 petik mawar putih lalu menghirupnya
"Lo juga suka mawar putih, Sa?" Tanya Naura lagi
"Suka, dia cantik kayak lo"
Jantung Naura berdegup kencang, bibirnya tidak bisa menahan senyuman. Ia menggigit bibirnya agar tidak tampak jika ia tersenyum.
Sebenarnya saat Angkasa mengatakan itu ia tidak tahu kenapa mulutnya bisa mengatakan hal semacam itu
"Mau gue beliin mawar putih?" Tawar Angkasa
"Emang boleh?"
Angkasa langsung membeli 1 petik mawar putih dan memberikan khusus untuk Naura.
"Buat lo"
Naura menerima mawar putih itu dengan ukiran senyum manis yang terpasang dibibirnya
"Makasih"
"Nggak mau ngobrol dulu?"
Sebenarnya, Naura sedikit heran dengan sikap Angkasa, ia cuek tapi entah kenapa Naura sangat nyaman berada di samping laki-laki itu.
Begitupun sebaliknya, Angkasa mengajak Naura ke taman dekat toko bunga itu. Lama keduanya duduk tanpa ada yang membuka suara. Sampai Angkasa memanggil Naura terlebih dulu.
"Nau"
Merasa terpanggil, gadis itu pun menghadap Angkasa dengan tatapan penuh tanda tanya
"Ya?"
"Gue orangnya gini jadi jangan heran"
"Tapi kenapa lo tiba-tiba beliin gue mawar putih?"
"Gue tau lo suka, gue juga suka"
Thank you🌼